TEMA: “Doa Yabes Menjadi Doa Pria/Kaum Bapa”
BACAAN ALKITAB: 1 Tawarikh 4:9-10
Salam Sejahtera,
Kita bersyukur kepada Tuhan Allah dalam Yesus Kristus, oleh persekutuan dengan Roh Kudus yang terus menuntun dan memelihara Pria/Kaum Bapa GMIM sehingga boleh merayakan Hari Ulang Tahun yang ke-57. Pria/Kaum Bapa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan keluarga, gereja dan masyarakat. Gereja akan terus bertumbuh melalui doa umat-Nya, termasuk doa Pria/Kaum Bapa yang dipanjatkan kepada Tuhan di setiap waktu, pagi, siang dan malam. Namun masih banyak anggota Pria/Kaum Bapa yang tidak suka berdoa baik secara pribadi maupun dalam persekutuan. Jika diminta untuk berdoa, mereka menolaknya dan menyerahkan tanggungjawab ini kepada istri atau kepada orang lain. Padahal doa adalah nafas kehidupan orang Kristen. Di dalam dan melalui doa kita membangun komunikasi yang intim denganTuhan.
Perayaan HUT ke-57 Pria/Kaum Bapa ini merupakan momen yang indah untuk memahami dan belajar Firman Tuhan sesuai kesaksian Kitab 1 Tawarikh 4:9-10. Kitab ini diawali dengan cerita sejarah bangsa Israel yang memaparkan silsilah keturunan nenek moyang mereka. Umat pilihan ini sering ditimpa kemalangan, namun Allah tetap memegang janji-Nya. Ia melaksanakan rencana-Nya melalui orang-orang yang tinggal di Yehuda.
Khusus I Tawarikh 4:9-10 menceritakan tentang Yabes (Ibr Ya’bets: dukacita, penderitaan, tekanan batin). Ia adalah salah seorang keturunan Yehuda. Ibunya memberi nama Yabes karena telah melahirkannya dengan kesakitan. Pemberian nama ini membawa kesan yang negatif. Ada kemungkinan karena namanya, ia mengalami penderitaan dan tekanan batin sebab dianggap pembawa sial. Nama Yabes memang bukan suatu nama keberuntungan. Namun yang menarik di antara saudara-saudara, ia lebih dimuliakan (Ibr, kabad: dihormati, dipermuliakan, Ingg: honour, glorify, great). Ia yang terlahir membawa penderitaan bagi ibunya, dimuliakan oleh Tuhan lebih dari orang lain. Nama yang menyedihkan ini berubah karena ia mengandalkan Tuhan Allah dalam doanya.
Tidak banyak yang diceritakan tentang diri Yabes dalam Alkitab. Selain doa yang dipanjatkannya kepada Tuhan. Doa ini sangat terkenal dan diubah menjadi syair lagu yang sering dinyanyikan sebagai pengharapan umat kepada Tuhan. Pergumulan batin yang dialaminya tidak membuat ia putus asa. Yabes memberikan contoh kepada kita, bahwa doalahyang terpenting mengatasi dan mengantisipasi pergumulan hidup.
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: “Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku”.
Beberapa pokok doa Yabes: pertama, ia memohon kiranya Tuhan memberkati dengan berlimpah-limpah. Kelimpahan yang dimaksudkan ini sesuai yang Tuhan berikan kepadanya dan bukan menurut ukuran manusia. Ia akan dipenuhi oleh Tuhan dengan berkat yang melimpah (bnd Yoh 10:10b). Tidak akan berkekurangan, apa yang dibutuhkannya disediakan oleh Tuhan (Jehova Jireh). Kedua, ia memohon kepada Tuhan untuk memperluas daerah dimana ia tinggal. Memperluas daerah atau suatu teritorial dapat menunjuk lahan, lingkup tugas, pekerjaan, aset atau memperluas suatu keinginan yang berasal dari Tuhan. Tidak ada salahnya memiliki ambisi untuk memperluas daerah atau lingkup pekerjaan. Namun yang salah adalah jika kita terlalu ambisius sehingga membuat kita tidak arif lagi. Kita menjadi serakah dengan menginginkan segala-galanya untuk kepentingan pribadi, keluarga atau kelompok dan berusaha mendapatkannya dengan cara-cara duniawi, termasuk menghalalkan segala cara dengan mengabaikan kesantunan religius. Ketiga, kiranya tangan Tuhan menyertai perjalanan hidupnya. Memang, sejak dilahirkan, Yabes telah mengalami suatu penderitaan. Ia memohon perlindungan berupa kenyamanan dari Tuhan. Baginya hanya Tuhanlah yang menjadi tempat perlindungan. Tangan-Nya yang kokoh dan kuat akan menyertainya dimanapun ia berada. Keyakinan Yabes ini menjadi keyakinan kita. Hanya Tuhanlah yang dapat menjaga dan melindungi kita, hari ini, esok dan selamanya. Keempat ialah supaya Tuhan melindungi dirinya dari malapetaka sehingga kesakitan tidak menimpanya. Kemajuan zaman ini menghadirkan berbagai kecanggihan dalam komunikasi dan pengobatan. Kendati demikian penyakit yang disebabkan oleh berbagai virus pun semakin kompleks. Doa memohon perlindungan dari malapetaka dan kesakitan menjadi doa kita. Banyak Pria/Kaum Bapa yang tengah mengalami berbagai penyakit fisik, psikis, bencana dan malapetaka yang tak bisa dihindari. Kenyataan ini janganlah membuat kita menjadi pesimis atau apatis. Kejadian-kejadian di sekitar kita ini seharusnya mendorong kita untuk lebih tekun lagi berdoa dan mengimplementasikan doa kita. Tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga orang lain. Artinya janganlah fokus doa kita hanya untuk diri kita dan keluarga kita. Sedangkan mereka yang di sekitar kita terabaikan. Kita berdoa meminta berkat tapi cara hidup kita tidak memberkati. Kita berdoa terhindar dari malapetaka tapi kitalah sumber malapetaka bagi isteri dan anak-anak kita karena prilaku yang salah seperti malas bekerja, mabuk-mabukkan, judi, narkoba, “bahugel”. Kita berdoa dijauhkan dari sakit tapi kitalah yang menularkan penyakit kepada keluarga kita. Kita berdoa supaya sehat tapi kitalah yang membuat diri kita sakit, dengan alasan pinjam hari, kita tak dapat menahan keinginan untuk makan berlebihan akhirnya pinjam tempat (maso rumah sakit) dan pinjam seng (meninggal karena pola hidup yang tak sehat).
Pria/Kaum Bapa yang bersukacita,
Berefleksi dari bacaan ini, kita perlu menyeimbangkan “DOA IBU” dengan menggubah sebuah lagu dengan judul “DOA BAPA” di doa bapaku namaku di sebut, di doa bapa kudengar… ada kasihnya untukku”. Pria/Kaum Bapa harus mendoakan anaknya supaya Tuhan memberikan berkat dan perlindungan. Dengan demikian melalui doa orangtua, anak-anak kita diberkati dan dikaruniakan masa depan yang terbaik. Mereka juga akan terbiasa berdoa di setiap waktu termasuk mendoakan orang tuanya.
Pria/Kaum Bapa yang dikasihi Tuhan, kiranya Doa Yabes menjadi pola/model doa kita kepada Tuhan. Pokok-pokok doa ini, janganlah hanya sebatas doa atau kata-kata saja. Melainkan juga menjadi ajakan bagi kita yang bersukacita di HUT Ke-57 Pria/Kaum Bapa GMIM untuk mewujudkannya dalam tindakan. Pria/Kaum Bapa GMIM harus “menjadi Yabes masa kini” yang dapat mengubah keadaan yang terpuruk menjadi kesempatan untuk menjadi yang terbaik.
Hari ini kita jadikan hari doa bersama kita. Kita berdoa seperti Doa Yabes untuk keluarga, gereja dan bangsa yang kita cintai. Kita juga berdoa agar semua P/KB GMIM dikaruniakan Tuhan berkat yang melimpah, kesehatan, pekerjaan yang mapan, memperluas jaringan dan program pelayanan P/KB dan memohon penyertaan Tuhan dimanapun kita berada. Kita yakin di dalam dan melalui doa maka yang “hopeless” (putus asa) menjadi “hopeful” (penuh harapan). Selamat Hari Ulang Tahun ke-57 P/KB GMIM. Tuhan Yesus Memberkati. Amin.