TEMA BULANAN: “Ketaatan Melaksanakan Kehendak Allah adalah Wujud Kedewasaan Iman”
TEMA MINGGUAN : “Roh Kudus yang Mengubahkan
BACAAN ALKITAB: Kisah Para Rasul 2:1-13
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Dunia dewasa ini sedang mengalami perubahan yang spektakuler di berbagai bidang. Revolusi industri four point
zero (4.0). Keadaan yang sebelumnya menggunakan tenaga manusia, kini digantikan mesin canggih. Era five point zero
(5.0), berpadu dengan era disrupsi, yakni kegiatan manusia yang sebelumnya dilakukan di dunia nyata, beralih ke dunia
maya dengan teknologi digitalisasi yang super canggih; virtual oriented life (hidup berorientasi pada virtual). Adanya
fenomena bonus demografi (laju pertumbahan penduduk). Tahun 2030-2040 diprediksi penduduk Indonesia berjumlah
297 juta jiwa. Usia produktif (15-65 tahun) lebih banyak dari usia non produktif (15 tahun ke bawah dan 65 tahun ke atas).
Era maju dan kompetitif ini selain berdampak positif tetapi juga berdampak negatif bagi hidup manusia. Sebut saja
kecenderungan manusia bergaya hidup hedonism (memburu esenangan/kenikmatan), Materialisme (memberhalakan materi), konsumerisme (boros dan loba), egoism (mementingkan diri sendiri), diskriminatif (pembedaan perlakuan), cyber crime (kejahatan di dunia maya), trafficking (penjualan manusia), penyeludupan obat-obat terlarang, hoax (menyebar cerita
bohong); dan berbagai hal destruktif (yang merusak) lainnya. Di hari Pentakosta ini, ada hal yang penting dan mendesak untuk kita renungkan, yakni: Apakah dengan dinamika perkembangan zaman ini, warga Gereja masih memiliki keyakinan kuat dalam pengakuan iman ”aku percaya kepada Roh kudus?”. Berkaitan dengan hal tersebut, diangkatlah tema ”Roh Kudus yang Mengubahkan” untuk mengingatkan Gereja agar tetap konsisten melaksanakan kehendak Allah sebagai wujud kedewasaan iman, termasuk warga GMIM yang adalah bagian Persekutuan Gereja di Indonesia secara oikumenis tetap dalam komitmen iman menata pelayanan, membangun peradaban umat dengan keyakinan bahwa Roh Kudus berkuasa mengubahkan hidup orang percaya.
PEMBAHASAN TEMATIS:
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kata Pentakosta dari istilah Yunani pentekoste yang berarti hari ke lima puluh, dirayakan tujuh minggu sesudah paskah, karena itu Pentakosta juga dikenal dengan “Hari Raya Tujuh Minggu” (Imamat. 23:15-22; Ulangan.16:9,10) yakni suatu perayaan pesta panen. Perayaan ini juga disebut “Hari Raya Pengumpulan Hasil (Keluaran. 23:16). Roti-roti yang diolah dari gandum yang dipanen pertama dipersembahkan kepada Tuhan. Dalam perayaan itu semua orang percaya berkumpul di
Yerusalem (ayat 1), mereka bertekun dalam doa menanti nantikan janji Tuhan Yesus disaat akan terangkat ke Sorga
bahwa mereka akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas mereka dan mereka akan menjadi saksidi berbagai
tempat sampai ke ujung bumi (Kisah Para Rasul. 1:8, 13 dan 14). Di perayaan Pentakosta itu, terjadilah hal yang tidak
seperti biasanya, artinya tidak disangkakan sebelumnya, ”turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin yang
sangat keras” (ayat. 2). Angin dalam bahasa Yunani pneuma yang juga berarti Roh. Angin adalah lambang dari Kuasa Roh
yang tidak kelihatan (band. Yohanes. 3:8; 20:22; Yehezkiel. 37:9,10,14) namun dirasakan dan mempengaruhi. ”dan tampaklah kepada mereka lidah lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing masing” (ayat
3). Api yang berfungsi untuk pemurnian, penyucian/ pengudusan. (band. Maleakhi. 3:2-3; 1Petrus. 1:7; Wahyu
7:18)… ”Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus” Kepenuhan Roh (Yunani: dari kata pleto = dipenuhi atau menjadi penuh). Roh Kudus yang memenuhi mereka masingmasing itu sungguh nyata berkuasa mengubahkan eksistensi hidup mereka. Beberapa peristiwa luar biasa (tidak lazim) terjadi ketika Roh Kudus yang mengubahkan itu memenuhi mereka:
Pertama: Roh Kudus yang mengubahkan, telah memberi kesanggupan kepada para rasul untuk tidak hanya mampu
berkata-kata dengan bahasa mereka sendiri, tetapi juga Roh Kudus memberi kesanggupan kepada mereka untuk bersaksi
dengan menggunakan bahasa-bahasa lain yang dimengerti oleh semua orang yang mendengar. (ayat 4a). Kedua: Roh Kudus mengubahkan orang-orang percaya untuk berkata kata menurut bahasa yang diberikan oleh Roh itu. Artinya orang-orang percaya diberi kesanggupan untuk berkata-kata menurut keinginan atau kehendak dari Roh Kudus itu dan bukan menurut keinginan atau kehendak manusia. (ayat 4b). Ketiga: Roh Kudus mengubahkan orang-orang saleh dari
segala bangsa yang ada di kolong langit yang sebelumnya saling terpisah satu dengan yang lain dapat berkerumun atau
menyatu. Mereka bersama (secara oikumenis), melihat, mendengar dan memahami, para rasul diubahkan oleh Roh
Kudus sehingga dapat berkata kata dalam bahasa mereka sendiri. (ayat 5,6). Keempat: Roh Kudus mengubahkan mereka untuk saling memahami satu dengan yang lain. Sungguhpun mereka terdiri dari berbagai suku bangsa dengan berbagai bahasa, namun dengan kuasa Roh Kudus, mereka diberi kemampuan untuk bersaksi tentang apa yang mereka lihat dan dengar dari para rasul. Roh kudus pun mengubahkan para rasul tidak hanya dapat berkata kata secara jelas kedengaran oleh orang-orang lain tetapi juga para pendengar dapat mendengar dengan baik, dan dapat mengerti apa yang dikatakan oleh para rasul itu. (ayat 7-8). Kelima: Roh Kudus mengubahkan para rasul untuk sanggup berkata-kata tentang perbuatan perbuatan besar (Yunani: Megalios) yang dilakukan Allah, dan Roh Kudus yang mengubahkan itu, memberi kesanggupan kepada orang-orang percaya, sekalipun berbeda-beda daerah, suku ataupun bahasa, untuk mengenal dan memahami bersama perbuatanperbuatan besar yang dilakukan oleh Allah (ayat 9-11). Keenam: Roh Kudus mengubahkan orang-orang percaya untuk menyadari bahwa orang-orang yang percaya terpanggil untuk terus bersaksi tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah, mengingat tantangan muncul di saat peristiwa Roh Kudus diberikan, yakni ada orang yang tidak memahami bahkan ada di antaranya yang menghujat. Hal ini menandakan bahwa orang-orang percaya jangan pernah
berhenti menyaksikan perbuatan-perbuatan besar dari Allah untuk dunia dan manusia. (ayat 12-13).
Makna dan Implikasi Firman
Perayaan Pentakosta yang ditandai dengan turunnya Roh Kudus telah memberikan kepastian kepada orang-orang percaya bahwa Roh Kudus berkuasa mengubahkan hidup manusia untuk tetap eksis mewujudkan kehendak Allah.
Orang-orang percaya dimampukan untuk dapat mencermati, mengkritisi dan menyikapi dampak baik ataupun buruk era super modern ini.
Roh Kudus yang mengubahkan hidup manusia sehingga dapat berpikir, berkata dan berbuat menurut keinginan Roh
Kudus, yakni menurut kehendak Allah. Mengubahkan manusia untuk tidak hidup menuruti keinginan diri sendiri
yang cenderung destruktif (merusak) tatanan hidup anugerah Allah. Roh kudus yang mengubahkan kita untuk hidup dalam kebersamaan dengan orang orang lain. Hidup saling memahami, saling menerima satu dengan yang lain,
mampu menerima dan memperlakukan siapa saja sebagai sesama dalam keberadaan mereka, Kita diubahkan untuk tetap menjadi berkat bagi siapapun, kapan pun, di manapun dan dalam situasi dan kondisi apapun.
Roh Kudus yang mengubahkan kita untuk mempertahankan dan meningkatkan nilai-nilai oikoumenis sebagai Gereja Tuhan di Indonesia. Kita hendak memperingati HUT PGI/Oikoumene yang ke-60. Dalam ikatan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia maka GMIM terus berkomitmen menata pelayanan, membangun peradaban untuk menyaksikan perbuatan perbuatan besar yang dilakukan Allah bagi dunia dan manusia.
Roh Kudus yang mengubahkan dan berkuasa berkuasa mendinamiskan atau menggerakkan/menyemangati orang orang percaya untuk menggemban tugas panggilan Gereja, yakni Bersekutu, Bersaksi dan Melayani, dalam rangka mewujudkan kehendak Allah bagi dunia dan manusia, walau harus berhadapan dengan berbagai tantangan zaman.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa yang saudara pahami tentang “Roh Kudus yang
Mengubahkan” berdasarkan Kisah Para Rasul 2:1-13?. - Berikanlah contoh konkrit bahwa Roh Kudus berkuasa
mengubahkan keadaan hidup manusia. - Bagaimana sikap warga gereja yang diubahkan oleh Roh
Kudus dalam menghadapi perkembangan era super
modern ini, termasuk dalam hidup beroikoumene?.
NAS PEMBIMBING: Kisah Para Rasul 1:8
POKOK POKOK DOA
Warga Gereja menyadari dan meyakini, di era yang super
modern ini dengan berbagai dampaknya, Roh Kudus tetap
berkuasa mengubahkan hidup manusia menjadi berkenan
pada Tuhan.
Warga Gereja memahami bahwa Roh Kudus berkuasa
mengubahkan manusia untuk menjadi saksi mewujudkan
kehendak Allah.
Warga Gereja tetap dipersatukan dalam semangat
oikumenis.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI PENTAKOSTA I
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan: Roh Kudus Kau Hadir Di Sini.
Ses Nas Pembimbing : KJ. No.233. Roh Kudus Turunlah
Ses Pengakuan Dosa: NKB No. 34 Setia-Mu Tuhanku Tiada Bertara
Ses Berita Anugerah Allah: Peganglah Tanganku Roh Kudus Ajakan Untuk Hidup Menurut Roh: KJ. No.237 Roh Kudus
Tetap Teguh.
Ses Pengakuan Iman: KJ No. 242 Muliakan Allah Bapa
Persembahan: KJ No. 235 Kudengar Berkat-Mu Turun
Nyanyian Penutup : NKB. No. 100. Rindukah Engkau Mendapat Berkat Tuhan.
ATRIBUT:
Warna dasar merah dengan simbol Salib dan Lidah api.