Tema Bulanan : Solidaritas yang Paripurna
Tema Mingguan: Hikmat Menuntun Orang ke Jalan Yang Benar
Bacaan Alkitab: Amsal 2 : 1- 22
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Bagi sebagian orang, hikmat mungkin merupakan sesuatu yang abstrak, tetapi dalam diri orang-orang tertentu hikmat adalah realitas yang hidup. Hikmat dapat didefinisikan sebagai kemampuan atau kepandaian dalam menjalankan kehidupan berdasarkan kebenaran Allah. Beberapa orang bijak yang dikisahkan dalam Alkitab telah mempraktekkannya menjadi gambaran yang lebih kongkrit.
Sejatinya, setiap orang tentunya merindukan agar hidup yang dijalaninya merupakan sebuah kehidupan yang berkualitas dan punya makna. Namun faktanya; tidak semua orang sungguh-sungguh bisa mewujudkan impiannya tersebut. Harapan dan kenyata an tidak selamanya berbarengan. Sebab ada orang yang hanya bisa ‘bermimpi’ namun tidak mau melewati proses yang benar demi meraih impian tersebut. Hal itu disebabkan karena manusia tidak lagi memiliki hikmat dan pengetahuan yang benar dalam menjalani setiap realitas hidupnya akibat dosa. Manusia sering membanggakan ‘kebaikan-kebaikan’ dan ‘kebenarankebenaran’ yang semu dan berpusat pada dirinya sendiri.
Hikmat berkaitan dengan ‘takut’ akan Tuhan. Semakin kita takut dan hormat kepada Allah yang kita imani di dalam Yesus Kristus, maka semakin pula kita memiliki pengetahuan akan kebenaran-kebenaran Tuhan dan semakin kita menjauhi kejahatan dan tipu muslihat, dan menolong orang melakukan keadilan dan kebenaran untuk mendatangkan berkat. Maka yang harus dilakukan adalah memutuskan hubungan dengan dosa dan menyerahkan diri secara total kepada Tuhan. Pastikan bahwa semua segi kehidupan kita terbuka pada arahan dan pimpinan Roh Kudus saja. Hanya dengan jalan itu kita dibenarkan oleh Tuhan. Hidup yang dibenarkan karena hikmat yang bersumber dari Allah memungkinkan kita bisa menjalani hidup yang benar, berkualitas dan bermakna. Dengan alasan tersebut maka tema minggu ini adalah: Hikmat Menuntun Orang Kejalan Yang Benar.
PEMBAHASAN TEMATIS Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Amsal merupakan kitab hikmat yang utama dalam Perjanjian Lama, yang berbentuk sebagai gabungan dari berbagai tulisan, terutama nasehat-nasehat praktis dalam bentuk “amsal”. Istilah “amsal” (Bahasa Ibrani: Masyal) mempunyai pengertian yang luas dan mencakup pepatah, peribahasa, perumpamaan, sindiran, teka- teki perkataan berhikmat, ejek-ejekan, dan lain-lain. Nama Indonesia kitab Amsal menggunakan kata Arab amsal yang seasal dengan kata Ibrani masyal. Amsal memperoleh namanya dari isinya, yaitu pepatah atau peribahasa yang menyampaikan kebenaran dengan cara ringkas dan tajam. Nama ini berasal dari fakta bahwa tulisan ini adalah ringkasan pengajaran moral dan spiritual yang dirancang untuk memungkinkan seseorang dapat hidup bijaksana.
Kitab Amsal merupakan kumpulan ucapan ucapan bijak. Awalnya kitab ini termasuk dalam bagian Alkitab Ibrani yg di kenal sebagi tulisan tulisan (Keturim) yang meliputi juga kitabkitab hikmat lainnya, seperti Pengkhotbah dan Ayub. Kitab Amsal di anggap sebagai karya Salomo, raja Israel yang bijaksana. Salomo naik tahta menggantikan ayahnya Daud menjadi raja atas Israel, setelah memohon hikmat Allah, ia begitu diberkati sehingga banyak orang yang datang dari negeri jauh untuk belajar darinya. Kumpulan peribahasa bijak merupakan bagian dari pengajaran ini dan campuran bijak mengenai kebenaran rohani dan akal sehat yang memberi instruksi mengenai semua aspek hidup manusia. Kata kunci “Hikmat”; kebodohan, kemampuan untuk hidup dengan kebenaran yang di lakukan sehari-hari di teliti dengan cermat. Hikmat menolong kita untuk membedakan antara baik dn jahat, benar dan salah dari sudut pandang ilahi atau manusiawi”. Permulaan Hikmat adalah takut akan TUHAN”. Hikmat sejati tidak dapat di peroleh di luar Allah. Suatu kumpulan ucapan-ucapan ringkas dan nasihat perilaku untuk pendidikan orang muda. Kitab Amsal ini dituliskan dalam bentuk puisi, artinya dengan susunan teratur. Kebijaksanaan Ibrani, dituangkan dalam ketangkasan praktis, pengetahuan bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan seseorang dan mengenai tujuan hidup.
Amsal 2:1-22 berisi pengajaran tentang manfaat hikmat. Pengajaran hikmat di sini tidak dipersonifikasikan seperti pada perikop sebelumnya. Walaupun demikian, hikmat pada pasal ini juga bersifat teologis, karena merupakan hasil perpaduan antar hikmat yang praktis dari masa sebelum pembuangan dengan hikmat yang lebih muda dan teologis dari masa sesudah pembuangan. Pada teks ini tidak ditemukan konsep murni dari hikmat tua, misalnya yang berupa ketrampilan teknis. Yang ada berbentuk pengajaran praktis tentang pentingnya mencari hikmat (Amsal 2:1-15), terutama bagi bahaya pelacur (Amsal 2:16-19), pengajaran ini amat penting bagi para murid yang relatif masih amat muda (Amsal 2:2022). Hikmat yang amat teologis, misalnya dalam bentuk kebenaran dan keadilan, serta “takut akan Tuhan”. Perpaduan antara hikmat teologis dan praktis dilakukan sedemikian rupa sehingga pengajaran guru itu (Amsal 2:1) terlihat identik dengan hikmat (Amsal 2:2), dengan takut akan Tuhan (Amsal 2:5), dan dengan kebenaran, keadilan, kejujuran, kasih setia (Amsal 2:9). Ketaatan kepada guru hikmat, dan kepada hikmat, adalah ketaatan kepada Tuhan sendiri.
Ayat 1-4 Berisi pengajaran untuk mendapatkan manfaat hikmat adalah kesediaan untuk menerima dan menyimpan kata-kata dan perintah-perintah para guru hikmat di dalam hati “Hai anakku, jikalau engkau menerima kata-kataku, dan perintah-perintahku hati “Ibrani” “lev” sering dianggap sama dengan pikiran, karena salah satu fungsinya adalah berpikir. Tetapi, hati juga adalah pusat segala pertimbangan dan keinginan; organ sentral yang menentukan sikap hidup, bahkan seluruh kegiatan manusia. “lev” adalah bagian yang terdalam dari manusia, bukan saja menjadi pusat pertimbangan dan keinginan, tetapi juga merupakan sumber pengetahuan moral. Karena itu di dalam hatilah pengajaran hikmat itu dipelihara dan dipertimbangkan.
Dalam kitab Amsal, “telinga” digunakan bukan saja sebagai organ pendengarannya tetapi juga kepatuhan. Pemusatan semua pertimbangan dan keinginan ini harus dilakukan dengan sangat bersungguh-sungguh. Ayat 4, Hikmat tidak hanya perlu di cari, tetapi juga harus di kejar dengan sungguh-sungguh, tekun, gigih, pantang menyerah, berdisiplin, dan berkesinambungan, seperti mencari perak dan mengerjar harta terpendam yang berharga. Berulang-ulang dalam kitab Amsal disebutkan bahwa hikmat itu lebih berharga dari perak dan emas. Ini menggambarkan betapa sulitnya memperoleh hikmat itu. Ayat 5 -7 manfaat hikmat akan memperoleh pengertian tentang pengenalan akan Allah, karena Tuhanlah yang memberikan hikmat. Dan dari padaNya datang pengetahuan dan kepandaian, pertolongan bagi orang-orang jujur, perisai bagi orang yang tidak bercelah lakunya. Ayat 8 – 11 mengemukakan bahwa hikmat yang murni atau kekuatan ini diberikan untuk memelihara keadilan; juga untuk menjaga jalan orang-orang sucinya, yaitu agar sikap hidup, tingkah laku baik, benar, kudus, dan adil. Jadi takut akan Tuhan yaitu pengejaran dan undang-undang moral yang luas cakupannya sekarang dipersempit ruang lingkupnya. Pengajaran dan undang-undang moral ini adalah kebenaran, keadilan, kejujuran. Disimpulkan bahwa hikmat (pengetahuan, kebijaksaan, kepandaian) akan menguasai pusat pemikiran intektual. Ayat 12-15 berbicara tentang kejahatan secara umum. Ini secara tepat dilambangkan oleh ungkapan tersebut, jalan yang gelap. Memang kejahatan tetap berkembang dalam kegelapan. Kontrasnya ditunjukkan dalam Amsal 4:18,19, di mana jalan orang benar disamakan dengan terang, sementara jalan orang fasik dengan kegelapan. Orang yang jahat biasanya dikenal melalui “jalannya yang jahat” dan “kata-katanya yang bersifat tipu muslihat”. Tipu muslihat 12b adalah kata-kata dan pengajaran yang memutarbalikkan kebenaran, keadilan, dan kejujuran. Karena itu lepas dari (ayat 2), yang gelap (ayat 13) dan berliku-liku (ayat 15) adalah bebas dari sikap hidup dan tingkah laku jahat dengan pengajaran atau undang-undang moral yang diajarkan guru hikmat. Buah hikmat yang kedua itu berbentuk kekuatan dari dalam, yaitu undang-undang moral yang telah mengisi pusat pemikiran yang intelektual, emosional, dan moral. Inilah yang memelihara dan memampukan seorang untuk lepas dari pengaruh orang jahat dalam hal sikap hidup yang jahat, tingkah laku dan kebiasaan, maupun rancangan yang jahat. Ayat 16 Perempuan Jalang. Perempuan yang asing. Dua ungkapan ini jelas mengacu pada perempuan “pelacur” Kata-kata tersebut pada dasarnya berarti “orang asing” Tetapi dalam kitab Amsal jelas bahwa ada arti kedursilaan. Rut menyebut dirinya sebagai seorang “asing” (Rut 2:10). Ketika dipakai dalam Amsal ungkapan-ungkapan ini merupakan bentuk yang lebih sopan (eufemisme) untuk zona, “seoranng perempuan sundal,” sebuah kata yang jarang digunakan dalam kitab ini. Ayat 17 teman hidup masa mudanya¸ suaminya maksudnya teman yang mengikat perjanjian pernikahan dengan dia di masa mudanya. Ayat 18 – 19 sesungguhnya, rumahnya hilang tenggelam ke dalam maut. Yang dimaksud dengan “rumahnya”, bukan sematamata tempat tinggal pelacur itu. tetapi, “rumahnya” adalah dirinya sendiri. Dalam seluruh kitab Amsal, gambaran tentang pelacur selalu dipertentangkan dengan istri yang setia atau berhikmat, dan dengan hikmat yang dipersonifikasi yang memberi hidup dan kehidupan. Karena itu “maut” di sini adalah lawan “kehidupan” dan segala kebaikan yang diperoleh seorang dari istri atau hikmat itu sendiri. Ayat 20-22, dari manfaat hikmat adalah mendapat berkat Tuhan dalam bentuk kenyamanan hidup berbeda dengan orang jujur yang tidak bercela (ayat 20), orang yang tak menuntut hikmat, yang memiliki sikap hidup dan kebiasaan yang jahat, yang menentang undang-undang moral; tidak akan menerima berkat Tuhan. Dia tak akan menerima segala kenyamanan dalam hidup, melainkan hukuman, yaitu dikeluarkan dari negeri yang dijanjikan Tuhan.
Makna dan Implikasi Firman
Hikmat menuntun orang ke jalan yang benar untuk tahu membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Orang berhikmat harus didasarkan pada hikmat yang Tuhan ajarkan dan perintahkan untuk dilakukan. Hikmat itu juga adalah mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati dan dengan segenap akal budi dan dengan jiwamu. Dengan demikian hikmat itu adalah mempraktekan perilaku yang benar di mata Tuhan dan sesame manusia.
Hikmat memiliki pengertian tentang takut akan Tuhan. Orang yang punya hikmat harus percaya dan hormat kepada Tuhan sebagai sumber hikmat. Takut akan Tuhan tidak sama dengan kita takut pada anjing yang mengonggong kepada kita atau takut pada ketinggian tetapi takut akan Tuhan ada rasa mengandalkan Tuhan dalam hidupnya. Sehingga orang memiliki hikmat mempunyai kekuatan untuk memelihara sikap hidup yang benar juga takut akan Tuhan berfungsi sebagai perisai bagi orang yang benar dan jujur.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa yang dapat dipahami tentang hikmat menuntun orang ke jalan yang benar menurut perikop Amsal 2:1-22
- Menurut pengamatan saudara apakah hikmat yang dimiliki oleh orang percaya telah diaplikasikan dalam kehidupannya?
NAS PEMBIMBING: Yakobus 3:17
POKOK-POKOK DOA:
Pemimpin bangsa diberi Hikmat untuk menunjukan keadilan dan kebenaran.
Hikmat mengantar jemaat terhindar dari kejahatan dan tipu muslihat.
Berjuang melakukan kejujuran dan kebenaran.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK III
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Nyanyian Masuk: NNBT No. 1 Pujilah Dia, Pujilah Dia
Ses. Nas Pembimbing: NKB No. 14 Jadilah Tuhan KehendakMu
Pengakuan Dosa: Sejauh Timur Dari Barat
Pemberitaan Anugerah Allah: NKB No. 17 Agunglah Kasih Allahku.
Ses. Pembacaan Alkitab: Firman-Mu P’lita Bagi Kakiku
Ses. Pengakuan Iman: KJ No 281 Segala Benua dan Langit Penuh.
Persembahan: KJ No. 367 Padamu, Tuhan Dan Allahku
Nyanyian Penutup: NNBT No. 26 Tuhan Yesusku, Mutiara Hatiku
ATRIBUT
Warna dasar putih dengan lambang bunga bakung dan salib berwarna kuning.