DODOKUGMIM.Jemaat yang dikasihi dan diberkati oleh Tuhan Yesus….
Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengucap syukur. Karena sebagai manusia yang hidup di dunia ini selalu merasakan berkat dari Tuhan, sehingga mengucap syukur adalah respon iman seseorang untuk berterima kasih kepada Tuhan. Inilah yang Tuhan mau untuk kita lakukan sebagai orang yang beriman, menyadari bahwa hidup ini hanya bergantung kepada-Nya. Di saat susah dan senang kiranya tindakan sadar untuk mengucap syukur terus dilakukan, karena kita percaya bahwa Tuhan selalu ada bersama dengan kita.
Namun pada kenyataannya terkadang manusia mengucap syukur hanya pada keadaan tertentu, ketika keadaan seseorang baik maka bersyukur tapi kalau keadaan seseorang tidak baik justru meninggalkan Tuhan, padahal sebenarnya manusia diajarkan untuk mengucap syukur dalam segala hal. Sebagaimana kehidupan Paulus yang selalu mengucap syukur kepada Tuhan atas tuntunan dan penyertaan-Nya dalam setiap karya pelayanan yang ia lakukan. Jika kita melihat isi surat-surat Paulus bahwa ucapan syukur kemudian diserati dengan doa adalah peran yang sangat penting, sehingga lewat tindakan mengucap syukur membuat kesadaran iman menjadi dewasa dan bertumbuh di dalam Tuhan.
Jemaat yang dikasihi dan diberkati oleh Tuhan Yesus….
Tesalonika adalah ibu kota Makedonia, Romawi. Paulus bersaksi di kota itu dalam misi pekabaran injilnya dalam waktu yang sangat singkat dikarenakan sekelompok orang-orang Yahudi mengusir keluar dari Tesalonika. Melalui pergumulan yang dialami dalam pelayanannya di Tesalonika, maka Paulus hendak memberi dorongan dan menguatkan jemaat supaya tetap hidup beriman kepada Yesus Kristus bersama dengan rekan-rekan sekerja Paulus yakni Silwanus dan Timotius. Paulus menulis surat 1 Tesalonika untuk memuji iman mereka yang oleh karena pelayanan Paulus telah membuat hidup mereka berbalik dari keadaan meraka sebelumnya penyembah berhala menjadi jemaat yang hidup melayani dan memuliakan Allah. Paulus menginginkan jemaat di Tesalonika bahwa Allah menghendaki mereka hidup menurut kehendak-Nya. Khusus dalam konteks pembacaan Alkitab dalam 1 Tesalonika 5:12-22 Paulus memberi nasihat kepada jemaat di Tesalonika untuk hidup sebagai satu persekutuan jemaat maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Nasihat Paulus dalam ayat 12 dan 13 bahwa hendaklah jemaat memiliki sikap untuk menghormati mereka yang bekerja keras. Menghargai setiap orang yang melayani Tuhan karena tanggung jawab pelayanan yang diberikan kepada pelayan semuanya berasal dari Tuhan. Dengan sikap menghormati dan menghargai adalah wujud tindakan orang beriman. Karena sesungguhnya tugas pemimpin yakni memelihara serta mengajar jemaat tentang kasih dan apa yang baik tapi juga menuntun untuk jemaat tetap hidup di dalam Tuhan, didalamnya juga ada teguran dan ada nasehat yang dapat membangun sikap hidup jemaat untuk berlaku dan bertindak yang benar. Oleh karena itu, setialah kepada mereka yang dipercayakan Tuhan untuk memimpin karena meraka adalah hamba yang dipakai dan diberi kuasa untuk melayani jemaat. Hiduplah berdamai dengan sesama artinya hidup yang dipenuhi dengan rasa sukacita dan rasa bahagia dalam persekutuan bersama, sehingga tidak ada perpecahan karena tidak mungkin Injil diberitakan dalam lingkungan dan suasana yang dipenuhi dengan kebencian. Hidup dalam perdamaian mendatangkan berkat.
Selanjutnya Paulus hendak menasihatkan jemaat Tesalonika dalam ayat 14 menyebutkan mereka yang membutuhkan perhatian dan perawatan khusus. Kata yang dipakai untuk “tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib” artinya meraka yang menyimpang dari cara hidup yang benar hendaknya menegur dan memperingatkan kepada mereka yang tidak teratur hidupnya. Memberi perhatian dan menghibur bagi mereka yang tawar hati, membelah yang lemah serta sabar terhadap semua orang. Maka dalam tekanan yang berat sekalipun diajak jemaat untuk tetap tabah, kuat dan sabar menghadapi setiap hidup yang dialami dengan berpegang selalu pada Tuhan.
Sebagai orang beriman terus dinasihati menjalani hari-hari hidup yang Tuhan anugerahkan hendaknya di dalamnya jemaat “Bersukacita senantiasa” (ayat 16). Hidup yang diliputi sukacita adalah kasih karunia Allah yang diberikan kepada orang percaya apapun keadaannya. Sukacita mengandung spiritual yang mengharuskan setiap orang senantiasa merasa sukacita di dalam Tuhan. Merasakan sukacita bagaikan disinari cahaya matahari. Maka kekristenan sejati hendaknya membawa sukacita dan bukan sesuatu yang menindih atau yang menyedihkan. “Tetaplah berdoa” (ayat 17) doa adalah nafas hidup orang percaya. Dimana doa adalah sarana jemaat untuk berkomunikasi membangun hubungan yang penuh dengan Tuhan, oleh karenanya Paulus mengajarkan untuk tidak mengabaikan doa. Kerena dengan doa jemaat bisa mencurahkan segala keluh kesah bahkan seluruh isi hati jemaat sekalipun banyaknya tantangan dan pergumulan yang dihadapi. Doa yang disertai dengan mengucap syukur adalah tanda jemaat menikmati berkat dan penyertaan-Nya. Itulah Paulus menasihatkan kepada jemaat bahwa selalu ada sesuatu yang karenanya jemaat layak mengucap syukur, bahkan pada hari yang gelap sekalipun jemaat senantiasa mengucap syukur dan oleh karenanya ungkapan Paulus dalam nasihatnya “Mengucap syukurlah dalam segala hal” (ayat 18) maka sebagai orang beriman ketika punya sikap dan tindakan sadar mengucap syukur, maka inilah yang Tuhan kehendaki untuk dilakukan dalam hidup.
Dalam ayat 19 sampai 21 Paulus menutup suratnya agar jemaat jangan memadamkan Roh karena Roh adalah penuntun kehidupan jemaat-Nya dan jangan memandang rendah nubuat-nubuat karena merekalah yang menyampaikan firman Allah kepada jemaat-Nya. Paulus juga menasihati libatkanlah Tuhan dalam menguji segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan serta memelihara diri untuk menjauhkan diri dari segala jenis kejahatan.
Jemaat yang dikasihi dan diberkati oleh Tuhan Yesus….
Melalui bacaan warga GMIM saat ini, mengusung tema “Etika Pengucapan Syukur”. Etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral. Mengajak bagi jemaat sebagai orang percaya untuk memiliki sikap hidup yang baik di dalamnya hidup yang tahu mengucap syukur. Hidup yang mengucap syukur artinya hidup yang selalu berterima kasih untuk kehidupan dan berkat yang diberikan Tuhan kepada jemaat dan menjalani hidup dalam perbuatan baik. Di dalam hidup kita biarlah sebagai orang percaya selalu mengucap syukur senantiasa bahwa pemberitaan injil tetap terus diperdengarkan, dan direnungkan serta diberlakukan dalam hidup ini. Sebagai orang beriman hendaknya menghargai dan menghormati mereka yang telah diberi kepercayaan dalam pelayanan baik Syamas, Penatua, Guru Agama dan Pendeta serta mereka yang mengemban tanggung jawab pelayanan yang senantiasa menjalankan tugas untuk menuntun, mengarahkan dan membimbing jemaat untuk kehidupan yang lebih baik sehingga kerja pelayanan gereja tetap terus berjalan dan senantiasa memberi diri dan taat pada setiap kerja pelayanan yang ada. Kita masih diperhdapakan dengan pergumulan pandemi Covid-19 dan harapan kita semua kiranya pandemi ini cepat berlalu. Para pemimpin gereja dan pemerintah terus berupaya untuk memberikan yang terbaik. Oleh karenanya sebagai jemaat dan masyarakat hendaknya menopang setiap program sebagaimana anjuran lewat mematuhi protocol kesehatan. Tak jarang diantara kita sering melihat bahkan pun kita sendiri merasakan apakah kita sudah mematuhi segala aturan yang ada? Tekadang kita pun melanggar aturan yang ada, malahan mereka yang melanggar di tegur supaya sadar dan mendapat efek jerah akan aturan yang berlaku saat ini. Di dalam kehidupan jemaat kiranya senantiasa menciptakan kedamaian baik dalam perksekutuan keluarga, jemaat dan masyarakat. Membangun perdamaian akan memelihara persekutuan yang kita ciptakan menjadi utuh bahkan menjauhakan dari segala perpecahan. Maka sudah saatnya jemaat untuk hidup damai tapi juga selalu memperhatikan kehidupan sesama. Di dalamnya saling mengibur bagi mereka yang sedih, menjunjung tinggi keadilan bahkan sabar dalam menghadapi segala sesuatu.
Jemaat yang dikasihi dan diberkati oleh Tuhan Yesus….
Melaui sikap hidup yang berkenan kepada Tuhan tandanya jemaat memakai waktu ini dengan selalu berbuat apa yang baik serta mengucap syukur senantiasa. Bersukacita dan mengucap syukur adalah tanda seseorang merespon untuk setiap berkat yang Tuhan berikan. Hendaklah sukacita itu tetap terus teralami dalam kehidupan senantiasa. Dan dalam segala keadaan kiranya jemaat selalu mengucap syukur dengan selalu berdoa karena doa adalah kekuatan kita untuk memanjatkan syukur tapi juga memohon kekutaun dari Tuhan untuk setiap tantangan hidup yang dialami. Terkadang manusia terlena dengan segala keadaan tanpa mengucap syukur dan berdoa kepada Tuhan. Dalam keadaan apapun kehidupan ini hendaknya jemaat mengucap syukur, baik atau tidak baik kedadaannya. Sebab hal yang demikian yang dikehendaki oleh Tuhan. Andalkanlah kekutaun Roh Kudus sebagai penuntun hidup manusia untuk selau mengucap syukur serta memegang kebenaran firman Tuhan yang mampu menentun hidup umat-Nya untuk menjauhkan diri dari perbuatan jahat dan terus melalukan kebaikan. Tuhan Yesus memberkati. Amin.