TEMA BULANAN :“Penataan Persekutuan adalah Cerminan Kualitas Pelayanan”
TEMA MINGGUAN :“Dipanggil untuk Bersyafaat”
BACAAN ALKITAB : 2 Tawarikh 6:12-21
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Gereja, baik secara institusi maupun individu, menghadapi berbagai problematika kehidupan yang membawa pergu-mulan, seperti meningkatnya angka kriminalitas, masalah ekonomi dan keluarga sehingga mengindikasikan terjadinya kemerosotan moral. Problematika ini dapat menghilangkan rasa percaya diri, kehilangan iman dan jatuh dalam dosa. Kondisi ini sangat berpengaruh dalam kehidupan persekutuan jemaat dan kesaksian gereja. Menghadirkan tatanan kehi-dupan yang baik merupakan bagian dari panggilan gereja, inilah alasan bagi gereja untuk terus bersyafaat (memohonkan kebaikan bagi orang lain).
Hal berdoa bukanlah hal yang asing bagi orang percaya. Kasih karunia Allah adalah landasan iman orang percaya sehingga segala sesuatu selalu dibawa dalam permohonan kepada Tuhan. Gereja sebagai pesekutuan orang percaya sesungguhnya mendapat kasih karunia sebagai wujud nyata dari perjajian Allah itu. Orang percaya harus sungguh-sungguh meyakini hal ini. Dalam keyakinan yang kokoh akan kesetiaan Allah pada janji-Nya, orang percaya mendapat keberanian untuk memohonkan kepada Allah untuk kebaikan dan berkat bagi orang lain; baik untuk sesama manusia bahkan gereja dan pemerintah. Karena itu tema minggu ini adalah “Dipanggil untuk Bersyafaat”.
PEMBAHASAN TEMATIS:
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Doa Salomo oleh penulis kitab Tawarikh merupakan refleksi dari bangsa Israel yang baru pulang dari pembuangan. Penulis berharap bahwa umat pilihan Allah boleh kembali menemukan jati dirinya serta membuang mentalitas “budak” yang terbentuk akibat pembuangan. Bait Allah, ibadah dan doa merupakan hal yang sentral untuk membangun kembali tatanan kebangsaan bagi umat Tuhan.
Doa Salomo dipanjatkannya pada Allah setelah selesai-nya Bait Allah. Sikap Salomo yang sujud di mezbah Tuhan menunjukkan akan keyakinannya bahwa hanya Tuhan Allah yang berkuasa menghidupkan kembali bangsa Israel. Ada dua hal penting yang dapat ditarik dari awal pembacaan ini: Pertama; Kebangkitan Israel harus diawali dengan memba-ngun kembali persekutuan umat yang berpusat pada Bait Allah, Kedua; Umat Allah harus merendahkan diri hadapan Tuhan. Hal ini sangat penting sebab di masa itu upaya untuk membangun kembali kota dapat dianggap sebagai sikap pemberontakan terhadap Persia (Band. Ezra 4:4-16). Kitab Tawarikh mengingatkan bahwa sebagai umat Perjanjian Allah bangsa Israel harus menunjukkan kesetiaannya pada Allah karena Dialah yang berkuasa atas dunia. Bait Allah adalah symbol persekutuan umat Allah sekaligus pengakuan akan kekuasaan Tuhan.
Doa salomo dimulai dengan pengakuan akan kesetiaan Tuhan pada janji-Nya. Hal ini sangat penting, sebab mengekpresikan keyakinan iman dari umat Allah akan campur tangan Tuhan Allah dalam sejarah mereka. Ketika umat Israel berada dalam pembuangan,banyak yang menganggap bahwa kasih setia Tuhan pada mereka sudah berakhir (band Yehezkiel 37:11), dimana orang Israel mengibaratkan mereka sebagai tulang kering. Salomo sangat yakin bahwa sekalipun Allah menghukum, tapi kasih setianya pada perjanjian adalah kekal. Keyakinan ini juga terkait dengan keturunan Daud yang tidak akan terputus. Pembuangan dan pemusnahan keluarga Raja-raja yang ditaklukkan sebagaimana yang biasa di terapkan dimasa itu, (band. I Samuel 15, 2Raja-raja 25:7) ternyata tidak terjadi pada keluarga Daud, bahwa keturunan Daud tetap ada untuk perjanjian mesianis.
Salomo yakin dalam doanya bahwa Firman Allah kepada Daud mengenai pembangunan Bait Allah, sebagai-mana dibahasakan dalam 1 Tawarikh 28:3-6 adalah bukti nyata dari kesetiaan Tuhan pada janji-Nya. Dipasca pem-buangan, saat Israel boleh beribadah menurut keperca-yaannya adalah hal yang luar biasa, sebab dimasa itu agama sang raja adalah agama Negara (band. Daniel 3: 10-12). Bait Allah merupakan bukti dari kekuasaan Tuhan atas kuasa dunia dan kesetiaan atas janjinya (band Maleakhi 3:1-5). Bait Allah sendiri merupakan bagian dari konsep mesianis Yudaisme, yang nantinya oleh gereja mula mula langsung menunjuk pada Yesus Kristus (Yohanes 2:19-21; Kolose 1:18)
Tuhan berkenan hadir di Bait Allah yang mendasari keyakinan Salomo bahwa Allah berkenan mendengar dan menjawab doa umat-Nya (band.7:12). Allah sekalipun transendent, melampaui dunia ciptaan dan tidak bisa dibatasi keberadaan-Nya tetapi Dia rela hadir di Bait-Nya, merupakan kasih-Nya pada umat-Nya. Kehadiran Allah yang mendengar doa, menyatakan bahwa doa berkuasa mengubah dunia.
Inti dari doa Salomo adalah permohonan pengampunan bagi bangsanya. Salomo menyadari bahwa kehancuran bangsanya terjadi karena dosa dalam kehidupan Israel. Lewat pengampunan, umat Tuhan dibentuk kembali menjadi umat yang kudus. Kehidupan dalam pengampunan akan menam-pakkan kehidupan yang sukacita, diberkati dan mulia (band. Yeremia 31). Dengan kata lain memohonkan pengampunan bagi orang lain membawa orang percaya hidup dalam damai sejahtera.
Makna dan Implikasi Firman
Permasalahan individualisme, degradasi moral dan spriritual, dapat menimbulkan masalah kriminalitas yang mengancam rusaknya tatanan sosial budaya masyarakat, termasuk masalah hubungan antar umat beragama. Oleh sebab itu gereja terpanggil untuk membangun tatanan dunia baru seperti adanya kesadaran tentang jati diri, kehidupan bersama dengan kualitas relasi yang baik, berharap dan bersandar pada janji Allah dan hidup dalam kasih karunia Allah.
Kehidupan orang percaya harus bertumpu pada mezbah korban yaitu Yesus Kristus sebagai korban persembahan penebusan. Lewat salib orang percaya mendapat pem-baharuan hidup. Kerelaan Kristus untuk mati karena dosa manusia, mengingatkan orang percaya untuk peduli dengan orang lain. Kepedulian itu nampak dalam praktek untuk saling membagi dan peduli terhadap sesama yang sangat membutuhkan pertolongan.
Kasih karunia Allah harus menjadi landasan iman yang kuat dalam hidup orang percaya. Hal ini sering diabaikan sebab kenyataannya banyak orang yang lebih meng-andalkan kekuatan sendiri, teknologi, kekayaan, jabatan, relasi, akibatnya saling menjatuhkan. Bahkan ada iri dan dengki yang masih melekat pada diri seseorang. Berdoalah dengan sungguh supaya hal ini dapat diatasi.
Percaya pada pengampunan harus menjadi dasar dan panggilan orang percaya untuk saling mendoakan. Orang percaya harus mengubah cara berpikir bahwa hidup bukanlah hanya soal kekuasaan, kekayaan, kehormatan tetapi soal pengampunan dari Tuhan. Inilah rancangan Allah yang ajaib bahwa lewat salib dan kematian Yesus hal pengampunan dianugerahkan Allah kepada manusia, tetapi orang percaya tidak hanya hal menerima pengampunan tetapi terpanggil juga untuk mengampuni. Yesus sendiri berkata: ampunilah musuhmu dan doakanlah dia.
Setiap warga gereja terpanggil bersyafaat untuk memo-honkan pengampunan dosa, pengasihan, dan pemenuhan janji-janji Allah bagi semua orang.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa yang saudara pahami tentang doa syafaat Salomo menurut 2 Tawarikh 6:12-21?
- Mengapa gereja terpanggil untuk berdoa syafaat dan apakah yang harus menjadi isi doa syafaat?
NAS PEMBIMBING: Efesus 3:16-17
POKOK-POKOK DOA:
Pemerintah.
Kehidupan berbangsa/hubungan antar umat baragama.
Persekutuan jemaat yang saling mengampuni.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
MINGGU SENGSARA I.
NYANYIAN YANG DIUSULKAN
Persiapan: NNBT No. 4 Naikkan Doa Pada Allah.
Ses. Nas Pembimbing: Kepada-Mu Ku Berdoa.
Pengakuan Dosa: KJ No. 34 Di Salib Yesus Di Kalvari .
Pemberitaan Anugerah Allah: NKB No. 17 Agunglah Kasih Allahku.
Ajakan Untuk Mengikut Yesus di Jalan Sengsara: KJ No. 372 Inginkah Kau Ikut Tuhan.
Persembahan: KJ No. 368 Pada Kaki Salib-Mu.
Nyanyian Penutup: NNBT No. 28 Ya Tuhan Tolong Aku.
ATRIBUT:
Warna dasar ungu dengan simbol XP (Khi-Rho), cawan pengucapan, salib dan mahkota duri.