DODOKUGMIM.COM – Pendidikan Kristen merupakan salah satu pilar kokoh yang menopang berdirinya Gereja Masehi Injili di Minahasa. Pilar yang melengkapi dan membekali bahkan mengubah kehidupan setiap warga jemaat lewat Pendidikan Kristen mengantar warga Jemaat GMIM mampu keluar dari kebodohan dan kemiskinan, bahkan mampu” menghidupkan” orang lain, ‘Si Tou Timou Tumou Tou’.
Pendidikan Kristen membuat warga Jemaat GMIM menjadi Tou Keter, Tou Ente’ dengan makna untuk menunjukan kecakapan, kemampuan dan kepinteran bahkan mampu menjadi contoh dan teladan. Mampu berkiprah di daerah sendiri, tingkat nasional bahkan dunia. Dasar Pendidikan Kristen yaitu Firman Tuhan, mampu memberdayakan GMIM untuk memperlengkapi semua anggota Jemaat menjadi orang Kristen sejati.
Tuhan mengasihi Tanah Minahasa, kehadiran para Zendeling merupakan Kasih Allah yang besar bagi Tanah Minahasa, sehingga dengan mengenal Injil yang membawa perubahan besar, kehidupan Tou Minahasa menjadi orang yang berpendidikan, mempunyai nilai-nilai kehidupan yang baik dan ketrampilan dalam berbagai bidang kehidupan.
Berbicara para Zendeling ada beberapa Tokoh yang menjadi sorotan kita dalam membangun kehidupan Tou Minahasa dalam Pendidikan Kristen. Gerrit Jan Hellendoorn tokoh Zendeling yang disebut sebagai ‘Peletak dasar misi Protestan dan Pendidikan’ di tanah Toar Lumimuut (Grondlegger van de Zending in Minahasa).
Dialah yang mendesak NZG untuk mengirimkan tenaga pekabar Injil untuk daerah Minahasa, Ia bertemu dengan sejumlah kepala Negeri di Tondano dan berjanji mendirikan gedung sekolah dan rumah bagi para Guru, Ia merekrut tenaga-tenaga pribumi dan mendidik mereka. Tahun 1828 berdirilah sekolah yang pertama di daerah Tondano. Atas upayanya, ia menampung orang muda di rumahnya untuk menjadi murid piara. Upayanya menjadi fondasi yang kokoh dalam membangun pilar Pendidikan Kristen di tanah Minahasa.
Pada tanggal 12 Juni 1831, permintaan Hellendoorn untuk penambahan tenaga Pekabaran Injil dikabulkan oleh NZG dengan mengutus Johann F. Riedel dan Johan G. Schwarz. Dengan kehadiran mereka, Hellendoorn merasa terbantu sebab usahanya untuk membangun sekolah-sekolah dan Gereja akan semakin lancar. Tuhan memakai luar biasa Riedel dan Schwarz sehingga lanjutan pembangunan pendidikan Kristen di Tanah Minahasa sungguh berhasil. Johan F. Riedel pada tahun 1833 bersama dengan orang-orang Tondano mendirikan gedung Sekolah di Wanua Katinggolan dengan nama Volks School.
Katekisasi/Pengajaran bagi Katekisan dan guru sekolah diupayakannya. Pada 1847 peserta Katekisasi sampai berjumlah 120 orang dan 300 pendengar. Di rumahnya, ia mendidik kaum muda membaca, menulis dan berhitung, mengajarkan anak laki-laki bertani, bertukang dan berternak. Anak perempuan diajari menjahit, menyulam, menyetrika, membersihkan perabot rumah tangga serta memasak. Dengan pendekatannya yang luar biasa, berdirilah gereja-gereja dan ditempatkanlah guru-guru untuk mengajar serta memberitakan Injil.
Riedel menggunakan metode pelipatgandaan Rohani yaitu mengkaderkan orang pribumi yang bersedia melayani di daerah pedalaman. Riedel mewariskan tentang saksi baptisan yang di Minahasa dikenal dengan ‘Papa Ani’ dan ‘Mama Ani’ dengan tugas membimbing kehidupan Rohani anggota Baptisan.
Johan G. Schwarz, Ia menyusun buku untuk menjadi sarana pembantu untuk pengajaran Katekisasi. Ia membangun sekolah Kristen dan Sekolah alifuru bagi mereka yang belum menerima Injil. Sekolah alifuru ini lama kelamaan menjadi Sekolah Zending. Ia mendidik para pemuda untuk menjadi motor dalam pembangunan Jemaat dan sekolah.
Pelayananya yang sampai ke Ratahan dan di sana ia membangun Sekolah. Ialah penginjil pertama yang mengangkat jabatan Penatua dan Diaken (Syamas) di Minahasa yang bertugas sebagai pengawas dan mengambil bagian dalam perundingan mengenai kepentingan rumah tangga Jemaat. Dan Ia juga mengajarkan teknik pertukangan, pertanian bahkan Kesehatan. Kehadiran Para Zendeling ini berpengaruh pada Pendidikan Kristen di Tanah Minahasa.
Sejak 12 Juni 1831, sudah 189 tahun Pendidikan Kristen berakar semakin kuat di Tanah Minahasa, GMIM memiliki kurang lebih 900 sekolah dari PAUD sampai Perguruan Tinggi. Semangat Zendeling harus nyata dalam meningkatkan mutu sekolah milik GMIM. Peningkatan SDM dan pengadaan SDM Guru perlu diupayakan terus oleh GMIM.
Katekisasi yang membangun Iman, pengharapan dan kasih Jemaat, penataan program yang baik, tanggungjawab Pelayan Khusus yang terus diperlengkapi nyata dalam membangun Persekutuan, Kesaksian dan Pelayanan di GMIM agar semua anggota Jemaat terlayani dengan baik.
GMIM adalah Gereja Tuhan yang bergerak terus untuk membangun Jemaat-Nya, Semangat para Zendeling menjadi semangat GMIM saat ini untuk memperlengkapi Jemaat lewat Pendidikan Kristen.(dodokugmim.com/joshuaumboh)