TEMA BULANAN :“Aku Ini Adalah Hamba Tuhan”
TEMA MINGGUAN : “Keteraturan Menghadirkan Damai Sejahtera
BACAAN ALKITAB: 1 Korintus 14:26-40
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Hampir satu bulan kita telah menikmati kehidupan di tahun baru, tahun anugerah Tuhan, dan GMIM telah berada di periode pelayanan yang baru, setelah pelaksanaan pemilihan Pelayan Khusus aras jemaat di bulan Oktober 2021. Kita bersyukur kepada Tuhan sebab lewat pemilihan ada orang-orang yang dipilih dan dipakai Tuhan untuk menjadi mitra kerja-Nya dalam melaksanakan tugas tanggung jawab pelayanan sebagai Diaken, Penatua, Komisi Pelayanan Kategorial, Komisi Kerja, BPMJ serta anggota dan anggota pengganti Majelis Sinode. Pemilihan yang dilakukan telah berjalan dengan baik dan lancar karena mau menaati aturan-aturan dalam pemilihan.
Pada waktu Tuhan Allah menciptakan langit dan bumi serta segala isinya (Kejadian 1), Ia membuat keteraturan supaya teratur pula kehidupan ciptaan-Nya. Ia mendisiplinkan semua yang diciptakan-Nya lewat aturan-aturan. Ini mencerminkan bahwa Tuhan Allah kita adalah Allah yang disiplin dan teratur. Ia tidak menyukai kekacauan, termasuk kekacauan di dalam gereja. Untuk itu diperlukan aturan-aturan dalam gereja yang berfungsi untuk mengatur, memperlancar, menertibkan dan mengembangkan pelayanan setiap anggota tubuh Kristus. Sebagaimana yang diatur dalam Tata Gereja GMIM Tahun 2021.
Memang tidak dapat dipungkiri ada gesekan-gesekan yang terjadi pasca pemilihan karena ada yang melawan atau menabrak aturan, tidak mau mengikuti aturan dalam gereja dan ada yang memaksakan kehendaknya padahal tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Tuhan Allah menghendaki supaya setiap orang taat pada aturan, karena kalau tidak taat maka akan terjadi kekacauan. Sekalipun di hari-hari ke depan ada banyak tantangan dan persoalan yang akan dihadapi namun kita yakin Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus lewat tuntunan Roh Kudus akan melindungi, memelihara dan menguatkan kita untuk terus menjalani hidup dan pelayanan ke depan. Tuhan Allah akan memperlengkapi para pelayan (setiap orang percaya) dan pelayan khusus dengan memberikan karunia-karunia yang dibutuhkan dalam pelayanan.
Pada dasarnya setiap orang percaya mem-punyai karunia-karunia Roh dan karunia yang diberikan kepada tiap orang berbeda-beda, tetapi semua karunia itu datangnya dari Roh Kudus. Idealnya, setiap karunia yang diberikan Tuhan harus digunakan secara tertib dan teratur demi kepentingan bersama, untuk membangun, menguat-kan dan menghadirkan damai sejahtera, Karunia-karunia itu harus digunakan dengan sopan dan teratur. Tetapi kenyataannya ada orang yang mendapat karunia sering merasa superior (lebih unggul, lebih hebat dari yang lain), ada yang ingin selalu tampil dalam persekutuan ibadah dan merendahkan yang lainnya, bahkan ada yang salah mempergunakan karunia yang diberikan. Jika hal itu dibiarkan akan menjadi tantangan dan persoalan yang akan mengacaukan persekutuan jemaat sehingga tidak ada damai sejahtera.
Berdasarkan fakta ini, maka dipilihlah tema “Keteraturan Menghadirkan Damai Sejahtera” yang nantinya akan memotivasi kita baik sebagai Warga Jemaat maupun Pelayan Khusus agar terus hidup teratur dalam mempergunakan karunia rohani yang telah diberikan Tuhan sehingga kita semua dapat menikmati damai sejahtera.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Pembacaan Alkitab ini merupakan nasihat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus tentang bagaimana menghadirkan persekutuan ibadah yang sopan, damai dan teratur. Nasihat Paulus ini dilatarbelakangi oleh kehadiran orang-orang yang mendapat karunia bahasa roh dan bernubuat yang banyak kali suka menonjolkan diri dalam persekutuan jemaat, dan juga kaum perempuan di Korintus yang ingin tampil berbicara di depan jemaat.
Setelah Paulus memberikan konsep-konsep teologis tentang berbagai karunia Roh dalam 1 Korintus 12:1-14:25, terutama karunia bahasa roh dan bernubuat, maka Paulus mengakhiri penjelasannya dengan berbagai peraturan praktis tentang penggunaan karunia-karunia Roh dalam persekutuan jemaat.
Ada banyak orang Kristen di Korintus yang sangat menyukai secara berlebihan karunia berkata-kata dengan bahasa roh sehingga terjadilah kesombongan dan ketidakteraturan dalam persekutuan jemaat. Rasul Paulus menekankan kepada jemaat untuk memperhatikan ketertiban dan keteraturan dalam pertemuan jemaat supaya tidak terjadi kekacauan. Dengan tegas Paulus mengatur hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan karunia bahasa Roh yang tidak boleh dipergunakan secara sembarangan, dimana jumlah orang yang berbahasa roh biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, dan ketika berkata-kata harus seorang demi seorang serta harus ada orang yang menafsirkannya. Jika tidak ada orang yang menafsirkannya maka orang yang berkata-kata dalam bahasa roh hendaklah berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah.
Tentang karunia bernubuat. Ada aturan jumlahnya yaitu baiklah dua atau tiga orang diantaranya berkata-kata dan yang lain menanggapi atau menguji apa yang mereka katakan. Paulus meminta nabi untuk berbicara secara bergiliran, tidak boleh berbicara serentak, kalau ada yang berbicara maka yang lain harus berdiam diri agar apa yang disampaikan dapat dipelajari dan dimengerti sehingga jemaat beroleh kekuatan dan tidak menimbulkan kekacauan.
Selanjutnya tentang perempuan-perempuan di jemaat Korintus, Paulus melarang mereka untuk berbicara di depan jemaat. Kalau ingin mengetahui sesuatu maka harus menanyakan kepada suaminya di rumah. Mengapa? Paulus katakan, itu yang dikatakan dalam hukum Taurat. Budaya yang ada di waktu itu adalah budaya Patriarkhal Israel yang menempatkan kedudukan perempuan berada di bawah laki-laki. Karena budayanya demikian maka kaum perempuan dianggap tidak sopan apabila berbicara dalam pertemuan jemaat dan itu akan menimbulkan kekacauan.
Paulus menyampaikan hal-hal ini berdasarkan teologinya tentang tubuh Kristus, bahwa jemaat adalah tubuh Kristus, maka seharusnya hidup dalam damai sejahtera. Paulus berpesan agar jemaat berusaha memperoleh karunia untuk bernubuat dan jangan melarang orang berkata-kata dengan bahasa roh tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur.
Makna dan Implikasi Firman
Pada dasarnya setiap orang memiliki karunia Roh dan hendaklah masing-masing mempersembahkan karunia yang berbeda-beda itu supaya dipergunakan untuk membangun persekutuan jemaat. Jangan seorang pun merasa bahwa ia tidak memiliki sesuatu untuk dipersembahkan, sehingga tidak perlu berkontribusi atau merasa tidak dibutuhkan dalam jemaat.
Tuhan Allah menginginkan adanya keteraturan dalam kehidupan berjemaat. Karena itu apapun karunia rohani yang ada di jemaat, gunakanlah semuanya itu secara sopan dan teratur, ada pengendalian diri, ada kerendahan hati supaya jemaat dapat belajar dan beroleh kekuatan.
Keteraturan butuh ketaatan. Marilah kita berjalan bersama-sama dalam kebenaran sehingga kita menjadi orang yang taat aturan. Jangan menjadi orang yang suka melanggar atau menabrak aturan, jangan mengabaikan aturan dan nasihat, karena semua itu akan menimbul-kan kekacauan.
Tuhan Allah tidak menghendaki kekacauan tetapi menginginkan ada damai sejahtera dalam persekutuan Gereja sebagai tubuh Kristus.
Jangan hanya berusaha mendapatkan karunia-karunia Roh, tetapi yang lebih utama kejarlah kasih dan hiduplah dalam kasih, berilah diri kita dibimbing oleh Roh Kudus maka kehidupan kita akan menghasilkan buah Roh.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa yang kita pahami tentang karunia yang dihubungkan dengan keteraturan sesuai bacaan 1 Korintus 14:26-31?
- Berikanlah contoh hal-hal yang dapat mengacau-kan persekutuan jemaat!
- Bagaimana cara mewujudkan persekutuan jemaat yang sopan dan teratur sehingga ada damai sejahtera?
NAS PEMBIMBING: Yesaya 32:17
POKOK-POKOK DOA:
Orang percaya yang dianugerahkan karunia Roh mempergunakannya demi kepentingan bersama
Saling menghargai setiap karunia
Ketaatan terhadap aturan-aturan
Upaya untuk menghadirkan damai sejahtera dan menghindari kekacauan atau konflik
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK V
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Mari Menghadap Hadirat-Nya: Bagaikan Bejana Siap Dibentuk.
Bersekutu Dalam Nama-Nya: KJ.No. 249 Serikat Persaudaraan.
Persekutuan Yang Mengaku Dosa: DSL. 62. Di Tengah Kesukaran.
Jaminan-Nya Menguatkan: NKB. No.195 Kendati Hidupku Tent’ram.
Doa/Nyanyian Mohon Tuntunan Roh: NKB. 116. Siapa Yang Berpegang.
Berilah Yang Baik: NKB. 197 Besarlah Untungku
Tembang Tekad: NKB No.28 Ya Tuhan, Tolong Aku
ATRIBUT:
Warna dasar putih dengan lambang lilin di atas palungan