
DODOKUGMIM. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus, sejak bulan September 2020 hingga kini saya membaca postingan beberapa pendeta GMIM yang sedang ada dalam gerakan Transformasi Ekonomi Berbagi dalam program OIKONOMIC, program membangun ekonomi berbasis jemaat, gereja dengan dukungan digital. Ekonomi industri yang dimulai dari keluarga dan rumah tangga. Pada minggu kedua di Januari 2021 warga GMIM dihentar untuk belajar dari semut, bekerja dan menabung menunjukkan kwalitas ciptaan Tuhan sebagai binatang kecil yang mensejahtrakan dirinya dan kaumnya. Hidup sejahtera bagi semua ciptaan selalu dimulai dari keluarga. Relasi dengan sesama adalah cerminan relasi dengan Tuhan (MTPJ Minggu III Januari 2021). Tugas gereja membawa jemaat memiliki hubungan yang baik dengan sesama.
Era digital membuat peluang usaha warga gereja harus terus berlanjut apalagi jika menopang pelayanan di jemaat. Peluang usaha dimasa pandemi tidak disia-siakan oleh Jemaat GMIM Mesias Pintu Kota Kecil-Lembeh Kota Bitung, sebagai usaha membangun ekonomi jemaat. Dalam kelompok kaum perempuan Tedunan Mesias Pintu Kota Kecil hasil produksi antara lain anggur perjamuan, sirup rossela, wedang jakulawak, selai rossela, saus sambal, teh celup daun sirak dan teh daun kelor bisa menjangkau kebutuhan masyarakat di luar Sulawesi Utara dengan sistem digitalisasi.
Damai di hati….
Bagaimana dengan jemaat-jemaat kita? Adakah orang atau keluarga bahkan komisi kerja di jemaat yang berwirausaha dalam peran untuk pelayanan gereja? Pengantar diawal tadi membawa kita pada menjawab tema KEWIRAUSAHAAN KRISTEN YANG MENOPANG PELAYANAN sehubungan dengan teks Kisah Para Rasul 16:13-18. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kewirausahaan dari dua kata Wira dan Usaha. Wira artinya pejuang, berani, berwatak agung. Usaha artinya bekerja, berbuat amal, berbuat sesuatu. Kewirausahaan adalah pekerjaan yang dilakukan dengan penuh perjuangan, keberanian untuk berbuat sesuatu tidak hanya untuk sendiri juga untuk orang lain.
Kitab Kisah Para Rasul mengisahkan perkembangan awal gereja dan pekabaran Injil yang dilakukan oleh para Rasul dan Jemaat mula-mula. Bahwa pekerjaan pemberitaan Injil diperhadapkan dengan tantangan dan resiko-resiko selalu membuahkan Injil makin tersebar dan jumlah orang percaya bertambah. Lukas penulis kitab Kisah Para Rasul hendak memberitakan bahwa keberhasilan pelayanan Injil merupakan buah pekerjaan Roh Kudus melalui peran para Rasul dan jemaat mula-mula.
Jemaat yang diberkati Tuhan, melalui Firman Tuhan ini kita memahami penginjilan Rasul Paulus di Filipi diawali dalam perjumpaan dengan perempuan-perempuan di tempat sembahyang Yahudi. Seorang dari perempuan-perempuan itu bernama Lidia, seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira. Sebagai pengusaha perempuan yang menjual dagangannya di Filipi. Lidia mendengarkan penginjilan Rasul Paulus, kehidupan beribadah Lidia membuat Tuhan membuka hatinya untuk memperhatikan para Rasul. Respon Lidia membuat ia bahkan seisi rumahnya mengerti siapa yang disembah, menjadi orang beriman dan dibaptis. Keramahtamahan seorang perempuan Lidia dinyatakan sampai-sampai membuka rumahnya untuk Rasul Paulus dan Silas. Keberhasilan Lidia menjalankan usahanya mempertetapkan imannya kepada Tuhan. Kain ungu dizaman itu menjadi kebutuhan kalangan atas, usaha Lidia ini dengan sukarela menjadi bagian menopang pelayanan Rasul Paulus. Lidia memberi dari usahanya untuk membantu penyebaran Injil, ia menjadi orang Eropa pertama percaya kepada Yesus lebih lagi menjadi awal berdirinya gereja di Eropa.
Dalam pelayanan Rasul Paulus selanjutnya bertemu dengan seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung atau roh ramal yang dijadikan pekerja oleh tuannya, dimanfaatkan dari ramalan-ramalannya untuk memperoleh keuntungan. Perempuan ini mengikuti Rasul Paulus bahkan memuji Paulus dan Silas sebagai hamba Allah Yang Mahatinggi. Menyadari ada kuasa-kuasa palsu diluar Tuhan dan merasa terganggu pelayanannya Rasul Paulus mengeluarkan roh jahat dari hamba perempuan itu.
Jemaat yang dikasihi Tuhan, memaknai kewirausahaan Kristen yang menopang pelayanan, kita belajar dari figur Rasul Paulus dan Silas yang serius untuk pekabaran Injil dalam buak pekerjaan Roh Kudus di Filipi dengan seorang perempuan Lidia pengusaha kaya yang memberi hati dengan status sosial tinggi namun merakyat. Hati dan tindakan Lidia begitu kaya, menerima Injil dan mempersembahkan apa yang ada padanya untuk menopang pelayanan secara sukarela. Lidia tidak jatuh dalam kenyamanannya dan mengabaikan Tuhan yang memberi ia”kenyamanan” dalam hal ini pekerjaan. Injilpun menjamah hamba perempuan yang dimanfaatkan orang lain menjadi pribadi yang mendapatkan hidup baru dari Tuhan Yesus.
Meningkatkan usaha dan pendapatan pribadi, keluarga dan jemaat tidak selalu dilatar belakangi dengan tingkatan sosial ekonomi, tetapi apa yang ada pada Iman saya dan saudara-saudara. Pengalaman beriman kita akan Tuhan karena Injil pasti menjadi bagian orang lain bahkan hidup berjemaat. Biarpun kita sukses dan berhasil, kita tidak benar-benar mengalaminya sebelum datang kepada Tuhan Yesus. Pandemi tidak menjadi alasan untuk tidak beribadah dan sulit bekerja/berusaha. Kenyamanan dan kesuksesan yang sekarang kita rasakan hanyalah sementara, sedangkan beribadah kepada Tuhan dan percaya kepadaNya membuat kita “nyaman” sampai selama-lamanya. Amin