
Hari Pentakosta, adalah hari yang kelima puluh sesudah paskah. Bagi umat Yahudi Pentakosta adalah suatu hari besar yang dirayakan dengan penuh sukacita. Oleh karena itu semua orang Yahudi yang tinggal di berbagai negeri datang ke Yerusalem seperti yang di tulis dalam ayat 5 dalam kitab Kisah ini: “Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit.” Begitu juga murid-murid Yesus, mereka diam di Yerusalem, seperti yang di perintahkan Yesus dalam pasal 1:4 “…Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa.”
Apa janji bapa? Yaitu Roh Kudus di curahkan. Dengan bertekun dan sehati dalam doa mereka menanti-nantikan janji Bapa itu. Dan ketika hari yang dinanti-nantikan itu tiba, maka terjadilah sesuatu yang luar biasa kepada murid-murid Yesus yang sedang berkumpul saat itu, mereka dipenuhi Roh Kudus. Kepenuhan Roh Kudus terhadap murid-murid digambarkan dalam suatu kejadian, yaitu: turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras memenuhi seluruh rumah di mana mereka duduk dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Mereka kemudian mulai berkata-kata dalam berbagai bahasa seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
Lewat berbagai bahasa, para rasul menyampaikan perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah, yang pasti tentang kebangkitan Yesus dan kenaikan ke surga, dimana para rasul ini telah menjadi saksiNya. Di sini kita melihat bahwa pekerjaan Roh Kudus dinyatakan lewat sarana komunikasi manusia yaitu Bahasa yang bisa dimengerti oleh semua orang yang mendengar. Kepenuhan Roh Kudus terjadi hanya kepada orang-orang percaya, sedangkan mereka yang berada di luar lingkungan orang percaya tidak dipenuhi. Semua kejadian ini menunjukkan betapa agung dan mulianya Allah Bapa di dalam Yesus Kristus yang menyatakan kuasa Roh Kudus kepada manusia.
Apa yang terjadi kepada orang banyak yang berkumpul, saat menyaksikan peristiwa tersebut, apa reaksi mereka? Ada 2 reaksi orang banyak ketika menyaksikan kejadian tersebut: Bingung, tercengang-cengang dan heran mendengar para rasul berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri.Menyindir. Dengan berkata bahwa mereka sedang mabuk oleh anggur manis. Pekerjaan Roh Kudus di hari Pentakosta adalah penggenapan janji dari Perjanjian Lama.
Ketika berkhotbah, Petrus dalam Kisah 2 : 17- 21 mengutip perkataan nabi Yoel, dimana nubuat ini menggambarkan hari-hari terakhir Tuhan datang. Hari Tuhan ini adalah hari keselamatan, siapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Roh Tuhan dicurahkan kepada semua manusia, laki-laki, perempuan, tua, muda, hamba atau budak. Allah memakai orang-orang ini untuk menyampaikan kehendakNya bagi dunia.
Ketika Roh Kudus dicurahkan kepada para rasul pada hari raya Pentakosta, maka disitulah persekutuan orang-orang percaya yaitu gereja lahir. Sejak lahirnya sampai saat ini seiring dengan perkembangan zaman, gereja atau persekutuan orang-orang percaya tetap eksis, semua karena kuasa Roh Kudus yang sudah dicurahkan di hari Pentakosta. Roh Kudus datang dari Allah atas kehendakNya bukan karena inisiatif manusia. Dari pengalaman para rasul di hari Pentakosta, kita bisa menyaksikan bahwa Roh Kudus bekerja dalam diri manusia, termasuk orang sederhana seperti para Rasul, mereka diberi karunia untuk bersaksi dan memberitakan Injil, sehingga Injil boleh di kenal sampai saat ini.
Roh Kudus memang bukan sesuatu yang abstrak tetapi suatu kuasa yang kongkrit/nyata yaitu kuasa yang memimpin, menolong, menasehati, menghibur dan membaharui para rasul dan semua orang percaya sampai sekarang ini. Pekerjaan Roh Kudus bukan membuat orang dalam keadaan kemasukan, menggelepar, dan tak sadarkan diri, tetapi orang yang dipenuhi Roh Kudus diberi semangat dan keberanian menyampaikan perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah.
Perbuatan Allah disampaikan lewat salah satu sarana komunikasi yaitu bahasa, lewat berbagai bahasa yang disampaikan, semua orang merasa dihargai dan mengerti kehendak Allah. Roh Kudus menerobos ke luar menembusi latar belakang, suku, bangsa, peradaban dan bahasa yang berbeda sampai ke ujung bumi. Roh Kudus mengajar kita untuk menerima dan memperlakukan semua orang tanpa memandang latar belakang kehidupannya. Sebagai gereja yang dipimpin oleh Roh Kudus, kita tidak boleh membatasi cara kerja Roh Kudus, dengan sejumlah batasan-batasan tertentu. Semua gereja dengan berbagai golongan telah diberikan karunia yang berbeda-beda oleh Tuhan, semua bertujuan untuk membangun persekutuan, kesaksian dan pelayanan sebagai satu tubuh Kristus.
Seorang pendiri gereja Metodist bernama John Wesley menjadi bingung karena banyaknya aliran gereja. Suatu hari ia bermimpi dan dalam mimpinya itu ia dibawa ke pintu gerbang neraka. Di sana ada seorang malaikat yang menjaga, dan ia lalu bertanya: ‘Apakah di sini ada orang Katolik?’. Malaikat menjawab: ‘Banyak’. John Wesley bertanya lagi: ‘Apakah ada orang Calvinist?’. Malaikat menjawab: ‘Banyak’. ‘Apa ada orang Baptist?’. ‘Banyak’. Akhirnya John Wesley bertanya: ‘Apakah ada orang Methodist?’. Malaikat menjawab: ‘Juga banyak’.Lalu John Wesley dibawa ke pintu gerbang surga. Di sana ada malaikat lain yang menjaga, dan ia bertanya kepada malaikat itu: ‘Apakah di sini ada orang Katolik?’ Malaikat menjawab: ‘Tidak ada’. Ia bertanya lagi: ‘Apakah ada orang Calvinist?’ Malaikat menjawab: ‘Tidak ada’. ‘Apa ada orang Baptist?’ ‘Tidak ada’. Akhirnya John Wesley bertanya: ‘Apakah ada orang Methodist?’ Malaikat menjawab: ‘Juga tidak ada’. Dengan bingung dan putus asa John Wesley bertanya: ‘Kalau begitu siapa yang ada di dalam sana?’ Malaikat menjawab: ‘Orang yang percaya kepada Yesus’.
Kata kuncinya adalah percaya kepada Yesuslah yang menjadi alasan untuk kita dapat saling memelihara kesatuan. Bukan organisasi gerejanya apa tetapi apakah gereja itu berjalan seturut dengan kehendak Tuhan atau tidak.
Apakah firman Tuhan sebagai pegangan dan petunjuk hidup mereka atau tidak. Apakah Yesus sebagai Tuhan mereka atau tidak. Sangatlah tidak bijaksana, jika kita memperuncing persoalan gereja-gereja hanya dengan soal doktrin, apalagi sampai memvonis bahwa gereja itu tidak ada Roh Kudus, karena tidak begini dan tidak begitu, tidak ada ini atau tidak ada itu. Mari kita menghargai dan menghormati perbedaan yang terdapat dari golongan gereja lain. Seseorang di terima di kerajaan Allah bukan karena ia masuk persekutuan atau golongan gereja tertentu, tetapi karena melakukan kehendak Allah.
Mari kita membangun bersama-sama persekutuan tubuh Kristus yang saling mengasihi, menghargai dan menghormati, sehingga doa Yesus dalam Yohanes 17 yaitu agar mereka semua menjadi satu, terwujud dalam kehidupan bergereja. Jadi yang penting bagi kita di saat menantikan kedatangan Yesus yang kedua kali adalah melakukan apa yang di kehendaki oleh Tuhan. Oleh karena itu berilah diri kita dipimpin Roh Kudus, dengan hidup dipenuhi kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri.
Sebaliknya tinggalkan cara hidup kedagingan yang masih menguasai hidup kita seperti percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseturuan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Paulus dalam Galatia pasal 5 menyatakan bahwa barangsiapa yang hidup menurut keinginan daging, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Roh Kudus yang dicurahkan dalam kehidupan kita memberi kekuatan agar seumur hidup yang kita jalani memuliakan Allah Bapa di dalam Yesus Kristus.Selamat merayakan hari Pentakosta. Tuhan memberkati kita semua. Amin.