ALASAN PEMILIHAN TEMA
Gereja hadir di tengah dunia untuk melaksanakan amanat panggilan Tuhan yaitu bersekutu (koinonia), bersaksi (marturia) dan melayani (diakonia). Panggilan ini sangat mulia ketika umat Tuhan menyadari bahwa semua teralami oleh karena kasih dan anugerah Tuhan Allah dengan mempersembahkan Anak-Nya Yesus Kristus bagi keselamatan dunia dan manusia. Saat ini kita sedang menghayati dan memaknai karya kematian dan kebangkitan Yesus Kristus sebagai kasih Tuhan Allah terhadap jemaat yang sungguh luar biasa. Sebab Ia rela mempersembahkan dan mengorbankan anak tunggal-Nya, Yesus Kristus, bagi keampunan dan keselamatan dunia. Menyadari kasih Tuhan Allah yang besar maka seyogianya Gereja mewujudkannya dengan berdiakonia dalam rangka memulihkan dan memelihara keutuhan ciptaan. Dengan menggerakan kesadaran mendalam agar mempersembahkan dengan hati yang ikhlas apa yang patut dan layak diberikan sebagai orang-orang yang beroleh belas kasihan dan kemurahan Tuhan Allah. Pemberian yang baik didasarkan pada keikhlasan dan kerelaan serta kesadaran sebagai umat yang telah ditebus oleh Tuhan Yesus Kristus. Kita memberi diri secara proaktif dalam kerja pelayanan sebagai persembahan yang hidup dan berkenan kepada-Nya, sambil mengambil bagian dalam pelayanan kasih tanpa pamrih bagi kesinambungan pelayanan diakonia Gereja. Tuhan Allah melihat hati dan keikhlasan siapa yang memberi dengan sukacita bukan dengan paksaan. karena Dia lebih dahulu memberi hidup-Nya ganti kita orang berdosa. Untuk itu tema perenungan kita minggu ini ialah: “Memberi Persembahan Dengan Tulus Ikhlas.”
PEMBAHASAN TEMATIS
■ Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kota Roma dikenal sebagai kota Bukit karena didirikan di atas tujuh (7) Bukit. Umumnya penduduknya adalah orang Yunani dan tinggal di daerah bagian timur kekaisaran Romawi. Roma menjadi pusat keagamaan pada masa pemerintahan Kaisar Agustus. Rasul Paulus menulis surat kepada jemaat di Roma, pada waktu ia masih tinggal di Korintus. Surat ini dimaksudkan untuk memberi penguatan kepada jemaat di Roma yang sedang menghadapi banyak tekanan, baik dari orang Yahudi maupun orang Roma. Tetapi juga oleh adanya konflik internal di antara jemaat menyangkut kepercayaan kepada Yesus Kristus. Dengan dikirimkannya surat ini, rasul Paulus menasihati jemaat bagaimana seharusnya menunjukkan sikap terhadap pemerintah dan sikap di antara mereka. Paulus menjelaskan pengertiannya tentang kekristenan dan bagaimana seharusnya hidup sebagai orang orang Kristen. Selain itu ia mengajak jemaat berdiakonia bagi pengumpulan dana jemaat yang berada di Yerusalem.
Rasul Paulus menyatakan dalam ayat 1-2: “karena itu saudara saudara, Ayat ini dimulai dari kalimat: “karena itu”, menunjuk pada peristiwa masa lalu sebagaimana dikatakan dalam Roma 3:23-24 bahwa semua orang telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaaan Allah dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Yesus Kristus. lni berarti bahwa di hadapan Tuhan Allah, kita bukan siapa-siapa, tapi karena kasih-Nya beroleh kemurahan Tuhan Allah (Sola Gratia).
Kata mempersembahkan (Yun. paristanai) merupakan istilah peribadahan di bait Allah, menunjuk pada kurban “tubuh kehidupan”. Ini berarti bahwa yang dipersembahkan jemaat adalah seluruh kehidupan; mencakup pikiran, perkataan dan perbuatan. Ibadah yang sejati dari kata Yunani: logike latreia, artinya “pengabdian”, berarti ibadah merupakan suatu pengabdian kepada Tuhan Allah. Orang percaya harus menjaga kesucian dan kekudusan tubuh untuk dipersembahkan kepada Tuhan Allah. Demikian dengan ibadah yang sejati tidak terbatas pada ruang dan gerak saja, tetapi apapun yang umat-Nya perbuat dan kerjakan dalam hidup harus melakukannya untuk Tuhan Allah. Esensi ibadah yang sejati adalah mempersembahkan seluruh tubuh sebagai implikasi iman percaya kepada Yesus Kristus yang hams termanifestasi dalam kehidupan berjemaat, sesuai karunia masing masing yang berbeda dari Tuhan Allah. Dan harus dilaksanakan dalam kesadaran dan upaya memelihara keesaan sebagai satu tubuh di dalam Yesus Kristus.
Ayat 2: Paulus memperhatikan sisi lain jemaat di Roma, bahwa kehidupan mereka telah menjadi serupa dengan dunia. Hal ini nyata karena dosa merusak kehidupan mereka, sehingga tidak hidup berkenan kepada Tuhan Allah. Jemaat harus merubah sikap, kelakuan dan cara hidup. Apa yang baik dan sesuai kehendak Tuhan Allah itu dapat dilakukan dan dipertahankan, tetapi yang jahat dan tidak berfaedah harus dilepaskan dan ditinggalkan.
Kata dunia bahasa Yunaninya “aion” artinya “masa yang sangat panjang,” ketika itu manusia dikuasai dosa yang berakibat kerusakan dan kematian. Tuhan Allah menghendaki jemaat bertobat dan datang kepada-Nya dengan pembaharuan budi. Budi dari kata Yunani “nuos” artinya “perubahan kelakukan manusia bukan hanya perubahan pikiran.” Karena dengan membaharui diri dan hidup, maka kita dapat membedakan kehendak Allah, (juga dari kata Yunani “dokimazein” artinya memeriksa, menguji), mengintrospeksi diri, mengevaluasi diri; apa yang baik dan berkenan kepada Tuhan Allah dan yang sempurna.
Ayat 3: Paulus mengingatkan jemaat di Roma agar jangan memikirkan hal hal yang lebih tinggi, yang tidak dapat dijangkau melalui pikiran mereka. Memang merupakan suatu kerinduan orang untuk dapat memiliki apa yang lebih tinggi. apakah itu berkaitan dengan jabatan, kedudukan atau kebutuhan yang ingin dipenuhi. Hal itu tidak ada salahnya, tapi ingat bahwa kemampuan dan karunia setiap orang berbedabeda. Paulus menghendaki supaya berpikir begitu rupa, secara bijaksana, supaya dapat menguasai diri menurut ukuran iman. Jadilah orang yang rendah hati, bahkan sadar atas kemampuan kelebihan dan keterbatasan dari diri sendiri. Sebab bagi Paulus. masing-masing telah Tuhan Allah berikan karunia menurut ukuran pemberian Yesus Kristus.
Ayat 4-5: Dalam bagian ini Paulus menunjuk pada Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja dan Gereja adalah tubuh-Nya. Ini berarti bahwa otoritas Gereja hanya ada pada Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus. Bagian ini juga merupakan panggilan Yesus Kristus bagi orang percaya masuk dalam persekutuan dengan-Nya. Di mana setiap anggota mempunyai peran dan fungsi yang berbeda tetapi satu tubuh. Ada yang berperan sebagai mata, tangan, kaki, telinga dan lainnya. Perbedaan jangan menjadi alasan untuk tidak melaksanakan amanat dan panggilan Tuhan Allah, tapi patut disyukuri sebagai ciptaan-Nya agung. Karena itu walaupun banyak anggota tapi satu tubuh Yesus Kristus. Berarti saling melengkapi satu dengan yang lain, jangan menjadi egois, sebab apapun talenta atau karunia yang ada pada masing-masing anggota jemaat dimaksudkan untuk membangun jemaat secara utuh bagi kemuliaan Tuhan Allah.
Ayat 6-8 : Paulus menjelaskan tentang beragam karunia yang diberikan Tuhan Allah kepada jemaat. Ada karunia bernubuat (artinya: mengungkapkan dan mendeklarasikan kehendak Tuhan Allah untuk menerjemahkan maksud dan rencana Tuhan Allah atau menyatakan pewahyuan Tuhan Allah kepada seseorang band 1 Kor 12:10. Seseorang menerima pesan atau ilham dari Tuhan Allah, menyatakan peristiwa atau rahasia kehidupan dan masa depan melalui perantaraan seseorang atau nabi seperti dalam PL).
Karunia melayani, merupakan pengembangan karunia yang diberikan Tuhan Allah bagi seseorang dalam pelayanan sesuai kebutuhan gereja dan konteks dunia di mana gereja berada. Juga artinya menolong, memberi kemudahan, menjadikan lancar jemaat yang menghadapi pergumulan, membantu memenuhi tanggung jawab seseorang kepada Tuhan Allah (band. Kis. 6:2-3).
Karunia mengajar, ialah pemberian kemampuan mengajar secara khusus terutama untuk menyampaikan kebenaran firman Tuhan dengan efektif melibatkan pelajaran mendalam terhadap penyataan Tuhan Allah dan penerapannya nyata bagi pendengar. Juga berarti memberi instruksi “didaskalos” seperti yang Yesus Kristus lakukan sebagai seorang Guru kepada para murid-Nya (band. Matius 28:19-20).
Karunia menasihati (Yunani καλεο – Kaleo” berarti memanggil). Ini dimaksudkan memanggil seseorang di samping kita untuk mendampingi dan memberi nasihat supaya iman kita kuat dan nasihat yang diberikan didasarkan pada Firman Tuhan. (band.Roma 15:4-6).
Semua karunia yang diberikan Tuhan Allah hams dilakukan sesuai dengan iman. Karunia yang ada tidak boleh disimpan atau dipergunakan menurut kehendak diri sendiri, tapi untuk kepentingan bersama sebagai satu persekutuan jemaat. Karunia-karunia ini hams digunakan dengan sepenuh hati dan segenap jiwa serta tulus ikhlas, sebab itu juga menjadi persembahan yang memuliakan nama Tuhan Allah.
Makna dan Implikasi Firman
- Tuhan Allah menghendaki Gereja-Nya, Pelayan Khusus, perangkat pelayanan dan seluruh warga Jemaat agar mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah.
- Ibadah yang sejati menunjuk pada ketaatan dan kesetiaan hamba-hamba Tuhan serta warga jemaat mempersembahkan seluruh hidupnya, termasuk mempergunakan karunia, talenta dan kemampuan yang diberikan Tuhan Allah kepadanya untuk kepentingan bersama. Yang dinyatakan dalam berdiakonia sebagai pengimplementasian kasih Tuhan Allah yang rela mengorbankan diri-Nya bagi umat kepunyaan-Nya.
- Kita hams bertanggung jawab atas pemberian karuniakarunia Roh Kudus dari Tuhan Allah, tidak untuk saling mempertentangkan, tidak untuk saling menjatuhkan, tetapi untuk sating memperlengkapi bagi pembangunan tubuh Yesus Kristus. Jemaat yang menerima kasih karunia ini, jangan sampai menjadi egois dan menyalahgunakannya.
- Ibadah yang sejati bukan sebatas datang beribadah di hari minggu atau di kolom dan kategorial BIPRA, “duduk-diamdengar” setelah selesai habis perkara. Tapi hams dinampakkan dalam kehidupan sehari hari yang memperlihatkan kehidupan bersekutu dengan Tuhan Allah dan meresponsnya dengan memberi persembahan bagi kelancaran pelayanan Jemaat dan untuk kesejahteraan bersama.
- Berbagi dan melayani dengan cinta kasih yang tulus ikhlas mengingatkan kita terhadap tokoh perempuan Indonesia R.A. Kartini, pejuang emansipasi perempuan Indonesia, mendirikan sekolah-sekolah Perempuan yang mengidamkan kebebasan dan persamaan status sosial (issue gender), agar tidak ada diskriminasi antara kaum laki-laki dan perempuan.
NAS PEMBIMBING : 2 Korintus 8:12
POKOK-POKOK DOA
- Pelayanan Gereja di semua aras agar mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah, sebagai ibadah yang sejati.
- Pemerintah dan tanggung jawabnya agar dilaksanakan secara baik dan benar.
- Warga jemaat agar mempergunakan karunia Tuhan Allah sesuai kehendak-Nya.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN : HARI MINGGU BENTUK III
NYANYIAN YANG DIUSULKAN
Persiapan : NNBT No. 6 Allah Bapa Yang Kumuliakan
Ses. Nas Pembimbing : PKJ No. 264 Apalah Arti Ibadahmu
Pengakuan Dosa: NNBT No. 11 Ya Allahku, Kami Mengaku Dosa.
Pemberitaan Anugerah Allah: NKI 229 Ajaiblah Anugerah Yesus
Ses. Pembacaan Alkitab : KJ No 59 Bersabdalah Tuhan
Persembahan : PKJ No.146 Bawa Persembahanmu
Nyanyian Penutup, NNBT No. 20 Kami Bersyukur Pada-Mu Tuhan
ATRIBUT Warna Dasar Putih dengan Lambang Bunga Bakung dengan Salib Berwarna Kuning