TEMA BULANAN :“Misi Dan Pendidikan Yang Membebaskan”
TEMA MINGGUAN :“Kecaplah Dan Lihatlah, Tuhan Itu Baik”
BACAAN ALKITAB: Mazmur 34: 2-23
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Orang Kristen diajarkan untuk selalu bersyukur atas segala keadaan, terutama atas kebaikan TUHAN, yang telah dianugerahkan-Nya kepada setiap orang yang percaya Kepada-Nya. TUHAN telah menganugerahkan bumi ciptaan-Nya untuk didiami oleh manusia, bahkan TUHAN mempercayakan bumi ini untuk dipelihara, dirawat dan dikelola oleh manusia, agar bermanfaat bagi keberlangsungan hidupnya. Orang percaya diingatkan untuk selalu bersyukur atas segala yang diperolehnya sebagai berkat Tuhan.
Salah satu tradisi rohani yang berlaku dalam kehidupan kerohanian masyarakat Minahasa adalah Pengucapan Syukur. Pengucapan syukur biasanya dilakukan setelah memperoleh hasil panen atau keberhasilan dalam usaha dan pekerjaan (umumnya hasil hasil pertanian dan peternakan). Namun tradisi pengucapan syukur yang masih dipertahankan ini, menimbulkan persoalan dalam penerapan dan pelaksanaannya. Kebiasaan orang Kristen mengucap syukur dengan membawa sebagian hasil pertanian kepada Tuhan, mulai bergeser, bahkan seakan-akan pengucapan syukur hanya dititikberatkan pada pestanya, bukan lagi ucapan syukur mempersembahkan sebagian hasil usaha/pekerjaan kepada Tuhan. Sehingga yang terjadi adalah pesta pora yang berlebihan, bahkan terkesan hanya menghambur-hamburkan materi (uang), padahal telah diusahakan dan diperoleh dengan susah payah.
Kendati tradisi pengucapan syukur ini, seolah-olah telah bergeser, namun hendaklah kita memaknai tradisi itu sebagai ucapan syukur kepada TUHAN sang pemberi berkat. Juga harapkan agar kita boleh saling berbagi, mempererat tali persaudaraan dan persahabatan dengan adanya pejumpaan, baik dengan keluarga, sahabat, teman lama, teman sekerja, bahkan orang yang belum kita kenal pun disambut dengan sukacita dan kemeriahan, sambil menikmati hidangan/ makanan dari hasil usaha kita sendiri. Kita amini hidangan yang tersedia sebagai pemberian TUHAN. Untuk itu perenungan kita dibulan pengucapan syukur ini diberi tema: “Kecaplah Dan Lihatlah, Tuhan Itu baik”
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Menurut tradisi kekristenan bahwa Kitab Mazmur (Tehillim=nyanyian-nyanyian pujian), secara khusus Mazmur pasal 34, pada umumnya berpendapat ditulis oleh Raja Daud, karena Raja Daud adalah seorang penyair. Dan Mazmur 34 (seperti Mazmur 25) ini ditulis dalam bentuk akrostik (berurutan sesuai abjad huruf Ibrani = 22 huruf, sekalipun menghilangkan huruf waw, namun bagian akhir menambahkan huruf pe). Mazmur 34 ini isinya adalah Nyanyian Ucapan Syukur. Diawal pasal 34 ini disebutkan bahwa Daud, ketika di hadapan Raja Filistin berpura-pura gila (Raja Akhis, Abimelekh. I Samuel 21:10-15). Sesuatu yang sangat berbeda ketika Daud ternyata lebih takut kepada Raja Filistin, daripada kepada TUHAN Allah Israel yang dapat melindunginya dan menyelamatkannya. Namun perilaku Daud seperti itu dapat dimaklumi, sebab sebagai orang yang telah membunuh Goliat, pastilah ia sangat dibenci dan dicari oleh Raja dan orang Filistin. Walaupun sikap Daud yang berpura-pura gila itu tak patut dipuji, inilah kelemahan Daud. Namun jika kita membaca kisah Daud, ada hal yang baik dilakukannya ketika ia merasa telah melakukan kesalahan, maka ia cepat menyadarinya dan memohon pengampunan (ayat 1). Perikop Mazmur 34 ini mengungkapan pokok-pokok sebagai berikut:
Ayat 1– 4. Daud mengungkapkan pujiannya kepada TUHAN, pada segala waktu, hal ini menyatakan bahwa setiap orang dapat memuji TUHAN, dan tidak ada yang dapat menghalanginya sekalipun dalam keadaan yang tidak biasa. Atau dalam keadaan bahayapun, Daud mengagungkan pujian dan bermegah karena TUHAN bersamanya. Oleh karena hal itu merupakan bentuk syukur sehingga orang orang lain mendengar dan bersukacita, menguatkan mereka jika menghadapi hal serupa yang dialami Daud (bukan dalam hal berpura-pura gila). Tentu ajakan Daud untuk memuliakan dan memasyhurkan nama TUHAN, adalah sebuah ajakan bahwa TUHAN-lah yang layak dipuji dan dimuliakan. Ajakan ini memotivasi kita bahwa ungkapan pujian itu tidak hanya dilakukan secara pribadi tapi juga dapat dilakukan secara bersama-sama.
Ayat 5 – 8.Aku telah mencari TUHAN. Pengalaman Daud, ke manapun ia pergi, ia selalu bertanya kepada TUHAN. Jika merujuk pada kisah Daud selanjutnya dalam kitab 1-2 Samuel, Daud selalu bertanya kepada TUHAN. Walaupun dalam hal tertentu, sering kali Daud melakukan sesuatu sesuai keinginan dan kehendaknya sendiri, maka tak heran Daud mengalami kegagalan dan jatuh ke dalam berdosa. Daud tahu bahwa saat ia meminta petunjuk TUHAN, TUHAN pasti akan menjawabnya, dan akan membuat ia menang atau berhasil serta melepaskannya dari segala kegentarannya. Ungkapan, tujukanlah pandanganmu kepada TUHAN, dalam hal ini Daud memberikan pesan dan harapan baru kepada setiap orang Israel, bahwa mereka akan berseri-seri (bersukacita) dan tak akan dipermalukan jika berseru dan berharap pada Tuhan. Sebab bagi Daud ketika dirinya dalam kesesakan (dikejar-kejar oleh Raja Saul dan berada dalam kegentaran karena melarikan diri masuk Filistin),ia berseru/berdoa kepada TUHAN. Tuhan mendengar dan menyelamatkannya. Itulah pesan dan harapan Daud sesuai pengalamannya. Dalam keyakinan dan harapan itu, Daud tahu bahwa Tuhan melindunginya dan meluputkannya. Walaupun tak dilihatnya, namun Daud percaya bahwa dia dilindungi Tuhan sebab malaikat TUHAN berkemah disekelilingnya.
Ayat 9–11. Kecaplah (merasakan sesuatu makanan), menikmati makanan yang enak, lezat dan lihatlah (melihat dengan mengunakan mata untuk memandang/ memperhatikan). Di sini pemazmur mengajak untuk menikamti dan memandang segala kebaikan TUHAN (TUHAN itu Baik). Oleh kebaikan TUHAN itu, maka Ia akan mendengar, menjawab, melepaskan dan menyelamatkan serta meluputkan. Itulah kebaikan TUHAN yang dirasakan dan dialami oleh Daud. Daudpun mengajak orang-orang yang kudus agar Takut kepada TUHAN, sebab bagi Daud orang yang takut TUHAN tidak akan berkekurangan, tidak akan mengalami kelaparan, seperti singa-singa muda yang kelaparan. Dan bagi mereka yang mencari TUHAN, yang mengandalkan Tuhan dalam hidupnya, yang bergantung kepada TUHAN dan menaruh harapannya kepada TUHAN pasti tidak akan berkekurangan dan segala sesuatu akan baik.
Ayat 12 –15. Ajakan marilah anak-anak! Dengarkanlah aku. Di sini pemazmur, Raja Daud, memberikan sebuah pengajaran, tentang takut akan TUHAN. Pentingnya pengajaran itu karena manusia yang takut akan TUHAN akan memiliki hidup dan menikmati segala yang baik. Pengajaran yang dimaksudkan adalah jagalah lidahmu, agar jangan berbicara tentang yang jahat (jangan menghakimi, menfitnah dan mengumbar kesalahan orang lain dan lain sebagainya), jagalah bibirmu terhadap ucapan yang menipu (membuat orang lain dirugikan). Ingat kata pepatah: “Karena mulut, badan binasa.”artinya jauhilah/hindarilah perbuatan yang jahat dan lakukanlah yang baik. Carilah perdamaian; berdamai dengan sesama, alam, lingkungan sekitar kita dengan selalu berusaha mendapatkannya. Jika ada persoalan maka berusahalah berdamai, berusahalah menyelesaikannya, jangan menghidari apalagi menjadi penyebab masalah. Masalah harus digumuli bersama, sebab suasana damai, tenang dan aman membuat hati penuh sukacita dan kegembiraan. Orang yang melakukannya akan merasakan kedamaian.
Ayat 16–19. Tuhan selalu mengawasi dan menjaga setiap orang, terutama orang benar yaitu mereka yang takut akan Dia. Tuhan selalu mendengar setiap teriakan orang-orang benar dan di pihak yang lain TUHAN akan menentang orang-orang jahat dan melenyapkan mereka. TUHAN sangat benci kejahatan, apalagi jika kejahatan itu dilakukan kepada orang orang yang benar. TUHAN akan mendengar, menolong, melepaskan orang benar ketika mereka mengalami kegentaran, penindasan, kesesakan sebagaimana yang dialami Daud. Sebab TUHAN dekat (tidak jauh, akrab seperti hubungan persaudaraan) dengan orang yang patah hati (kehilangan keberanian, kemauan, kecewa harapannya gagal). TUHAN menyelamatkan,(menolong, membela dan membebaskan dari bahaya),orang yang remuk (hancur luluh) jiwanya (dapat digambarkan sebagai orang yang kehilangan semangat hidup,kehilangan harapan, kehilangan kekuatan, putus asa dan lain sebagainya)
Ayat 20 – 21.Kemalanganorang benar banyak. Kemalangan (identik dengan kecelakaan, kesusahan, kesialan, kerugian, kata orang manado So’e). Ini artinya bahwa orang benarpun banyak mengalami kemalangan dalam hidupnya. Hanya saja TUHAN melepaskan dia(menyelamatkan atau menghidarkan dari bahaya). Tuhan melindungi, segala tulangnya tidak ada yang patah dimaksudkan bahwa orang benar itu sekalipun dalam kemalangan dan bahaya, kalaupun mengalami hal itu tidak akan kehilangan nyawa atau mati.
Ayat 22 – 23. Hal yang sebaliknya terjadi kemalangan bagi orang yang fasik (orang yang tidak peduli akan perintah TUHAN; berarti: buruk kelakuan, jahat, berdosa besar).Orang yang demikian akan mengalami kemalangan yaitu kematian (kebinasaan) kekal, sebab mereka orang suka membenci orang benar, tidak mau melakukan yang baik dan benar bagi mereka sudah ada penghukuman. Tetapi sebaliknya, TUHAN membebaskan (memerdekakan) jiwa hamba-hamba-Nya, yaitu orang yang telah ditebus, dipilih, dipanggil-Nya, untuk melayani-Nya. Bahkan yang berlindung (mendapatkan pertolongan, keamanan, penjagaan) dari TUHAN, mereka tidak akan menanggung hukuman.
Makna dan Implikasi Firman
- Tuhan Allah adalah adalah Pencipta. Tuhan menyediakan segala kebutuhan umat-Nya melalui ciptaan-Nya, maka TUHAN memerintahkan manusia, ciptaan-Nya untuk mengelola dan merawat, menjaga dan memelihara ciptaan-Nya, agar dapat menikmati atau mengecap hasilnya. Karena itu bagi kita diingatkan untuk selalu bersyukur, betapapun sulitnya hidup ini, mengalami kesusahan dan kesulitan. Bencana dan kemalangan sering kita alami, tapi juga banyak kali kita mengalami hal yang baik dan menyenangkan dari TUHAN, maka hendaklah kita harus selalu bersyukur atas semuanya, dengan pujian, bermegah dan memuliakan TUHAN serta terus setia mencari TUHAN, disepanjang hidup ini.
- TUHAN adalah penjaga kita, Dia yang melepaskan, Dia Juruselamat, yang meluputkan kita, Dia mendengar dan melindungi kita. Karena itu sudah selayaknya hidup kita selalu dalam ketaatan yaitu dengan berusaha hidup benar, berprilaku benar dan mencari perdamaian, bahkan menjauhi hal-hal yang jahat.
- TUHAN itu selalu dekat dengan kita. Kita bersyukur dan menikmati serta menyaksikan segala kebaikan TUHAN kepada kita. Karena itu sudah selayaknya kitapun selalu hidup takut akan TUHAN. Kita telah menikmati keselamatan sebagaimana yang telah dianugerahkan-Nya kepada kita melalui Yesus Kristus, yang rela berkorban, menderita, mati, bangkit dan naik ke sorga menyelamatkan kita dari kebinasaan.
- Dalam rangka penghayatan Ibadah Pengucapan Syukur, haruslah kita ingat, bahwa mengucap syukur bukan semata-mata karena kita berhasil dari usaha atau pekerjaan kita, tapi justru dengan pemberian TUHAN berupa kekuatan dan kesehatan serta umur panjang kita boleh menikmati dan memandangnya sebagai bentuk kebaikan TUHAN kepada kita. Maka pengucapan syukur harus dimaknai sebagai ucapan syukur atas semua pemberian TUHAN itu. Jangan kita terlena dengan hasil, menghabiskan tanpa pengelolaan yang benar. Kita boleh berpesta (untuk berbagi berkat bagi orang lain), tapi ingatlah akan tanggungjawab kita, jangan sampai terabaikan yaitu pendidikan anak-anak, pelayanan diakonia bagi yang membutuhkan, sebagaimana amanat Firman TUHAN bagi kita yaitu: “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus” (Galatia 6 : 2)
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa pendapat saudara tentang tema: “Kecaplah dan Lihatlah, Tuhan itu Baik”, berdasarkan Mazmur 34 ini? Diskusikan.
- Bagaimana pendapat saudara tentang praktek pelaksanaan Pengucapan Syukuryang dilakukan oleh gereja dan masyarakat saat ini? Diskusikan.
- Jelaskan dampak negatif dan manfaat tradisi melaksanakan (ibadah) Pengucapan Syukur dalam kehidupan berkeluarga, berjemaat dan bermasyarakat dihubungkan dengan Pelayanan Persekutuan, Kesaksian dan Diakonia serta Pendidikan? Diskusikan.
POKOK – POKOK DOA:
- Berdoa dan mengucap syukur atas kebaikan Tuhan.
- Berdoa dan mengucap syukur atas pekerjaan dan usaha kita agar diberkati TUHAN
- Berdoa untuk para pemimpin dan rakyat serta pembangunan Bangsa Indonesia agar diberkati dan dilindungi TUHAN.
- Berdoa untuk pelayanan GMIM (Jemaat, Wilayah, Sinode) diperiode 2022 – 2027.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK II
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Kemuliaan Bagi Tuhan: NNBT No.7 Mari Puji Tuhan Yesus.
Doa Penyembahan: NKB No.3 Terpujilah Allah.
Pengakuan Dosa: NNBT No.10 Ya Tuhan Yang Kudus
Janji Anugerah Allah: NNBT No. 9 ‘Ku Akan Selalu Bersyukur.
Puji-Pujian: Bernyanyilah Bagi Tuhan Hua
Pengakuan Iman: KJ. No.280 Aku Percaya
Ses Pembacaan Alkitab: Kecaplah dan Lihatlah
Persembahan: NKB No. 208 Tabur Waktu Pagi
Nyanyian Penutup: KJ.No. 428 Lihatlah Sekelilingmu
ATRIBUT:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.