
DODOKUGMIM.COM –“Kebersamaan” begitu familiar di telinga kita karena kebersamaan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Karena dengan bersama dapat mempermudah kita dalam segala hal dan ini merupakan hal penting untuk diwujudkan karena mengarah pada suatu relasi atau hubungan. Dengan kebersamaan dapat menciptakan rasa saling menghargai, menyayangi dan peduli dengan sesama bahkan dapat mendorong satu sama lain untuk bisa mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi. Kebersamaan bukan hanya sekedar hidup bersama, tetapi dengan hidup bersama ini perlu tindakan yakni Membangun. Membangun kebersamaan bukan hanya sebatas kata, tapi perlu aksi nyata. Ada ungkapan “Bersama-sama adalah sebuah awal, menjaga kebersamaan adalah sebuah perkembangan dan bekerja bersama adalah sebuah kesuksesan” .Membangun kebersamaan berarti meningkatkan hubungan dengan peran masing-masing melalui kolaborasi dari berbagai tugas.
Sedangkan kebersamaan di dalam Alkitab mengaitkan makna panggilan Tuhan Allah untuk bersatu dan membentuk satu persekutuan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Koinonia adalah suatu proses pemanggilan Tuhan kepada segenap orang beriman, yang percaya dan mengikuti Tuhan Yesus Kristus, untuk membentuk dan membangun suatu persekutuan bersama Tuhan Yesus Kristus dengan semangat menggelora untuk mengabarkan suara profetis kemerdekaan kepada orang miskin, yang tertindas, yang terbelenggu dan yang diasingkan akibat proses pembangunan masyarakat. dan kebersamaan menurut kesaksian alkitab dalam perjanjian baru bahwa tidak hanya bersama-sama tinggal dan hidup bersama dalam suatu ruang tertentu namun dipahami juga segala sesuatu yang mereka miliki, bahkan mereka usahakan sebagai milik bersama. Kebersamaan tidak hanya menghadapai kesenangan dan sukacita semata, melainkan juga kesetiaan iman kita ketika menghadapai penderitaan.
Sebagaimana kitab Filemon 1 : 4 – 22 merupakan surat dari Rasul paulus yang ditujukan kepada Filemon yang menjadi sahabatnya di kota Kolose, dimana Rasul Paulus mengucap syukur ketika mendengar tentang Filemon yang menunjukkan akan kasih dan iman kepada Tuhan Yesus melalui kepeduliannya kepada umat Allah. Dan Paulus menghendaki hal yang sama pula ditunjukkan Filemon kepada Onesimus. Dan Melalui surat ini Paulus berusaha untuk mendamaikan Onesimus dengan Filemon, dimana keduanya ada dalam suatu hubungan tidak baik soal status dan perbuatan Onesimus sebagai budak. Dimana dalam surat ini menjelaskan juga bagaimana kuasa Injil yang luar biasa, yang merubah moral dan karakter seseorang, baik Filemon dan Onesimus. Filemon adalah seorang yang kaya karena dia mempunyai budak-budak. Di antara budak-budaknya itu adalah seorang yang bernama Onesimus yang telah menipu hartanya serta melarikan diri. Onesimus melarikan diri ke Roma dan di Roma tepatnya dipenjara dia bertemu Paulus dan Onesimus mendengar Injil yang disampaikan oleh Paulus, maka Onesimus mengalami perubahan total dalam hidupnya, dimana menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai tanda pertobatan. Kemudian memberi diri bersama Paulus melayani Tuhan. hal itulah yang menyebabkan Rasul Paulus menulis surat ini, agar Filemon dapat menerima kembali Onesimus dengan tidak menghukumnya, tetapi menerimanya sebagai saudara dalam Yesus Kristus.
Berbicara tentang Onesimus yang adalah budak dari Filemon bahwa kenyataan yang ada di kerajaan Romawi jumlah budak sangat banyak, dimana separuh penduduk kota Roma adalah budak-budak. Budak-budak dijadikan seperti barang yang dapat diperjualbelikan. Kebanyakan mereka melaksanakan pekerjaan kasar bagi tuannya. Yang lebih pandai atau cantik ditempatkan dalam keluarga untuk melakukan pekerjaan yang lebih tinggi nilainya. Sedangkan seorang budak yang mempunyai keterampilan khusus, maka mereka dihargai oleh tuannya sehingga boleh melayani melalui keahliannya itu, misalnya menjadi dokter pribadi atau guru keluarga. Jika seorang budak berlaku setia dan berjasa, maka tuannya akan secara resmi membebaskan dia sehingga dia menjadi seorang yang berstatus bebas. Hal ini merupakan penghargaan besar bagi para budak. Bila budak ingin bekerja dengan tuannya, maka biasanya diijinkan bekerja, namun statusnya sebagai seorang upahan.
Para budak tidak mempunyai hak asasi, dimana mereka dilarang untuk menikah. bahkan para budak tidak memiliki harta pribadi. Dan jika kedapatan membuat kesalahan, maka tuannya memberi hukuman, apapun bentuk hukumannya termasuk hukuman mati. Dan tidak ada pembelaan bagi mereka ketika dijatuhi hukuman. Dalam hal ini Paulus tidak mau menghapus perbudakan itu sebagai ketentuan social. Secara hukum Paulus masih mengaku hak Filemon atas budaknya. Yang penting bagi Paulus yakni Onesimus sudah menjadi budak Kristus. Onesimus bukan lagi budak Filemon, melainkan Onesimus sudah menjadi saudara seiman. Kisah Onesimus ini sesuatu yang luar biasa.
Sebagaimana tema mingguan kita sebagai warga GMIM disepanjang minggu ini yakni diMinggu sengsara Yesus Kristus III “Membangun Kebersamaan Pelayanan Berdasarkan Kasih Kristus”. Sangat jelas sekali yang diungkapkan melalui bacaan saat ini, dimana oleh kuasa Tuhan memakai Rasul Paulus sebagai duta yang membawa dan membangun kebersamaan antara Filemon dan Onesimus. Walaupun dari strata sosial berbeda namun soal pertobatan Onesimus dan penerimaan serta pengampunan Filemon terhadap Onesimus inilah yang membuat hubungan diantara mereka tidak ada lagi yang namanya sekat atau dinding pemisah dan tidak ada lagi perbedaan, mereka saling mengakui dan menerima satu sama lain, mereka menjadi keluarga Tuhan dalam membangun kebersamaan pelayanan berdasarkan kasih Kristus. Filemon memiliki sikap mengampuni dan ini terjadi oleh karena kuasa Tuhan. Dan Filemon terharu ketika membaca surat dari Paulus tentang Onesimus Bukankah kita juga sama seperti Onesimus, kita juga manusia yang penuh dosa, namun oleh kasih dan anugerahNya kita diselamatkan Tuhan melalui Yesus Kristus yang disalibkan dan mati bagi kita dan siap sedia menyambut kita sebagai anak-anakNya. Belajar dari Filemon dan Onesimus kita terajak untuk bisa terbuka hati untuk menerima siapapun yang ingin membangun kebersaaman pelayanan. Jangan ada saling menyerang dan menjatuhkan diantara kita, jangan ada ucapan yang manis didengar tetapi tindakannya hambar, jangan ada keretakan dalam suatu hubungan, apakah hubungan bersama keluarga, jemaat dan masyarakat, melainkan ciptakanlah damai sejahtera. Dan kita yang mendapat mengampunan dari Tuhan karena dosa-dosa kita, jangan mengeraskan hati dengan tidak memberi pengampunan kepada sesama kita melainkan dengan rendah hati kita menerima siapa pun yang berbuat salah kepada kita, itulah salah satu ciri khas pengikut Kristus. Belajarlah kepada Filemon yang mengampuni dan menerima Onesimus. Ada damai antara Filemon dan Onesimus dan ada kebersamaan melayani Tuhan.
Untuk itu kita terpanggil dalam menebarkan dan mempraktekkan ketulusan guna menjalin kehidupan bersama. Walaupun ada sekat yang memisahkan kita dalam hidup bersama namun semua akan roboh dengan ketulusan yang kita wujudkan. Menjalin kebersamaan dan menciptakan damai dengan lingkungan sekitar dan menerima satu dengan yang lain yang berbeda, mau mengenal dan memperkenalkan diri, mau menanggung dan menopang saat yang lain membutuhkan, menjalin kebersamaan ditengah kerja dan pelayanan kita sebagai warga GMIM yang selalu dan akan terus berSinhodos (berjalan bersama) membangun kebersamaan pelayanan berdasarkan Kasih Kristus. Ingat…! “Apabila kita bisa membangun hubungan dan kebersamaan dengan baik maka ada dua hal yang akan Tuhan lakukan bagi kita, yaitu Usaha Pekerjaan dan Pelayanan kita dibuat Tuhan menjadi berhasil dan beruntung”. Tuhan Yesus Sang Kepala Gereja akan tetap dan terus memperlengkapi kita sebagai gereja yang hidup dengan menerapkan kasih Kristus ditengah kerja dan pelayanan kita. Pekalah dan pedulilah dengan sesama serta tebarkanlah kasih Yesus Kristus, sambil terus berdoa dan mengucap syukur kepada Allah. Amin.