TEMA BULANAN : “Penataan Persekutuan adalah Cerminan Kualitas Pelayanan”
TEMA MINGGUAN : “Persekutuan dengan Kristus Menuntun Hidup dalam Terang”
BACAAN ALKITAB : 1 Yohanes 1:1-10
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Semua orang percaya adalah “terang dunia” (Matius.5:14). Akan tetapi kebenaran tersebut, serigkali hanya menjadi lips service (pemanis bibir). Mengapa? Karena kita bisa menyaksikan dimana-mana banyak orangtidak mampu menjadi saksi Kristus yang hidup. Kenyataan membuktikan, banyak orang yang mengaku percaya dan melayani Tuhan tapi kerap terlibat dalam berbagai tindakan yang tidak mencerminkan dirinya sebagai terang dunia. Yesus Kristus tidak sungguh-sungguh hidup di dalam dirinya. Pada hakekatnya gereja senantiasa ditentang oleh roh zaman. Umat percaya senantiasa berhadapan dengan begitu banyak serangan dan tipu daya si jahat. Iblis berupaya untuk membelokkan dan menyesatkan umat dari kebenaran Injil Kristus. Pada akhirnya dunia dengan begitu banyaknya tawaran manis, banyak menyebabkan orang meninggalkan Tuhan.
Ada anggapan keliru bahwa perbuatan dosa tidak akan pernah menyebabkan kita kehilangan jaminan penebusan dosa. Seakan kita tidak akan terputus dari janji anugerah sebagai anak-anak Tuhan yang mewarisi kekekalan Kerajaan Sorga. Sungguh ironi menyaksikan mereka yang mengaku sebagai anak-anak Tuhan akan tetapi suka meluapkan kemarahan dan kebencian dan mengumbar kejahatan dalam hidupnya. Bacaan firman Tuhan saat ini mengajak kita untuk menghayati pengalaman rasul Yohanes yang gencar melawan penyesatan dan bagaimana pengalaman hidupnya bersama Yesus yang menuntunnya untuk hidup dalam terang yang sesungguhnya. Dengan demikian tema kita minggu ini “Persekutuan dengan Kristus, Menuntun Hidup dalam Terang”
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Surat Yohanes ditulis antara tahun 90 sampai dengan tahun 100 Masehi. Pada masa itu, penginjilan para murid Yesus, mulai menjangkau banyak orang yang berbeda budaya dan latar belakang sebagaimana penerima Injil sebelumnya (orang Yahudi). Banyak orang Yunani dan bangsa-bangsa lain telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Jemaat Efesus sebagai penerima surat ini sedang bertumbuh sebagai sebuah jemaat yang maju. Akan tetapi muncul para penentang. Tampil para guru dan nabi palsu (band. Nubuat Yesus Matius. 24:11). Kelompok ini menolak keilahian Yesus. Menurut pandangan mereka Yesus bukan Mesias. Mereka juga menolak inkarnasi Yesus sebagai Allah yang menjadi manusia.
Penulis menentang klaim dari para penyesat tentang siapa Yesus itu sesungguhnya. Bahwa dalam Perjanjian Lama para nabi telah berulang kali menubuatkan tentang Sang Mesias yang akan menyelamatkan dunia. Menurut Yohanes, betapa beruntungnya dia karena secara langsung, telah menyaksikan dan membuktikan sendiri keabsahan nubuatan firman tentang sang Firman hidup. Yang dimaksudkan dengan Firman hidup (Yesus), bukan hanya menunjuk kepada hidup secara lahiriah. Akan tetapi melalui kehidupan-Nya, Yesus menyatakan tentang hidup yang sesungguhnya (Yun=Zoe), atau kehidupan rohani yang dalam bahasa populer hidup baru. Hidup yang sesungguhnya tersebut, sudah dinyatakan. Maksudnya sudah ditunjukkan dan didemonstrasikan oleh Yesus. Penulis telah “melihatnya” dalam diri Yesus. Kata lihat (Yun=horan) artinya, “telah melihat dengan penglihatan secara seksama” kata kerja horan yakni theasthai, artinya memandang kepada seseorang atau sesuatu sampai memahami makna dari seseorang tersebut. Kata theasthai adalah juga bentuk lain dari pencarian yang telah berlangsung secara terus menerus sehingga mereka dapat memahami tentang makna dari apa yang telah ada sejak semula bahwa semuanya terjawab di dalam misteri siapa sesungguhnya Yesus Kristus.(Band. dengan perkataan Paulus dalam Galatia 2:20 “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku”).
Penulis menunjukkan bagaimana keterkaitan Bapa yang telah berinkarnasi dalam Yesus yang tidak mungkin berada dalam persekutuan dengan Bapa (Yang Mahatinggi) tanpa perwujudan dengan Anak-Nya (Allah yang jadi manusia). Sampai disini maka kesinambungan dari apa yang telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama menjadi berkorelasi dengan kehadiran Yesus ke dalam dunia ini. Bagi penulis, hal ini, sungguh-sungguh sebuah pencerahan yang luar biasa serta membangun keyakinan yang kuat karena iman. Betapa bahagianya dan dengan penuh gairah Yohanes rindu supaya pengertian yang telah dinyatakan Tuhan kepada mereka, juga dibagikan kepada semua penerima dan pembaca surat ini.
Yesus ada untuk menyatakan Bapa dan Dia adalah Terang. Di dalam Dia yang adalah terang itu sendiri tidak mungkin ada gelap. Karena justeru keilahian-Nya menying-kapkan kegelapan. Sifat-sifat Allah yang terwujud di dalam Yesus menjelaskan tentang arti terang itu sendiri. Persekutuan dengan Allah adalah di dalam Roh. Itulah sebabnya setiap orang percaya, kemudian menjadi satu keluarga Allah. Wujud kehidupan tersebut nyata di dalam kasih pengampunan dan kemurnian hidup.
Sementara menurut pemahaman sesat kaum Gnostik bahwa persekutuan dengan Allah hanya ada di dalam pengetahuan yang setara dengan filsafat. Ranah iman berada dalam dunia ide/pemikiran yang terpisah dengan perilaku yang lebih menuruti keinginan daging. Pendapat kaum Gnostik yang memisahkan antara pengetahuan dan perilaku tentu adalah sesat. Sebab seorang Kristen sejati harus hidup serupa dengan Kristus. Pikirannya harus equal (sebanding/ sebangun) dengan hidup di dalam terang dalam seluruh kebenaran Allah yang tampak memancarkan cahaya kemu-liaan Allah. Karena Allah adalah terang dan Dia menghendaki anak-anak-Nya harus hidup dalam terang. Doktrin ini tegas dan jelas menelanjangi pemikiran para pemuja pengetahuan rahasia (Gnostik) yang memandang bahwa pencapaian taraf pengetahuan melalui ritual tertentu membebaskan mereka dari dosa. Artinya bebas melakukan apa saja yang dike-hendaki tubuh secara daging, tanpa takut mencemari “iman” atau pengetahuan ilahi mereka dengan perilaku yang menuruti kedagingan/perbuatan dosa tersebut.
Itulah sebabnya bagi setiap orang yang mengaku per-caya kepada Yesus Kristus akan tetapi hidupnya masih permisif dengan perbuatan dosa maka berarti orang tersebut menipu dirinya sendiri. Dosa membenarkan tindakan keja-hatan yang dia lakukan. Ironisnya orang seperti itu merasa dirinya adalah seorang yang telah hidup dalam terang Kristus. Inilah pemahaman dualisme dalam aliran filsafat yang sangat kental dipraktekan oleh orang yang sesat imannya.
Makna dan Implikasi Firman
Yesus Kristus adalah Allah yang telah menjadi manusia. Ia telah datang ke dalam dunia untuk menyatakan dirinya sebagai firman yang hidup. Allah adalah kasih. Ia meng-hendaki setiap anak-anak-Nya hidup di dalam tindakan dan perbuatan yang penuh dengan belas kasih sebagai hidup yang sesungguhnya hidup.
Persekutuan hidup bersama dengan Tuhan Yesus akan menuntun seorang yang pernah berada di dalam kege-lapan, keluar dan meninggalkan kegelapan dan dia akan hidup di dalam terang Tuhan. Selanjutnya orang tersebut, mau bersaksi menjadi “garam dan terang“ bagi semua orang.
Di dalam Dia ada terang dan di luar Dia adalah kegelapan. Hidup di dalam Yesus adalah sebuah kehidupan baru yang sangat berbeda dengan kehidupan yang biasa (sekedar, bernafas dan beraktifitas). Tetapi hidup yang berdasarkan pada pengenalan akan Kristus yang penuh dengan sukacita dan damai sejahtera.
Pandangan dualisme (yang memisahkan antara tubuh dan jiwa, tubuh lebih rendah/jahat dari jiwa yang suci), tampak dalam kehidupan orang mengaku percaya kepada Tuhan, aktif dalam berbagai kegiatan rohani, selalu menonjolkan simbol-simbol kekristenan, akan tetapi di lain situasi mereka berlaku curang, penuh tipu daya mempraktekkan ketidak-adilan dan berbagai perbuatan dosa lainnya. Orang yang telah hidup di dalam Yesus (terang) tidak mungkin meng-inginkan kehidupan di dalam gelap. Karena terang dan gelap tidak bisa menyatu. Terang akan menyingkapkan/ menyingkirkan kegelapan. Orang yang masih mengingin-kan kehidupan di dalam gelap berarti dia belum sungguh-sungguh menerima terang Kristus di dalam hatinya. Artinya Yesus belum sungguh-sungguh ada di dalam hatinya dan menyucikannya dari dosa. Orang yang hidup dalam persekutuan dengan Kristus tapi masih mempraktekkan cara hidup di dalam gelap, dia menipu dan mendustai dirinya sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam dia. Injil yang telah menerangi hati dan pikiran telah melahirkan transformasi perlilaku mendatangkan damai sejahtera.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Menurut saudara apakah yang dimaksud dengan “Persekutuan hidup yang benar dengan Yesus menuntun hidup dalam terang” menurut 1 Yoh.1:1-10?
- Sebutkan bagaimanakah seharusnya cara hidup yang melambangkan terang Kristus di dalam kehidupan sehari-hari?
POKOK-POKOK DOA:
Agar jemaat mampu memahami bagaimana hidup benar di dalam Kristus yang sungguh-sungguh dipraktekkan dalam menghadapi berbagai tantangan roh jaman.
Agar jemaat memiliki hikmat yang benar dan mampu menyatakan terang Kristus di dalam dunia ini.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK II
NYANYIAN YANG DIUSULKAN :
Kemuliaan Bagi Allah: KJ No 242 Muliakan Allah Bapa
Ses Doa Penyembahan: Kasih Setia-Mu Yang Kurasakan
Pengakuan Dosa: NNBT No 8 Banyak Orang Suka Diampuni
Janji Anugerah Allah: DSL 138 Jalan Di Terang
Puji-pujian: NNBT No. 13 Ya Allah Bapa Ya Yesus Tuhan
Pembacaan Alkitab: KJ No. 49 Firman Allah Jayalah
Pengakuan Iman: KJ No. 247 Sungguh Kerajaan Allah Di Bumi Tak Kalah
Persembahan: NKB No. 196 Ku Beroleh Berkat
Penutup : NKB No. 212 Sungguh Ingikah Engkau Lakukan
ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.