TEMA BULANAN : “Aku Ini adalah Hamba Tuhan”
TEMA MINGGUAN : “Kekuatan Doa”
BACAAN ALKITAB: Kisah Para Rasul 4:23-31
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Suasana tahun baru masih sangat terasa. Seiring perjalanan ditahun yang baru sekaligus tahun pelayanan yang baru pula. Kita pasti diperhadapkan dengan tantangan dan pergumulan bergereja. Tetapi disisi lain kita sungguh meyakini bahwa setiap tahun adalah tahun rahmat Tuhan. Tahun berkat Tuhan saat melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai warga gereja apapun peran kita. Pergumulan yang kita lewati dapat saja melemahkan iman kita, dan dampak dari kemerosotan iman sangat buruk pada perjalanan kehidupan beriman. Karena itu kita butuh sarana yang akan terus mengantar kita untuk kuat. Salah satu sarananya adalah kekuatan doa. (the power of prayer), karena doa adalah tindakan sengaja orang percaya yang menghubungkan dirinya dengan Tuhan. Doa akan membuat orang beriman untuk terus bergantung kepada Tuhan dan akan selalu mengantar seseorang hidup dalam kerendahan hati. Sesungguhnya kita tidak berarti kalau Tuhan tidak bersama dalam tugas pelayanan. Sebagai hamba Tuhan yang setia berdoa, dia akan terus menjaga relasi yang harmoni dengan Tuhannya dan juga sesama manusia. Orang yang setia berdoa akan selalu mampu menjadi teladan dan mampu menuntun orang lain yang ada dalam pergumulan. Mereka akan menjadi motivator yang baik, sekaligus menjadi teladan dalam kehidupan beriman. Orang yang setia berdoa tidak mudah terprovokasi. Mereka akan selalu lebih sabar dan membawa persoalan kepada Tuhan dalam doa. Orang yang berdoa akan lebih tangguh melawan berbagai godaan termasuk penyalagunaan wewenang. Misalnya korupsi. Dengan berdoa akan membangun kesadaran beriman bahwa sesungguhnya kita ini hamba Tuhan (Luk 1: 38 ) sebagaimana perenungan di bulan Januari ini. Kesadaran ini diharapkan akan menjadi modal yang kuat sehingga para hamba Tuhan yang terpilih memiliki motivasi, semangat, kesabaran, dan kesetiaan melayani Tuhan. Dan mengandalkan doa karena kekuatan doa (the power of Prayer) adalah hal yang paling utama dalam menjalani kehidupan pelayanan, apapun profesi kita bahkan dalam berbagai pergumulan keluarga.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kisah Para Rasul ditulis oleh seorang tabib/dokter yang bernama Lukas, yang juga telah menulis Injil Lukas. Tulisan ini ditujukan kepada seorang yang bernama Teofilus. Kisah Para Rasul 1:1 “Hai Teofilus dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus”. Teofilus adalah orang yang terpandang dimasa itu. Hal itu nampak pada sapaan “ yang mulia” sebagai gelar yang diberikan kepada wali negeri orang Roma di Yudea (bnd Kis 23:26, 24:2).
Pembacaan Kisah Para Rasul 4: 23 – 31 tidak dapat dipisahkan dengan perikop sebelumnya (Kisah 4:1-:22) yang menggambarkan pergumulan yang dialami oleh murid-murid Tuhan Yesus (gereja mula-mula) di dalam memberitakan Injil.
Ayat 23 disebutkan bahwa sesudah dilepaskan dari penjara pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka, lalu menceritakan segala sesuatu yang dikatakan Imam-imam kepala dan Tua-tua kepada mereka. Hal yang pasti adalah cerita tentang amarah para imam karena pemberitaan mereka. Terutama pemberitaan bahwa dalam Yesus ada kebangkitan. Yesus telah bangkit dari antara orang mati (4:2,10). Juga keselamatan tidak ada dalam siapapun selain di dalam Dia ( 4:12), bahkan mujizat kesembuhan yang terjadi pada orang lumpuh membuat kecurigaan orang banyak semakin besar. Apa yang diberitakan oleh Petrus dan Yohanes ini pasti telah menjadi ancaman yang hebat bagi kaum Farisi di zaman itu, yang menekakan ajaran bahwa keselamatan adalah karena melakukan Taurat. Tetapi juga telah melahirkan ancaman yang besar bagi kaisar. Mereka berpikir bahwa kehadiran Yesus akan menjadi ancaman bagi kekuasaan mereka. Petrus dan Yohanes harus dihambat dan diancam supaya mereka jangan lagi memberitakan tentang Yesus.
Ancaman dan larangan untuk tidak memberitakan Injil Yesus Kristus telah menjadi masalah bagi Petrus dan Yohanes. Mereka berbagi cerita tentang larangan ini karena mereka telah mempunyai komitmen bahwa “hanya taat kepada Allah” (4:19). Mereka tidak ingin pekerjaan sebagai rasul untuk memberitakan Injil terhenti. Sebagai teman sekerja mereka tidak tinggal diam tetapi mencarikan jalan keluar supaya mereka jangan lagi pernah dihambat. Di dalam situasi ini mereka menemukan jalan keluar yaitu memohon kepada Tuhan dalam doa.
Ayat 24: “ketika teman-teman mereka mendengar hal itu berserulah mereka bersama-sama kepada Allah” Larangan, ancaman bahaya ada pada murid-murid Tuhan Yesus. Mereka membutuhkan penolong, tetapi penolong yang mereka harapkan justru telah berkolusi mengancam mereka. Sebagai teman sekerja mereka sama-sama telah mengetahui kesulitan dan pergumulan ini. Jalan keluar mereka temukan di dalam doa. “berseruhlah mereka bersama-sama kepada Allah”. Doa menjadi sarana yang kuat bagi murid-murid mengatasi pergumulan. Kekuatan doa menjadikan mereka tetap kuat sebagai satu komunitas pengikut Yesus. Mereka sadar bahwa pergumulan harus dihadapi bersama, dalam ketekunan berdoa. Doa juga telah membuat mereka keluar dari ketakutan dan terus bersemangat memberitakan Injil, sehingga persekutuan mereka semakin kuat. Di dalam doa telah melahirkan pengakuan-pengakuan Iman tentang kebesaran kasih dan kekuasaan Allah. Dalam doa telah melahirkan pengakuan tentang siapa Allah itu. Ya Tuhan Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi laut dan segala isinya.
Ayat 29-30, sangat jelas bagaimana keluhan-keluhan pengalaman pahit yang mereka lakukan diceritakan dalam doa. Juga permohonan yang tiada hentinya disampaikan kepada Allah, supaya memberikan keberanian kepada mereka dalam melaksanakan tugas pemberitaan Injil. Bahkan juga memohon kepada Tuhan untuk diberikan mujizat dan kesembuhan kepada orang yang mendengarkan Firman Tuhan. Kesembuhan tidak hanya sembuh dari sakit secara jesmani tetapi juga kesembuhan secara rohani. Mereka tahu bahwa mereka hanya alat yang dipakai Tuhan, dan karena itu mereka meminta kuasa dari Tuhan melalui doa. Mereka tidak pernah membanggakan diri bahwa mereka pernah dipilih oleh Tuhan Yesus. Melainkan status sebagai murid Tuhan Yesus telah membuat mereka hidup dalam kerendahan dan menggantungkan kerja pelayanan mereka kepada Yesus melalui doa.
Ayat 31, Tuhan mendengar dan menjawab doa. Mereka melihat tanda dari jawaban doa. Ketika sedang berdoa goyanglah tempat mereka berkumpul itu. Pergumulan adalah cara Tuhan bukan saja menguji hamba-hamba-Nya. Tetapi juga pergumulan telah memicu mereka untuk berdoa dengan sungguh. Sungguh dalam doa itu pula Roh kudus telah turun atas mereka. Kekuatan doa telah menjadikan murid Tuhan Yesus semakin berani. Keberanian yang dimaksud bukan melakukan perlawanan dengan menggunakan senjata atau membinasakan orang yang menghambat, melainkan mempercayakan pekerjaan pemberitaan Injil dalam tuntunan Roh Kudus. Doa adalah gambaran kedekatan Tuhan dengan orang yang sedang bergumul. Tuhan mendengar doa yang disampaikan dengan sungguh-sungguh.
Makna dan Implikasi Firman
Pengalaman pelayan yang dialami oleh Petrus dan Yohanes mengingatkan kita sebagai pelayan Tuhan bahwa kita tidak berada pada zona yang aman ketika melaksanakan tugas pelayanan. Hambatan, ancaman telah mewarnai kehidupan para hamba Tuhan pada pertumbuhan gereja mula-mula. Tetapi Tuhan selalu memberikan kemenangan dan perlindungan kepada hamba-hamba-Nya. Roh Kudus akan memampukan, menuntun kita dalam melaksanakan tugas pelayanan. Petrus dan Yohanes dikenal sebagai orang pengikut Yesus dan Roh Kudus telah memampukan mereka melakukan banyak mujizat dan diberikan keberanian.
Pelayanan pemberitaan Injil adalah ketika kita berbagi cerita tentang suka dan duka yang kita alami ketika memberitakan Injil. Berbagi cerita tentang suka dan duka pemberitaan Injil akan saling menguatkan dan saling memberi semangat. Berbagi cerita adalah tanda kekompakan tetapi juga tanda kebersamaan untuk maju bersama, yang akan mendorong kita untuk berempati tetapi juga menemukan solusi dalam menghadapi pergumulan satu sama lain. Berbagi cerita tentu bukan menyangkut kekurangan orang lain tetapi menyangkut kasih Kristus.
Keadaan apapun suka ataupun duka dalam pelayanan, doa adalah kekuatan. Doa adalah solusi keluar dari kemelut. Doa adalah ketika merendahkan diri dan hanya bergantung dan mengandalkan Tuhan. Banyak masalah yang tak terselesaikan bahkan dari periode ke periode. Karena yang ditonjolkan keakuan dan tidak mengambil jalan berdoa bersama. Banyak masalah keluarga yang tidak pernah selesai, karena tidak pernah ada doa bersama. Doa akan menuntun kita hidup dalam kerendahan hati, tidak egois dan selalu optimis dalam segala hal. Kita percaya tuntunan Tuhan akan selalu bersama orang beriman dan Tuhan selalu memberi jawab tepat pada waktunya.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Dari pembacaan ini, apa saja persoalan yang dihadapi oleh gereja mula-mula dan bagaimana cara mereka menghadapinya ?
- Apa masalah pelayanan yang dihadapi gereja sekarang ini, dan bagaimana mengatasinya?
NAS PEMBIMBING: Yakobus 5 : 16
POKOK-POKOK DOA:
Tuhan memberikan kemampuan dan keberanian kepada hamba Tuhan yang mengalami ancaman dalam pemberitaan Injil, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Kelangsungan pelayanan GMIM dalam pemilihan BPMW dan Pemilihan BPMS
Tuhan memberikan kemampuan pada GMIM di semua aras, untuk mampu menyelesaikan semua permasalahan pelayanan.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK III
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Nyanyian Masuk: NNBT No. 4 Naikkan Doa Pada Allah.
Nas Pembimbing: Doa Mengubah Segala Sesuatu.
Pengakuan Dosa : DSL 47 Doaku dan Keluhku Hu
Berita Anugerah Allah: NKB No.19 Dalam Lautan Yang Kelam.
Ses Pengakuan Iman: KJ No.38 T’lah Kutemukan Dasar Kuat.
Persembahan: NNBT No 15 Hai Seluruh Umat Tuhan
Penutup: KJ No. 396 Yesus Segala-galanya
ATRIBUT
Warna dasar putih dengan lambang lilin di atas palungan.