Tema Bulanan: “Solidaritas Yang Paripurna”
Tema Mingguan: ”Tersalib Sekalipun Tidak Bersalah”
Pembacaan Alkitab: Lukas 23:33-43
Alasan Pemilihan Tema
Kata “Salib” artinya kayu silang, kayu palang atau dua batang kayu yang bersilang. Menyalibkan artinya menghukum mati dengan kayu salib, tangan orang yang dihukum direntangkan dan diikat atau dipaku pada kayu salib. Dalam bahasa Yunani “Stauros” artinya kayu sulaan atau balok yang didirikan tegak sebagai alat untuk menghukum dan menghukum mati seorang. Penyaliban adalah suatu bentuk eksekusi yang paling keras yang didahului oleh pencambukan, ditelanjangi, dihina, diludahi, dan diolok-olok. Menurut kebiasaan orang-orang Romawi terhukum diharuskan rnemikul salibnya sendiri seolah-olah menyetujui hukuman yang dijatuhkan padannya. Penyaliban merupakan kematian yang paling mengerikan dan rasa sakitnya luar biasa, mayatnya sering dibiarkan tergantung membusuk dan menjadi makanan binatang atau burung pemakan bangkai.
Kata “Tidak Bersalah” artinya bebas dari kesalahan, tak bercela, tahir atau benar. Orang yang tidak bersalah dalam pengertian mereka benar dan tidak layak menerima malapetaka tertentu yang menimpa mereka. Tuhan Yesus yang tidak berdosa atau tidak bersalah menerima penyaliban yang paling mengerikan. Ia dicela karena perbuatan baik yang Ia lakukan dan mereka menyalibkan Dia, Oleh karena itu tema: Tersaiib Sekalipun Tidak Bersalah” merupakan kemenangan dan pendamaian yang melampaui segalanya. Yesus disalib dan mati bagi dosa-dosa kita. Yesus disalibkan menjadi suatu teladan ketaatan bagi orang yang hendak mengikut Yesus. Yesus menuntut bagi para pengikut-Nya agar siap sedia menderita dan menyangkal diri.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Injil Lukas ditulis oleh Lukas, tabib yang kekasih dan teman seperjalanan Paulus. Ditulis sekitar tahun 60 M dan Lukas menggunakan Markus sebagai salah satu nara sumbernya atau Injil Lukas ditulis setelah penyusunan Injil Markus. Dalam Lukas 1:1 menyatakan bahwa Injil Lukas ini dipersembahkan kepada Teofilus. Lukas percaya bahwa iman Kristen adalah berdasarkan peristiwa-peristiwa sejarah yang dapat dipandang sebagai perbuatan Allah. Lukas menceritakan tentang riwayat Yesus sebagai sejarah dan Yesus ialah Injil keselamatan. Lukas memperlihatkan bahwa penderitaan dan kematian merupakan jalan yang ditentukan Allah, yang wajib dijalani Yesus sebelum masuk kedalam kemuliaan-Nya di sorga. Yesus disalibkan ditempat yang dinamakan Kalvari atau “Kranion”, bahasa Yunani untuk “Golgota” yang berarti “tempat tengkorak”, bahasa Aram: “Golgotha”, bahasa Ibrani: “Gulgoleth” artinya “Tengkorak “. Bukit itu disebut demikian mungkin karena bentuknya seperti tengkorak, suatu tempat yang kotor dan menjijikkan. Hukuman penyaliban berasal dari bangsa Siro-Fenesia Tirus dan Sidon, kemudian orang Romawi memakai cara itu. Sungguh kejam hukuman itu dan dianggap sebagai kutuk Allah (Ul. 21:23, Gal. 3:13). Yesus disalibkan bersama dua penjahat diperlakukan sebagai seorang pemberontak dan juga terhitung di antara mereka, malah yang terburuk. Hal ini sengaja dibuat untuk menghinakan Yesus dihadapan massa dan menempatkan Dia sederajad dengan para perampok (ayat 33). Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”, Yesus berdoa memohon pengampunan untuk orang-orang yang melakukan hukuman mati-Nya. Dia berdoa untuk para pemberontak, seperti sudah dinubuatkan sebelumnya (Yes. 53:12), Doa Stefanus ketika sedang direjam batu (Kis. 7:60), dan doa Yesus (Yoh. 17). “Ya Bapa ampunilah mereka”, bukan hanya orang-orang ini, tetapi juga semua orang yang akan bertobat dan percaya kepada Injil. Orang yang paling berdosa sekalipun dapat mengharapkan belas kasihan melalui Yesus Kristus, jika mereka bertobat. “Sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”, sebab jika mereka tahu, mereka tidak akan menyalibkan Dia dan karena mereka tidak menyadari siapa Yesus itu (bnd. Kis. 13:27, I Kor. 2:8). Mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya sebagai upah mereka yang menunjukkan jubah itu hampir tidak punya harga sama sekali, apalagi sampai dibagi-bagi (ayat 34). Orang banyak selalu menghadiri pelaksanaan hukuman mati karena belas kasihan atau karena ingin tahu bahkan mungkin tidak merasa prihatin sama sekali. Para pemimpin Yahudi dianggap terhormat dan bermoral karena jabatan mereka, justru mengejek Yesus; “Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri. Mereka menentang-Nya untuk menyelamat-kan diri-Nya dari kayu salib. Yesus justru seperti menyerah ditangan orang Romawi dan dihadapan Yesus seakan-akan mereka itu telah menaklukkan Yesus, mereka mempermainkan-Nya. Jika Ia sebagai Kristus akan menyelamatkan bangsa kita dari orang-orang Romawi maka biarlah Yesus menyelamatkan diri-Nya sendiri dari orang-orang Romawi yang kini sedang menguasai-Nya. Mereka tahu bahwa Kristus adalah orang yang dipilih Allah, yang diutus dan dikasihi-Nya (ayat 35). Prajurit-prajurit juga mengejek Yesus menggunakan kata-kata dalam “titulus” atau kertas tuduhan yaitu tulisan “I.N.R.I.”: “Iesus Nazarenus Rex Iudaeorum artinya “Yesus Orang Nazaret Raja Orang Yahudi”, yang dipakukan di kayu salib di atas kepala-Nya dan tulisan itu menunjukkan kejahatan-Nya. Orang Yahudi menghukum Yesus karena Dia telah mengaku sebagai raja orang Yahudi dan sebagai Mesias. “Jika Engkau adalah raja
orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu”. Maksudnya pantaslah jika orang-orang seperti mereka memiliki raja seperti ini, dan pantaslah raja seperti ini bagi orang-orang seperti itu. Mereka mengunjukkan anggur asam kepada Yesus, dengan sombongnya seakan mengajak bergabung untuk minum bersama-sama dengan mereka. (ayat 36-38). Yesus disalib diantara dua orang penjahat. Seorang penjahat yang satu menghujat Yesus mengulangi celaan yang sama dengan tidak memiliki rasa takut akan Allah (ayat 39) dan seorang penjahat yang lain memiliki hati serta menegur dia “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?” Karena itu tidak pantas dan seharusnya kita layak menerima penghukuman setimpal dengan perbuatan kita. Seorang penjahat yang lain ini justru mengucapkan pengakuan dosanya sendiri dan dia yakin Yesus tidak berbuat sesuatu yang salah (ayat 40-41). Dia mengakui-Nya sebagai Tuhan yang memiliki kerajaan dan Ia meminta supaya Yesus mengingat dia “Yesus, ingatlah akan aku”. Seperti juga yang diminta Jusuf (Kej. 40:14) dan Ayub (Ayb. 14:13). Meminta Yesus mengingat dia apabila Yesus datang sebagai Raja untuk memerintah. Meskipun Yesus mengalami kesakitan yang luar biasa masih mempunyai kata-kata penghiburan bagi orang yang bertobat. Yesus berkata bahwa hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus. Imannya diterima dan kepadanya dijanjikan tempat di Firdaus. Itulah kebahagian sorgawi, yaitu bisa melihat Kristus, duduk bersama-Nya, dan menikmati kemuliaan-Nya (Yoh 17:24). (ayat 42-43).
Makna dan Implikasi Firman
Yesus tersalib sekalipun tidak bersalah dengan penyaliban yang paling mengerikan. Ketika perwira pada waktu penyaliban itu melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah katanya; “sungguh orang ini adalah orang benar” (Luk 23:47), “Pilatus tidak rnendapati kesalahan apapun pada orang ini” (Luk 23:41), Tuhan Yesus” tidak berbuat dosa” (I Ptr. 2:22, Ibr 4:15), dan Yesus bertanya “siapakah diantaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? (Yoh. 8:46). Yesus tersalib benar-benar tidak bersalah dan merupakan kemenangan dan pendamaian yang melampaui segalanya. Penyaliban Yesus juga menjadi berita penghiburan bahwa Dia Yesus Juruselamat telah menyatakan kasih-Nya dengan memberikan diri-Nya untuk menebus dosa manusia. Umat Tuhan yang adalah gereja-Nya percaya Yesus disalib menjadi penghiburan dan suatu teladan ketaatan bagi orang yang hendak mengikut Yesus. Yesus menuntut bagi para pengikut-Nya agar siap sedia menderita dan menyangkal diri.
“Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” adalah doa Yesus bagi para musuh-Nya disaat Ia menderita di kayu salib. “Ya Bapa ampunilah mereka”, bukan hanya orang-orang ini, tetapi juga semua orang yang akan bertobat dan percaya kepada Injil. Orang yang paling berdosa sekalipun dapat mengharapkan belas kasihan melalui Yesus Kristus, jika mereka bertobat. Yesus mendoakan dan mengampuni mereka yang menganiaya dan membunuh Dia bahkan juga sebuah pembelaan Yesus yakni “sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”. Doa Yesus menjadi teladan bahwa setiap memanggil Allah sebagai Bapa adalah dengan hormat dan percaya. Berdoalah untuk pengampunan dosa baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain termasuk yang menyakiti dan membenci kita dengan memohon pengampunan akan dosa-dosa yang mereka perbuat. Orang percaya harus mengampuni sama seperti Yesus mengampuni.
Seorang penjahat yang mendapat teguran; “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah”. Tidak mau mendengar dan menerima seperti kekerasan hati Firaun (Kel. 7:22). Hati yang keras berpeluang terjadi kepada siapapun dan kapanpun. Miliki kerendahan hati untuk mendengar dan menerima nasehat yang baik, benar dan sesuai Firman-Nya. Yesus disalib menjadi peringatan bagi umat Tuhan untuk berbalik, mengubah hati yang keras dan yang tidak takut akan Allah. Allah berfirman jangan keraskan hati kita sebab membuat kita kehilangan janji-Nya, anugerah-Nya, bahkan keselamatan dari-Nya (Roma 2:5).
Seorang penjahat yang lain berkata “Yesus, ingatlah akan aku”. Ia yakin Yesus tidak berbuat sesuatu yang salah dan Ia meminta supaya Yesus mengingat dia. Inilah doa dari seorang pendosa yang hampir mati kepada Yesus sang Juruselamat yang juga ada diambang kematian. Adanya orang yang masih memberi kesempatan berdoa memohon kepada Yesus meskipun Yesus sedang dihina dan direndahkan dikayu salib merupakan sebuah kehormatan dan penghiburan. Belum tentu setiap orang akan memiliki kesempatan untuk bertobat sesaat sebelum mereka meninggal. Seperti yang didapat oleh seorang penjahat ini untuk bertobat adalah kesempatan yang diberikan padanya sangat istimewa. Tetapi juga janganlah kita menunda-nunda pertobatan dan berharap memperoleh belas kasihan ketika mendekati ajal. Selama kita hidup maka hidup dalam pertobatan, selalu ada pengharapan dan selama masih ada pengharapan, selalu ada ruang untuk berdoa (I Tes. 5:17). Di tengah penderitaan Yesus disalib ternyata ada penghiburan dari orang yang disekitar-Nya yang bertobat. Menjadi teladan bagi umat Tuhan tanpa memandang orang untuk saling menghibur bagi yang lemah.
Meskipun Yesus mengalami’ kesakitan yang luar biasa masih mempunyai kata-kata penghiburan bagi seorang penjahat yang bertobat. Yesus berkata bahwa hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus. Imannya diterima dan kepadanya dijanjikan tempat di Firdaus. Yesus rela menderita tersalib adalah bukti cinta kasih Yesus agar kita hidup kekal (Yoh.3:16). Penderitaan adalah suatu realita dan menyakitkan. Sebagian orang dapat menerima penderitaannya dengan sikap iman, tetapi ada orang yang tidak dapat menerimanya dan kehilangan iman. Penderitaan adalah alat yang dipakai Allah untuk membuat kita peka dan untuk mencapai maksud-Nya. Jika kita menderita karena kehendak Allah, maka kita harus berserah kepada-Nya dan selalu berbuat baik (I Pet. 4:19). Penderitaan orang percaya menjadikan Yesus Kristus sumber segala penghiburan (2 Kor. 1:3).
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa yang kita pahami tentang “tersalib sekalipun tidak bersalah?
- Apa yang kita pahami tentang para pemimpin, prajurit-prajurit dan dua orang penjahat dalam Lukas 23:33-43?
- Bagaimana cara Gereja menghadapi penderitaan di masa sekarang ini?
NAS PEMBIMBING: Roma 8:28
POKOK POKOK DOA:
Warga gereja dalam menghadapi setiap penderitaan untuk hidup dalam pengharapan dan tetap berdoa.
Warga Gereja tetap menjadikan Tuhan sumber segala penghiburan.
Warga Gereja dapat hidup di tengah penderitaan dengan saling menghibur dan saling menasehati.
Pelayan Khusus yang dipanggil untuk melayani semakin memahami panggilan dan tanggung jawabnya sekalipun di tengah penderitaan.
Gereja yang memahami dan menghargai pengorbanan Yesus yang disalib tanpa salah.
Pemerintah diberikan hikmat dalam menegakkan keadilan, kebenaran dan dalam menjalankan semua program pemerintah.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
MINGGU SENGSARA VI
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan: KJ. No. 361 Di Salib-Mu Ku Sujud.
Ses. Nas Pemb: KJ. No. 408 Di Jalanku Ku Diring.
Ses. Pengakuan Dosa: NNBT No. 11 Ya Allahku, Kami Mengaku Dosa.
Pemberitaan Anugerah Allah: KJ. No. 34 Di Salib Yesus Di Kalvari.
Ajakan Untuk Mengikuti Yesus Kristus Di Jalan Sengsara: KJ No. 375 Saya Mau Ikut Yesus.
Persembahan: KJ No. 363 Bagi Yesus Kuserahkan.
Penutup: NNBT. No. 27 Ya Tuhan Engkaulah.
ATRIBUT:
Warna dasar ungu dengan simbol XP (Khi-Rho), cawan pengucapan, salib dan mahkota duri