Arak-arakan Menuju Yerusalem
Nehemia 7:61-62
Pulang kampung menjadi kerinduan mereka yang ada di perantauan. Apakah karena pekerjaan atau sudah menjadi pen-duduk/warga negara lain tetapi pasti selalu ada semangat ketika diijinkan untuk pulang ke tanah air atau ke kampung halaman leluhur masing-masing. Seperti ada pepatah mengatakan “hujan emas di tanah orang, hujan batu di negeri sendiri” tetapi orang akan rindu pulang ke kampung halamannya.
Kenyataan seperti ini dialami oleh keluarga-keluarga yang dulunya meninggalkan Yerusalem karena merasa tidak aman, akibat ada dalam penindasan di Babel dan tembok kota sudah hancur juga pintu-pintu gerbang sudah terbakar. Ada banyak keluarga yang terpaksa tinggal di kota-kota sekitar Yerusalem. Sekitar 70 tahun orang Israel di buang ke Babel, ada di dalam kekuasaan Raja yang tidak seiman. Ketakutan dan keraguan untuk tetap berada di kota Yerusalem membuat mereka harus hidup tersebar. Ketika mendengar dan menyaksikan bagaimana tangan Tuhan Allah Israel menolong Nehemia dalam kerinduan untuk membangun kota Yerusalem menjadi momen yang sangat penting. Orang Israel terpanggil untuk kembali ke kota mereka. Rombongan Kaum Keluarga Israel menjadi arak-arakan yang menyaksikan kedasyatan kuasa Allah bagi umat-Nya.
Sementara itu dipihak Nehemia; kerinduannya; untuk membawa pulang orang Israel kembali mendiami kota Yerusalem berhadapan dengan tantangan baru antara lain kehidupan iman orang Israel. Hidup bertahun-tahun dengan bangsa lain membuat kawin campur/sinkritisme tidak dapat dihindari. Nehemia meng-inginkan kemurnian iman orang Israel harus kembali, makanya penelitian tentang asal usul setiap kaum keluarga Israel menjadi prioritas.
Dalam penelitian itu sebagian tidak dapat membuktikan asal usul kaum keturunan masing-masing keluarga. Karena pene-litian itu bukan bertujuan diskriminasi tapi ada aturan yang dike-nakan. Ikatan perasaan sebagai keluarga Israel membawa arak-arakan kaum keluarga Israel memasuki kota Yerusalem, tanpa tangan Tuhan yang menolong Nehemia melewati berbagai ham-batan mulai dari mempersiapkan bahkan membangun tembok dan pintu-pintu gerbang membangkitkan semangat iman dan rasa cinta kota Yerusalem.
Sebagai keluarga Kristen kita sedang ada dalam perayaan minggu-minggu sengsara Yesus, dimana kita sedang merenung-kan penderitaan Yesus membawa kita masuk dalam karya selamat Tuhan. Kasih Yesus sampai diatas Bukit Golgota dan bangkit dalam kemenangan menjadikan kita bagian dari arak-arakan umat Tuhan yang di selamatkan. Marilah kita terus setia pada panggilan ini. Amin.
Doa: Ya Tuhan Yesus, kami bersyukur oleh penderitaan, kematian dan kebangkitan Yesus untuk diselamatkan kami. Tolong kami terus mampu menjaga keutuhan keluarga agar kami terus jadi saksi Yesus yang setia. Amin.