TEMA MINGGUAN : “Penataan Persekutuan adalah Cerminan Kualitas Pelayanan”
TEMA BULANAN :“Efektifitas Penatalayanan”
BACAAN ALKITAB: Nehemia 7:61-73
ALASAN PEMILIHAN TEMA
GMIM disebut Gereja yang misioner dan besar sehingga pada tahun 2021 ini akan memasuki dan merayakan 87 tahun bersinode. Memiliki 127 Wilayah. Jemaat 1010, kolom 10.726. Pendeta 2.223 orang Penatua dan Syamas 26.214, GA 254, Jumlah KK 229.813. Anggota Jemaat 803.686 (data 2019 + awal 2020) membutuhkan penatalayanan yang efektif.
Penatalayanan adalah tanggungjawab Gereja me-nyangkut segala pekerjaan untuk mengurus atau mengatur kegiatan pelayanan secara bertanggungjawab. Penatalayanan juga adalah suatu sistem dan proses pelayanan gereja dalam menatalayani segala sumber daya dan dana secara baik dan teratur. Sedangkan kata efektifitas adalah segala kegiatan yang terarah, berjalan baik dan berhasil serta dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk mempersiapkan GMIM ke depan apalagi meng-hadapi: Rencana Pelaksanaan Sidang Majelis Sinode juga persiapan tahun 2021 sebagai tahun persiapan Pemilihan Pelsus, dimana Jemaat, Wilayah sampai ke Sinode akan mengikuti tahapan-tahapan antara lain Sensus, Penataan kolom dan lain-lain. Tetapi juga untuk terus menjadi Gereja yang sehat seperti ungkapan-ungkapan ketua BPMS Pdt. DR. Hein Arina dalam beberapa pertemuan maka tema ini di pilih untuk menjadi perenungan kita di minggu berjalan ini yaitu: “Efektifitas Pelayanan”. Tema ini menggerakkan kita untuk memahami kenapa gereja memerlukan aturan atau Tata Gereja, dan Pelayan Khusus GMIM terikat dengan aturan-aturan baik sebelum melaksanakan tugas maupun sementara melaksanakan tugas pelayanan.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Nehemia adalah seorang Yahudi yang dipekerjakan Raja Artahsasta di Puri Susan. Mendapat pekerjaan yang terhormat sebagai juru minum raja tidak membuat ia lupa jati dirinya. Mendengar berita tembok Yerusalem sudah di hancurkan dan pintu-pintu gerbangnya dibakar membuat Nehemia sangat sedih. Kesedihannya tidak dapat ia sembunyikan dan ketika melayani raja ia menyampaikan kerinduannya kepada raja untuk membangun tembok dan pintu kota Yerusalem. Walau pun pada awalnya mendapat tantangan dan perlawanan dari beberapa pihak, tetapi posisi sebagai utusan raja dan bekal surat pengantar raja Artahsasta rencana itu berjalan dengan baik. tetapi juga sangat penting Nehemia bergumul membawa semua dalam doa dan puasanya di hadapan Tuhan (Band. Ezra 10). Berdoa siang malam. Akhirnya doanya dikabulkan Tuhan, ia bersama saudara-saudaranya dapat menyelesaikan pemba-ngunan pintu-pintu gerbang dan tembok kota Yerusalem.
Pembacaan Alkitab kita Nehemia 7:61-73 adalah kesaksian dimana upaya-upaya selanjutnya oleh Nehemia setelah pembangunan itu selesai. Keadaan kota sudah aman dan sekarang mengisi kota itu dengan orang-orang yang akan mendiaminya. Kehadiran kota Yerusalem di pahami sebagai kehadiran pemerintahan Allah, karena itu yang mendiami kota haruslah orang-orang atau keluarga-keluarga yang siap mengikuti pemerintahan Allah. Kemurnian Israel harus dikem-balikan. Berdasarkan hal itu Nehemia membuat penelitian terhadap keluarga-keluarga, asal usul masing-masing keluarga yang akan masuk ke Yerusalem. Kehidupan keluarga Israel ketika terjadi pembuangan dan ketika kota Yerusalem hancur tidak aman, mereka tinggal di kota-kota sekitar, seperti Tel-Melah, Tel-Harsa dan lain-lain. Bertahun-tahun kawin campur yang berakibat sinkritisme tidak dapat dihindari. Nehemia menuntut kemurnian hidup Israel yang akan mendiami kota Yerusalem.
Ayat 61-65 ketika di teliti mereka yang akan masuk mendiami kota-kota Yerusalem, beberapa kelompok keluarga disebut Bani atau keturunan tidak dapat menemukan asal usul mereka sebagai orang Israel. Bahkan di antara mereka, tidak jelas asal usulnya ternyata bertugas sebagai Imam.
Karena tujuan penelitian Nehemia bukan dalam rangka diskriminasi untuk menyingkirkan, tetapi penataan untuk kemur-nian Israel, maka mereka (Imam) yang tidak jelas asal usulnya di putuskan tidak boleh makan dari persembahan maha kudus, tetapi ada peluang ke depan dengan pengujian menggunakan Urim dan Tumim. Urim dan Tumim kata urami yang berarti terang dan kesempurnaan. Ini adalah benda yang merupakan medium/alat yang dikaitkan pada jubah Imam besar sewaktu-waktu jika diperlukan pencerahan ilahi dengan menggunakan medium ini dapat diperoleh. Orang Yahudi percaya bahwa melalui medium Urim dan Tumim hak-hak Israel apabila di sangsikan atau terancam dapat di pulihkan (bad. Kel. 28:30, Bilangan 27:21, I Samuel 28:6, I Samuel 14:41).
Pentingnya silsilah bagi Israel melalui penataan Nehemia untuk menjaga kemurnian Israel. Dari penelitian ini di dapati: Ada yang termasuk keturunan Israel karena dapat dibuktikan/diketahui tempat asalnya (ayat 26-27). Ada yang diketahui nenek moyang mereka (7:43-56). Ada juga kelom-pok yang tidak jelas.
Jabatan Imam adalah hal yang penting dalam kehidupan orang Yahudi. Identitas Imam menjadi faktor yang sangat penting untuk diteliti. Kemurnian hidup seorang Imam menjadi gambaran kemurnian hidup umat.
Ayat 66-72 mencantumkan jumlah/angka baik itu dalam hubungan dengan orang/umat, para Imam, budak, penjaga/ penunggu pintu, profesi sebagai penyanyi tetapi juga jumlah harta yang dimiliki mereka yang akan masuk mendiami kota Yerusalem, hal ini menggambarkan kesungguhan dan ketelitian Nehemia menata kehidupan orang Israel.
Pemberian dalam bentuk sumbangan/persembahan adalah hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan orang Israel. (Band. Keluaran. 23:17, Ulangan. 26: 1,2) ketika memasuki Kota Yerusalem para kepala kaum keluarga Israel juga memberikan sumbangan. Ada yang memberi untuk pekerjaan bangunan tetapi ada juga yang memberi untuk perbendaharaan rumah tukang, dan ada yang memberi untuk keperluan dan pakaian Imam.
Mereka yang memberi dicatat oleh Nehemia. Ada kepala kaum keluarga, ada kepala daerah (Pejabat) ada orang orang lain. Catatan ini memberi kesaksian: Baik secara persekutuan keluarga, dalam hubungan dengan jabatan bah-kan pun simpatisan, terpanggil bertanggungjawab untuk memberi dengan ketulusan hati.
Suksesnya penatalayanan yang dibuat Nehemia disambut semua pihak. Hal ini nampak pada kesediaan semua pihak yang menerima dan melakukan apa yang diatur. Imam/orang lewi, penjaga pintu, penyanyi, tetapi juga rakyat, budak bait Allah dan semua orang Israel “ Menetap” di kota-kota mereka masing-masing. Artinya mereka merasakan kota dimana mereka tinggal sebagai home bukan hanya sebagai house. Home =tempat yang memberi rasa Syalom. Bukan hanya sebuah bangunan.
Makna dan Implikasi Firman
Dapat dikatakan apa yang dibuat Nehemia untuk bangsa Israel adalah Penatalayanan yang efektif. Sejak awal seperti yang disaksikan Nehemia 1,2. Nehemia melaksanakan tahapan-tahapan kerjanya dengan membuat perencanaan pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Juga memperhitungkan berbagai tantangan dan peluang, sumber daya, dana, pola pikir dan tingkah laku orang Israel.
Kita menghadapi pelaksanaan Sidang Majelis Sinode Istimewa tentang Tata Gereja 2021, Sensus jemaat dan penataan mulai dari kolom, semua ini adalah upaya gereja dalam rangka penatalayanan yang efektif. Sensus jemaat yang dilanjutkan dengan penataan kolom adalah upaya gereja bukan hanya sekedar mendapat data jumlah karakter jemaat GMIM atau jumlah keluarga GMIM tetapi juga soal kualitas warga GMIM. Mengetahui potensi setiap pribadi dan keluarga jemaat dalam rangka panggilan bersama itu juga menjadi sasaran pelaksanaan sensus dan penataan jemaat.
Pendataan/Penelitian yang dilakukan Nehemia menjadi perenungan kita untuk pelaksanaan sensus ke depan, agar sensus dan penataan tidak hanya melihat jumlah dan potensi jemaat GMIM tetapi juga kualitas Imam dan kecintaan setiap pribadi dan keluarga kepada GMIM. Masih didapati sebagai anggota GMIM tetapi tidak suka beribadah di GMIM, lebih suka beribadah di gereja lain. Mendapat hak sebagai anggota jemaat GMIM tetapi lebih suka memberi persembahan di gereja lain: mungkin akibat kelalaian para Pendeta GMIM atau Pelayan khusus yang tidak menjadi contoh tentang kemurnian hidup. Pelayan khusus Syamas, Penatua, Guru Agama dan Pendeta adalah cerminan yang harus diteladani oleh jemaat. Orang yang diberkati Tuhan dari predikat/jabatan kedudukan ataupun usahanya terpanggil untuk menopang pekerjaan Tuhan. Pemberian persembahan dalam segala bentuk pembangunan gereja/pelayanan termasuk toga untuk Pendeta, adalah Alkitabiah asalkan diberi dengan sukacita dan ketulusan hati.
Kesetiaan, ketaatan mengikuti segala aturan Tata gereja yang berlaku adalah gambaran dari kemurnian hati untuk berjalan bersama dalam panggilan Tuhan. Kesetiaan Yesus Kristus melaksanakan rencana Bapa, memikul salib, siap menderita, sengsara harus menjadi contoh bagi kita.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa tanggapan saudara tentang pendataan yang disertai penelitian yang dilakukan Nehemia terhadap orang-orang yang akan mendiami kota Yerusalem sesuai bacaan Kitab Nehemia 7 : 61-73
- Dihubungkan dengan pembacaan kita Nehemia 7:61-73 apa pendapat saudara tentang efektifitas penatalayanan gereja kita (GMIM)? Berikan tanggapan tentang sensus dan pemetaan kolom yang akan kita laksankan tahun ini!
NAS PEMBIMBING: Roma 3 : 20-22a
POKOK-POKOK DOA:
Rencana pelaksanaan SMSI Perubahan Tata Gereja 2021 agar semua dapat melihat ini sebagai hal penting untuk tanggungjawab bersama.
Persiapan jemaat, wilayah, sinode memasuki periode pelayanan yang baru ke depan.
Pemberian diri Yesus Kristus lewat penderitaan salib dan kematian, terus menjadi motivasi sebagai gereja dalam tugas bersekutu, bersaksi dan melayani
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
MINGGU SENGSARA II.
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan : NNBT No. 7 Mari Puji Tuhan Yesus
Ses Nas Pembimbing : Naper 5 Yesus Hu Yang Ajaib
PengakuanDosa : Bukan Dengan Barang Fana”
Pemberitaan Anugerah Allah : KJ No. 178 Kar’na Kasih-Nya Padaku
Ajakan Mengikut Yesus Di Jalan Sengsara: KJ No. 375 Saya Mau Ikut Yesus
Persembahan: KJ. No. 370 Ku Mau Berjalan Dengan Juruselamatku
Penutup : NNBT No. 34 Tuhanlah Perlindunganku
ATRIBUT:
Warna dasar ungu dengan simbol XP (Khi-Rho), cawan pengucapan, salib dan mahkota duri.