DODOKUGMIM. Shalom ,Jemaat yang dikasihi Tuhan, saat ini kita masih membicarakan dan merenungkan tentang makna kebangkitan Tuhan Yesus dari antara orang mati yang kita imani sebagai kemanangan atas kuasa dosa dan tentunya kemenangan bagi kita semua. Penting sekali bagi semua orang percaya untuk menyadari bahwa kebangkitan Kristus tidak hanya membuat kita bangga dan bersyukur melainkan kita dituntut untuk memberi respon secara aktif dalam memberitakan kemenangan Kristus bagi dunia. Tema Minggu ini tentang “Ketaatan membangkitkan semangat” dalam kaitannya dengan bacaan Injil Yohanes 21:1-14 memberi makna perenungan yang mendalam meskipun ketika kita membacanya kita mendapati hanya empat kalimat yang diucapkan Yesus: satu kalimat tanya hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk? Kalimat yang kedua adalah perintah Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu maka kamu akan memperoleh. Yang ketiga adalah bawalah beberapa ikan yang baru kamu tangkap itu dan yang ke empat marilah dan sarapanlah.
Bagi penulis Injil Yohanes penampakan Yesus yang ke tiga kalinya kepada para Murid merupakan sesuatu yang sangat penting, sebagaimana yang tertulis di bagian sebelumnya yaitu dalam pasal 20:30, 31, dicatatkan ada banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid- murid-Nya, namun tidak tercatat semuanya dalam kitab ini. Maka oleh karena itu kitapun memahami bahwa apa yang tercatat berarti itu adalah bagian yang sangat penting melebihi hal-hal lain yang tidak tercatat.
Jadi, dalam hal ini apa yang harus kita pelajari? Hal-hal penting apakah yang dimaksudkan
Yohanes? Paling tidak ada dua hal penting yang mau saya kemukakan di sini:
Pertama : Patut kita ketahui Bersama bahwa setiap kitab Injil mempunyai pesan-pesan yang cukup menonjol (dominan). Pendeta Jhon Stot memberikan tema besar untuk ke empat kitab injil, yakni: Matius menonjolkan Yesus Kristus sebagai penggenapan nubuat karena dimulai dengan menguraikan silsilah, juga banyak menyentil tentang nubuatan para nabi. Injil Markus menonjolkan tentang “Kristus sebagai Hamba yang menderita, karena begitu banyak catatan seputar penderitaan Yesus dalam injil Markus. Injil Lukas menonjolkan Yesus sebagai sang Juru selamat bagi semua orang karena banyak mengangkat tentang cerita Yesus yang tidak memandang perbedaan SARA. Injil Yohanes menonjolkan Yesus sebagai Firman yang menjadi Manusia. Dengan demikian maka dari pasal satu kitab Yohanes sudah dibuka dengan pokok tentang itu dan pada bagian ini memberikan penjelasan Kembali bagaimana kemanusiaan Yesus yang membuktikan ketaatan sejati. Maksudnya adalah ketaatan kepada Bapa yang dibuktikan melalui kematian-Nya. Rasul Paulus menuliskan dalam surat Filipi 2:8 “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati bahkan sampai mati di Kayu Salib”. Ini ceriminan ketaatan yang harus di miliki oleh para Murid dan tentunya yang harus kita teladani bersama sebagai Gereja. Selain itu Yesus membuktikan bahwa kemanusiaan dan keTuhanaNya taat pada janji, jadi apa yang Dia janjikan pasti akan Dia penuhi baik hal-hal yang besar maupun hal-hal yang terasa begitu sederhana. Contoh konkritnya adalah dalam Matius 26:32 Yesus berkata: “Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea”. Perkataan-Nya ini terbukti, Dia pergi ke Galilea menjumpai murid-murid-Nya. Mungkin ada orang yang beranggapan bahwa para murid lebih dulu berada di tempat itu karena mereka sudah menjala ikan dari petang sampai pagi, namun saya tetap yakin bahwa Yesus sudah mendahului mereka, mengapa? Alasan sederhana namun masuk akal karena sebelum Mereka mendapatkan ikan yang di catat ada seratus lima puluh tiga ekor (ayat 11), Yesus mereka dapati sudah lebih dahulu membuat api arang dengan ikan di atasnya. Ini menjelaskan bahwa Yesus sudah ada di situ sebelum mereka melakukan pencarian ikan, tepat seperti yang Dia katakana sebelumya.
Saudara-saudaraku, kita patut meneladani ketaatan Tuhan Yesus. Taatlah kepada-Nya melalui sikap dewasa berorganisasi dalam Gereja. Jadilah pelayan khusus dan jemaat yang selalu menaati keputusan-keputusan yang ada dalam Gereja kita. Taat bergereja sebagai bagian dari iman kepada Tuhan Yesus. Ada masalah serius yang kita hadapi yaitu contoh : perpecahan dalam keluarga yang mengakibatkan perceraian, padahal saat diteguhkan dalam pernikahan kita mengungkapkan janji suci di hadapan Tuhan, tapi pada akhirnya dilupakan. Contoh lain, saat diteguhkan sebagai panitia, mengaku di hadapan Tuhan namun saat program hendak dilaksanakan ternyata jumlah panitia yang aktif menurun drastis. Saya banyak kali menyaksikannya di kehidupan berjemaat. Di jemaat-jemaat tertentu ada juga pelayan khusus yang menyepelehkan janji di hadapan Tuhan dengan sikap-sikap kemalasan dalam pelayanan. Mari kita berbenah dari sikap-sikap yang demikan
Kedua. Bagian ini mencatat bahwa Sesudah bangkit Yesus makan ikan dan roti bersama para murid. Ini sebenarnya berbicara tentang Yesus sebagai Firman yang menjadi manusia memberi perhatian tentang kebutuhan yang sangat manusiawi. Di sini Yesus memahami betapa perjuangan para murid yang semalaman mencari ikan, namun tidak ada hasil sama sekali sehingga Dia memerintahkan untuk menebarkan jala di bagian kanan maka Ketika itu dilakukan hasilnyapun mereka peroleh. Berkaitan dengan tema Ini, maka menjadi perenungan bagi kita semua bahwa Tuhan Yesus memperhatikan pekerjaan dan semua karya yang kita lakukan jika itu bertujuan untuk suatu kebaikan. Ini diperlihatkan Yesus bukan hanya mau membuat mereka takjub tapi masi erat kaitan dengan kebangkitan-Nya yang juga mau membangkitkan semangat para murid asalkan taat pada perintah-Nya dan murid-murid membuktikan itu. Apalagi nanti Ketika Yesus akan naik ke surga, mereka akan diutus untuk memberitakan Injil maka akan ada banyak kebutuhan yang harus dipenuhi namun Tuhan Yesus akan tetap menyediakannya bagi mereka.
seorang filsuf terkenal yang bernama Plato pernah berkata “hanya mereka yang sudah mati yang tidak melihat perang”, dan benarlah yang dia katakana. Kalimat ini mengandung arti yang cukup luas karena yang dimaksudkan bukan hanya perang kontak senjata melainkan banyak juga “perang” yang terjadi, baik dalam bentuk persaingan ekonomi, juga di bidang Kesehatan seperti sekarang ini kita belum selesai berperang melawan Covid-19, atau juga persaingan dalam bidang Pendidikan, teknologi, persaingan intelektual dan masih banyak lagi “peperangan” yang kita sakisakan selama kita masi hidup. Di sini kita sebagai gereja mau tidak mau harus mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Maka kita patut membangkitkan semangat juang yang tinggi untuk terus berkarya dengan “persenjataan” Iman yang kokoh untuk menghadapinya. Percayalah Tuhan Yesus memberi kemenangan kepada gereja-Nya.
Rasul Paulus berkata dalam surat Roma pasal 6:13 “Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran”.
Tuhan Yesus memberkati. Amin