DODOKUGMIM.COM, MINAHASA – Di tengah perempatan jalan pusat Kota Langowan, ada sebuah bangunan tua bernilai sejarah yang berdiri kokoh. Bangunan tua yang ditahbiskan pada 18 April 1847, dikenal dengan nama Gedung Gereja Sentrum Schwarz Langowan. Dengan arsitektur yang unik, bangunan ini sering mencuri perhatian. Untuk memasuki bangunan ini, kita dapat memilih satu dari empat pintu yang tersedia. Empat pintu itu dilengkapi dengan sebuah menara, sehingga kalau dilihat secara saksama dapat membentuk symbol salib.
Patung seorang Misionaris terkenal Johann Gotlieb Schwarz yang ada di halaman menguatkan nilai sejarah bangunan ini. Didirikannya patung ini bukan tanpa alasan, karena bangunan ini menjadi saksi sejarah perjuangan pelayanan tokoh penginjil ditanah Minahasa, diantaranya Johann Gottlieb Schwarz (1831-1859), Abraham Obes Schaafsma (1860-1870), Mindert Brouwer (1870-1912) dan masih banyak tokoh lain.
Bangunan tua yang dibangun kembali tahun 1959 ini memiliki banyak cerita. Konon ditempat berdirinya bangunan ini dulunya menjadi pusat penyembahan agama alifuru orang Langowan. Di lokasi itu ada sebuah pohon besar yang dijadikan tempat penyembahan dan tepat dimana pohon itu dulu berdiri kokoh dibangunlah sebuah mimbar dan gereja untuk mewartakan Injil.
Cerita lain juga menyebutkan, di masa penjajahan Jepang bangunan ini pernah berfungsi sebagai tempat hiburan tentara Jepang dan gudang amunisi. Pada Tahun 1944 Gereja ini pernah hancur karena dibom oleh Sekutu di masa Jepang. Yang sangat menyayat hati, pernah disuatu waktu, bangunan gereja ini tidak lagi ada jemaat yang beribadah. Akibatnya bangunan ini tidak terawat, Atap bocor, ruangan gereja menjadi tempat berbuat maksiat, halaman ditumbuhi rumput yang tinggi dan dijadikan kandang binatang.
Keberadaan bangunan tua dan Jemaat GMIM Schwarz Sentrum Langowan sendiri tidak dapat dipisahkan dengan sejarah penginjilan di tanah Minahasa. Menurut catatan sejarah, 12 Juni 1831 Johan Fredrik Ridel dan Johann Gottlieb Schwarz tiba di Manado. Ridel ke Tondano dan Schwarz ke Kakas kemudian pindah ke Langowan. Melalui penginjilan yang dilakukan oleh Schwarz orang Minahasa boleh mengenal Injil dan tanggal 12 Juni 1831, yang kemudian ditetapkan menjadi Peringatan Hari Ulang Tahun Pekabaran Injil dan Pendidikan Kristen di Minahasa. Padahal jauh sebelum kedatangan mereka berdua, telah tiba di Minahasa sejumlah misionaris yang membawa injil di tanah ini.
Dalam perkembangan selanjutnya, eksistensi jemaat mengalami pasang surut. Ada masa dimana semangat penginjilan berkobar kobar sehingga banyak orang percaya kepada Yesus. Ada masa pula ketika di setiap kampung sudah memiliki gereja dan jemaat, persekutuan jemaat di gereja ini seakan pudar sehingga ada sekian waktu kebaktian digilirkan tiap minggu pada tiap jemaat yang sudah ada kampung kampung tadi. Puncaknya di suatu masa dalam waktu yang lama, gedung ini tidak lagi digunakan sebagai tempat kebaktian.
Pada Bulan Februari 1999 (Hari Minggu) masyarakat Langowan dikejutkan dengan bunyi lonceng di Gereja Sentrum. Masyarakat bertanya-tanya ada apa di Gereja Sentrum. Pasalnya telah bertahun-tahun lamanya, bunyi lonceng tersebut tidak pernah terdengar lagi. Ternyata lonceng itu dibunyikan Jefri Kanter sebagai tanda ada ibadah di Gereja Sentrum. Yang beribadah hari itu, ada beberapa keluarga, warga GMIM yang berdomisili di sekitar Gereja Sentrum. Kelompok itu dikoordinir oleh Albert Hein Kaligis (Mantan Guru Jemaat GMIM Imanuel Waleure) dengan didukung oleh seluruh keluarganya, Kel. Harmen Kanter – Tulangow, Kel. Sonny Palendeng – Tolu, Kel. Rumondor – Manopo dan lainnya.
Kelompok ini menamakan diri sebagai kelompok Schwarz (belum merupakan Jemaat) yang membuka kembali Gereja Sentrum untuk tempat Ibadah. Merekalah yang beribadah di Gereja Sentrum pada saat itu. Nama kelompok ini yang merupakan cikal bakal nama Jemaat Sentrum Schwarz Langowan. Pada waktu Gereja ini dibuka kembali oleh kelompok Schwarz, memang sedang berlangsung proses berdirinya Jemaat oleh BPS GMIM.
Pada hari Sabtu tanggal 12 Juni 1999, bertepatan dengan GMIM merayakan HUT ke 168 Pekabaran Injil dan Pendidikan Kristen, Jemaat GMIM Schwarz Sentrum Langowan diresmikan sebagai Jemaat GMIM yang ke 732 dalam lingkungan Wilayah Langowan I, sesuai Surat Keputusan Badan Pekerja Sinode GMIM No. 159 tanggal 2 Juni 1999. Ibadah Peresmian Jemaat dipimpin oleh Pdt. M. L. H. Mosal, STh (Wakil Ketua BPS GMIM membidangi Teritorial). Ibadah Perdana pada Hari Minggu 13 Juli 1999 dipimpin oleh Pdt. Herby Moningka, S. Th dan dirangkaikan dengan pembaptisan seorang anak.
Berawal dari beberapa orang dan keluarga, kini jemaat terus berkembang dan sudah menjadi empat kolom . Pertumbuhan dan perkembangan ini tidak terlepas juga dari kehadiran dan peran para hambaNya yang melayani jemaat sejak jemaat ini diresmikan sampai sekarang, yaitu Pdt. J.F. Lokey, STh (Pejabat Ketua Jemaat), Ketua Jemaat Definitif : Pdt. D.E. Kiling-Robot, STh, Pdt. Elisabet KaligisWowor, STh, Pdt. Treesye Sumarauw-Sumarauw, STh, Pdt. Verra Pondaag-Pinatik, STh, Pdt. Sarini Saisab-Manopo, STh (Vikaris Pendeta), Pdt. Hani Romel Londah, STh (Pendeta Jemaat).(dodokugmim/joukebambulu)
Badan Pekerja Majelis Jemaat Periode 2018-2021
Ketua | : Pdt. Verra Pondaag-Pinatik, MTh |
Wakil Ketua | : Pnt. Mendelina Simanjuntak-Riregar, S.Si. Apt, M.Si |
Sekretaris | : Pnt. Annie Palendeng Tolu |
Bendahara | : Sym.Ir. Lendi Aruperes |
Anggota Palayan Khusus | : Pnt. Windy Lumenta-Sumolang |
– Kolom 1 | Pnt. Mendelina Simanjuntak-Riregar, S.Si. Apt, M.Si Sym Ir. Lendi Aruperes |
– Kolom 2 | Pnt. Annie Palendeng-Tolu Sym. Polla Wongkareng-Polii |
– Kolom 3 | Pnt.Meidy Kentjem, S.Pd, MM Sym. Meiby Kentjem-Palit |
– Kolom 4 | Pnt. Stevy Sumolang Sym. Syalom Rampisela-Lumentut |
– P/KB | Pnt. Sonny Palendeng, SH |
– W/KI | Pnt. Lenda Aruperes-Lumenta, SE |
– Pemuda | Pnt. Delani Aruperes |
– Remaja | Pnt. Winndy Lumenta-Sumolang |
– Anak | Pnt. Intan Koagow-Mamesah |