
DODOKUGMIM.Saudaraku yang dikasihi dan diberkati Tuhan
Bunda Teresa seorang pejuang kemanusiaan pernah berkata: “Aku hanya ingin agar anda mempedulikan tetangga sebelah rumah anda. Apakah anda mengenal tetangga sebelah rumah anda?” Sepenggal kalimat bijak ini menggugah kita untuk merenungkan sejauh mana kita telah hidup berdampingan dengan orang lain? Ataukah selama ini kita hidup hanya berpusat pada diri sendiri? Meskipun tetangga disebut sebagai keluarga terdekat namun dalam kenyataan ternyata ada orang yang memang tidak mengenal tetangga sebelah rumahnya. Ada orang yang tidak mau peduli dengan orang disekitarnya.
Saudaraku yang dikasihi dan diberkati Tuhan
Sesungguhnya dalam segala kelemahan dan keterbatasan kita sadar bahwa kita tidak dapat hidup sendiri, kita selalu butuh orang lain. Karena itu sangatlah penting untuk hidup saling memperhatikan dan peduli seorang terhadap yang lain. Pentingnya hidup bersama dengan orang lain juga diatur dalam persekutuan umat Israel. Sebelum mereka memasuki tanah perjanjian, tepatnya di seberang sungai Yordan, di padang gurun di Araba-Yordan di tentangan Suf, Musa mengingatkan kembali tentang perbuatan-perbuatan Allah serta semua hukum, ketetapan dan peraturan yang harus mereka lakukan ketika masuk ke Kanaan. Dalam hal ini secara khusus umat Israel dilarang untuk membuat sesamanya menderita dan harus berbela rasa dengan sesama terutama mereka yang miskin.
Saudaraku yang dikasihi dan diberkati Tuhan
Kita lihat dalam perikop ini beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh umat Israel dalam hubungan dengan sesamanya agar tercipta kehidupan yang saling mengasihi, saling membangun, berkeadilan dan sejahtera.
- Meskipun gadai atau jaminan itu penting sebagai pengikat ketika berhutang, tetapi atas dasar kasih dan kemanusiaan orang yang memberi pinjaman tidak boleh mengambil milik berharga orang berhutang apalagi menyangkut kelangsungan hidupnya, misalnya kilangan atau batu kilangan karena alat itu dipakai untuk membuat tepung persediaan roti untuk dimakan setiap hari. Dan merekapun wajib mengembalikan barang gadaian yang diambil dari orang miskin pada waktu matahari terbenam.
- Setiap orang harus mengasihi dan menghargai hidup sesamanya. Tindakan menculik atau menjual saudaranya (trafficking) merupakan praktek ketidakadilan yang harus mendapatkan hukuman berat. Sanksi ini menunjukan bahwa hukum dan keadilan selalu berpihak pada kehidupan dan menghargai hidup manusia sebagai anugerah.
- Umat Israel harus melakukan dengan tepat dan setia segala yang diajarkan Tuhan melalui para imam orang Lewi.
Pengalaman Miryam dengan penyakit kustanya adalah sebuah peringatan. Bahwa yang harus diingat dan diperhatikan bukan semata-mata penyakitnya tapi alasan mengapa hal itu terjadi yaitu karena dosa pemberontakan. (Kita bisa lihat kisah ini dalam Bilangan 12)
- Orang yang memberi pinjaman kepada sesamanya harus tetap menjaga martabat dan harga diri orang yang berhutang. Tidak boleh mengambil secara paksa atau menyita barang untuk dijadikan gadaian. Benar ada hutang yang belum dibayar, tetapi jangan hal itu menjadi alasan untuk mempermalukan orang yang berhutang. Hutang adalah hutang tetapi tidak boleh “membunuh” masa depan orang yang berhutang.
- Atas dasar kasih dan kepedulian umat Israel tidak boleh memeras pekerja harian yang miskin dan menderita atau menahan upah mereka karena hanya dari hasil kerja itulah mereka bisa bertahan hidup.
- Seorang ayah tidak boleh dihukum mati karena anaknya demikianpun sebaliknya. Keadilan harus ditegakkan! Yang bersalah dihukum dan yang tidak bersalah dibebaskan, karena setiap orang harus bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. (bandingkan dengan apa yang ditulis dalam II Raja-Raja 14:6).
- Umat Israel tidak boleh memperkosa hak orang asing, anak yatim dan janda. Mereka jangan menjadi sasaran keegoisan dan keserakahan manusia, justru merekalah yang perlu mendapat perhatian dan cinta kasih
- Ketika menuai hasil panen harus mengingat bagian orang asing, anak yatim dan janda. Mengingatkan umat bahwa kemurahan hati untuk saling berbagi sangatlah penting dalam rangka menciptakan kehidupan yang sejahtera terutama bagi mereka yang membutuhkan.
Saudaraku yang dikasihi dan diberkati Tuhan
Di dalam perikop ini kita lihat berulang kali kata “janganlah”, “harus” dan “ingat” dipakai untuk menegaskan betapa pentingnya segala peraturan, hukum dan ketetapan Tuhan yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh umat Israel. Masa lalu mereka sebagai budak di tanah Mesir adalah hal penting yang harus selalu diingat, untuk menyadarkan umat bahwa mereka dahulu sangatlah menderita sebagai orang asing di tanah Mesir dan hanya karena pertolongan Tuhan mereka dapat dibebaskan. Karena itu sebagai umat pilihan Allah yang kudus, mereka harus melakukan dengan taat dan setia segala sesuatu yang diperintahkan Tuhan.
Saudaraku yang dikasihi dan diberkati Tuhan
Kita melihat kenyataan hidup di sekitar kita, tidak sedikit tindakan ketidakadilan yang terjadi. Keegoisan membuat orang berpikir hanya untuk kepentingan diri sendiri atau kelompoknya dan mengabaikan kepentingan orang lain. Kadangkala orang mau membantu sesamanya bukan karena alasan kebaikan tetapi hanya untuk mencari keuntungan bagi diri sendiri, sehingga akhirnya yang terjadi bukan meringankan beban tapi menambah beban. Kaum yang lemah sering diperalat untuk memuaskan nafsu dan keserakahan kaum yang kuat. Orang menyalahgunakan kekuasaan untuk menindas orang lain. Tindakan-tindakan anarkis terjadi dalam proses penegakan hukum tanpa memperhatikan aspek keadilan dan kemanusiaan.
Disinilah gereja Tuhan terpanggil untuk menghadirkan kehidupan dalam damai sejahtera, berkeadilan dan penuh kasih. Sebagaimana tema perenungan GMIM di minggu berjalan ini “Keadilan yang menghidupkan” dan berefleksi dari Firman Tuhan dalam Ulangan 24:6-22 kita melihat bagaimana penerapan hukum kasih yang memperhatikan hak hidup manusia. Sebuah sisi humanisme hukum, dimana dengan unsur kasih tersebut, maka keadilan menampakkan wajahnya.
Melalui Firman Tuhan ini, kita diingatkan untuk tidak melakukan segala sesuatu dengan sewenang-wenang dan harus tetap berpegang pada kebenaran dimana ukuran kebenaran yang kita pakai adalah Firman Tuhan. Karena itu, taat dan setialah melakukan perintah Tuhan. Dengan kelimpahan berkat yang Tuhan beri, kita diajak untuk memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap sesama terutama mereka yang membutuhkan. Kita harus selalu menyadari bahwa kita hidup hanya oleh karena kasih karunia maka hidup kita harus jadi saluran berkat bagi sesama. Amin