ALASAN PEMILIHAN TEMA
Hati (Yunani kardia): batin manusia yang utuh; seluruh kepribadian manusia. Hati (Ibrani Lev): jiwa, perasaan dan pikiran: pusat, tidak hanya aktifitas spiritual, melainkan seluruh tindakan dari kehidupan manusia. Hati juga berarti sesuatu yang ada di dalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan tempat menyimpan pengertian (perasaan dan sebagainya). Hati adalah tempat pengambilan keputusan moral. Hati manusia merupakan sentral (pusat) kehidupan dan cermin dari sebuah kepribadian. Di dalam hati ada perasaan, keinginan dan kehendak. Oleh karena dosa, hati menjadi tempat di mana pikiran, keinginan dan kehendak cenderung ingin melakukan tindakan-tindakan kejahatan yang menyakiti sesama dan Tuhan.
Tahun Baru selalu diwarnai dengan berbagai acara meriah dan konsumtif yang tak terlepas dari berbagai tindak kejahatan. Menyambut Tahun Baru kadangkala menjadi pemicu hati yang panas akibat persaingan yang tidak sehat. Padahal dalam menyambut Tahun Baru seharusnya bukan hanya pakaian dan perabot yang baru serta rumah yang dihiasi, melainkan kita harus memiliki hati baru yakni perubahan pola kata, pola pikir dan pola tindak dengan kata lain terjadi perubahan kehidupan. Tema minggu ini adalah Hati Baru Memasuki Tahun Baru.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Yehezkiel (Allah yang menguatkan) anak Busi dari keluarga Imam (Yeh.1:3) hidup dalam masa pembuangan di Babel. Kota Yerusalem dihancurkan dan Israel di buang ke Babel karena kesalahan dan dosa ketidaksetiaan mereka kepada Allah (Yeh.7; 8; 10; 16; 22). Di pembuangan, Israel mengalami penderitaan dan hal ini bagi musuh, dianggap sebagai kekalahan bangsa Israel dan tanda ketidakberdayaan Allah Israel. Yehezkiel 36 berisikan nubuatan tentang keselamatan bagi Israel, mereka akan dibebaskan dan dipulihkan oleh Allah. Ia akan bertindak untuk menguduskan nama-Nya yang telah dinajiskan oleh orang Babel maupun orang Israel. Melalui tindakan-Nya, Ia mau menyatakan kekudusan-Nya supaya bangsa-bangsa mengakui kemahakuasaan-Nya. Bahwa Ia kekal dan berkuasa, Dialah Tuhan Yang Maha Kudus dan sempurna yang akan melepaskan umat-Nya dari perbudakan.
Khusus Yehezkiel 36:22-38, berisikan nubuatan tentang pemulihan Israel. Allah akan memulihkan Israel, bukan karena mereka pantas mendapat pemulihan, tapi karena Allah hendak menguduskan nama-Nya. “Aku akan menguduskan nama-Ku yang besar yang sudah dinajiskan di tengah bangsa-bangsa, dan yang kamu najiskan di tengah-tengah mereka. “. Allah akan menyelamatkan dan memulihkan Israel dengan kuasa-Nya dengan menjemput dan mengumpulkan (menyatukan yang tercerai-berai) dan akan membawa kembali ke tanah air mereka.
Mereka yang dikumpulkan itu akan ditahirkan dengan air jernih, di mana Allah bertindak membersihkan mereka dari kenajisan, dari dosa-dosa penyembahan berhala. Air jernih dalam nubuat Yehezkiel berfungsi sebagai simbolisasi pengampunan dan pengudusan Allah. Upacara pentahiran bagi seluruh umat Israel dilakukan secara nasional satu tahun satu kali pada hari raya Pendamaian (band.Im. 16). Setiap tahun upacara pentahiran hams dilakukan karena kelemahan umat Israel yang masih diperbudak oleh dosa. Namun pentahiran yang Tuhan lakukan di sini dimulai dari bagian paling inti dalam hidup umat-Nya, yaitu hati dan roh. Hati yang keras (harfiah: “hati batu”) diganti dengan hati yang taat (harfiah: “hati daging”); batin manusia dimasuki Roh Allah sehingga Israel dibuat taat. Hati dan roh merujuk pada intelek. Hati adalah kedudukan intelek dan roh itu adalah intelek itu sendiri. Tuhan mengv tikan intelek yang rusak dengan yang baru supaya umat memilih yang baik dan bukan yang jahat. Hati dalam Perjanjian Lama dipahami sebagai pusat atau inti dari kepribadian manusia. Hati yang baru adalah hati yang taat dan mau dibentuk oleh Allah, kehidupan yang mau dituntun oleh Firman Tuhan. Hati dan roh yang baru menjadikan mereka mampu melakukan kehendak Allah (ay.24-26). Lalu Allah mengaruniakan Roh-Nya sehingga umat hidup menurut dan melakukan segala ketetapan dan peraturan-Nya. Hukum Allah diberikan supaya umat hidup taat, memahami kehendak-Nya dan bisa memahami jalan pikiran Tuhan dan menjauhkan diri dari dosa. Dengan demikian mereka akan kembali menduduki tanah perjanjian, menjadi umat Tuhan dan Dia menjadi Allah mereka, (ay.27- 28). Setelah Israel disucikan, Aku akan melepaskan kamu dari segala dosa kenajisanmu. Mereka diampuni dan berdamai dengan Tuhan, akibatnya mereka menikmati berkat kesuburan, gandum bertumbuh sehingga umat tidak kelaparan lagi. Demikian juga pepohonan dan hasil ladang diberkati sehingga mereka tidak lagi mengalami kelaparan di tengah bangsa- bangsa. Ini memperlihatkan betapa Allah memberikan “jaminan” bagi bangsa Israel untuk hidup dalam kesejahteraan, (29-30).
Tindakan pemulihan dan penyelamatan Allah menyebabkan umat merenungkan tingkah laku mereka dimasa lampau dan merasa malu atas hal tersebut. “…Kamu akan merasa mual melihat dirimu sendiri karena kesalahan- kesalahanmu dan perbuatan-perbuatanmu yang keji”. Artinya ketika bangsa itu membandingkan perbuatan mereka dengan perbuatan Allah, maka mereka sendiri merasa mual (jijik) karena karya dan rancangan Tuhan selalu baik bagi mereka. Tindakan penyelamatan Allah bukan karena umat tapi karena Ia mau menguduskan nama-Nya (band. ay.22-23), maka umat harus merasa malu karena kelakuan mereka. Pentahiran Allah kepada Israel membuat mereka dibaharui dan diselamatkan bahkan kota-kota akan dibangun. Tanah dipulihkan dan dikerjakan kembali, yang tandus diberkati, menjadi subur dan menjadi seperti taman Eden (Ibr. kesenangan, kenikmatan dan kegemaran) dan kota-kota kembali tertata, didiami dan menjadi benteng (perlindungan). Tindakan penyelamatan ini untuk menjadi kesaksian bagi bangsa-bangsa bahwa Tuhan berkuasa menjadikan umat-Nya memiliki masa depan yang cerah, (ay. 31-35).
Dampak dari pemulihan Tuhan terhadap umat israel, membuat mereka hidup menurut kehendak-Nya. Hal itu dilakukan-Nya supaya bangsa-bangsa mengetahui bahwa Tuhanlah yang membangun kembali tanah dan kota yang telah dimusnahkan-Nya. Kemurahan-Nya dinyatakan kepada umat, di mana mereka boleh meminta kepada-Nya, apa yang akan Ia lakukan, yaitu membuat bangsa Israel diberkati menjadi amat banyak seperti “lautan manusia” (band. Kej.22:17, janji kepada Abraham). Allah telah berbicara, dan la akan melakukannya, dan la ingin supaya orang memohon kepada-Nya untuk melakukannya. Ia menghendaki supaya umat-Nya mencari Dia sehingga mereka mengetahui bahwa Dialah TUHAN ALLAH yang telah menyelamatkan mereka, (ay.36-38).
Makna dan Implikasi Firman
- Yehezkiel menuntut pertobatan kepada umat, agar mereka mengutamakan Allah di atas kepentingannya sendiri tetapi mereka tidak mampu. Makanya, Allah turun tangan, Ia bertindak menjadi pelaku dan pelaksana perubahan dalam umat-Nya. Keselamatan yang diberikan kepada umat sifatnya holistik (menyeluruh) bukan hanya secara fisik dengan pemulihan ekonomi, sosial, politis dan budaya tetapi juga pemulihan batin, yakni hati dan roh yang baru. Dalam bahasa Perjanjian Baru, di dalam Kristus kita menjadi “ciptaan baru” (2 Kor 5:17) yang “diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik” (Ef 2:10). Itulah awal dari pertobatan yang sejati, baik dalam Yehezkiel maupun dalam Perjanjian Baru. Allah mau menuntun Israel yang telah dipukul dengan keras oleh kejatuhan Yerusalem kepada pengharapan yang terpusat hanya pada Allah, baik untuk kembalinya Israel ke tanah perjanjian, maupun untuk pembaruan hati dan pemulihan tanah.
- Memiliki hati dan roh yang baru adalah tanda bahwa seseorang telah mengalami kelahiran barn dengan hidup dalam pertobatan, dan taat pada Allah. Hati yang baru adalah hati yang lembut, hati yang mau belajar, diajar, ditegur dan dibentuk. Hati yang senantiasa taat dan fokus kepada Allah bukan hati yang keras, hati yang kompromi dengan dosa. Roh Kudus diberikan untuk mengubah hati manusia supaya kembali terarah kepada Allah. Tujuan akhir dari segala karya Allah, termasuk pengubahan batin manusia adalah demi kemuliaan dan hormat nama-Nya. Agar,” kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu.”
- Di perayaan tahun barn saat ini, Tuhan ingin orang percaya meninggalkan hati yang lama, hati yang keras dan tidak taat, hati yang tidak mau dituntun oleh kebenaran Firman Tuhan. Ia ingin kita memiliki hati yang baru, murni, suci dan kudus sehingga kita bisa melakukan kehendak-Nya dalam ketaatan, maka kita akan menyaksikan penggenapan rencana-Nya di tahun baru 2023 ini. Roh-Nya dianugerahkan kepada gereja agar hati kita semakin bersih dan kesucian Allah mendominasi hati kita sehingga buah-buah Roh nampak dalam hidup dan tindakan kita untuk mengisi tahun baru ini dengan hati dan roh yang baru.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa yang saudara pahami tentang Hati Baru Menyambut Tahun Baru menurut Yehezkiel 36:22-38
- Jelaskan tindakan-tindakan Gereja dan Pemerintah dalam kaitannya dengan merayakan Tahun Baru?
NAS PEMBIMBING: 2 Korintus 3:2-3
POKOK-POKOK DOA:
- Mampukan orang percaya supaya merayakan Tahun Baru dengan hati baru.
- Setiap orang percaya menjadi berkat dalam kehidupan
- Gereja diberi kekuatan Iman dalam mengisi tahun baru dengan kehidupan yang diperbaharui.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI PERMULAAN TAHUN
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan : NKB No. 47a “T’lah Datang Tahun Baru”
Ses. Nas Pembimbing: KJ No 308 Tuhan, Kau Kekal Raja Hati Kami
Ses. Pengakuan Dosa: Hati Sebagai Hamba
Ses. Janji Anugerah Allah: NNBT No. 24 Kuasa-Mu Tuhan Selalu Kurasakan
Ses. Puji-Pujian: NNBT No. 26 Tuhan Yesus Mutiara Hatiku
Ses Hukum Tuhan: NNBT No. 13 Ya Allah Bapa, Ya Yesus Tuhan
Persembahan: NNBT No. 20 Kami Bersyukur Pada-Mu Tuhan
Penutup: Hanya Dalam Kasih-Mu Tuhan
ATRIBUT
Warna Dasar Putih dengan Lambang Lilin di atas Palungan