TEMA BULANAN: “Ketaatan Melaksanakan Kehendak Allah adalah Wujud Kedewasaan Iman ”
TEMA MINGGUAN : “ Kasih Setia Tuhan, Fondasi Kekuatan Iman”
BACAAN ALKITAB: Mazmur 138:1-8
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Peradaban zaman terus mengalami perubahan dalam segala aspek kehidupan seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Salah satu perkembangan yang begitu pesat, terjadi dibidang teknologi digital yang mengakibatkan disrupsi. Disrupsi merupakan suatu fenomena yang membawa perubahan tatanan kehidupan yang sangat
signifikan karena menggeser aktivitas yang awalnya dilakukan di dunia nyata beralih ke dunia maya sehingga segala sesuatu yang bersifat konvensional mulai tergerus. Di era ini, konsistensi kehidupan beriman orang percaya semakin
ditantang karena bisa menimbulkan adanya ketergantungan terhadap teknologi digital dengan penggunaan berbagai
media komunikasi melalui internet sehingga mengakibatkan suatu sikap apatis terhadap dunia nyata dan mengabaikan
Tuhan Sumber kehidupan. Di tengah arus perubahan zaman yang begitu cepat dengan berbagai dampaknya, sebagai gereja harus kita siap menghadapinya dengan memiliki kompetensi intelektual dan kekuatan iman agar tidak terjadi pergeseran kepercayaan dan degradasi moral. Pengenalan akan Tuhan dan kasih setia-Nya menjadi dasar dalam pembangun dan membina hidup beriman di tengah-tengah bergulirnya perubahan zaman, sehingga kepercayaan kepada Tuhan terus terpelihara dalam situasi dan kondisi apapun. Meskipun ada beragam tantangan dan pergumulan yang dihadapi oleh gereja, tidak akan melemahkan dan menggeserkan iman percaya kita kepada Tuhan karena kita punya Tuhan yang penuh kasih setia dan yang berkuasa atas perjalanan sejarah hidup manusia. Kasih setia Tuhan yang tak pernah berkesudahan menjadi dasar ucapan syukur dan kekuatan iman untuk terus melangkah dalam perjuangan hidup di dunia ini. Itulah sebabnya tema perenungan di minggu ini ialah : “Kasih Setia Tuhan, Fondasi Kekuatan Iman.”
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Mazmur dalam bahasa Ibrani disebut “Tehillim” yang berarti nyanyian-nyanyian pujian. Kitab Mazmur termasuk dalam golongan kitab syair yang mengungkapkan seluruh lingkup perasaan dan pengalaman manusia, dari depresi yang sangat berat sampai sukacita yang meluap-luap. Pada dasarnya, Mazmur ialah doa dan puji-pujian dari orangorang yang diilhami Allah sehingga Mazmur ditujukan kepada Allah atau mengungkapkan kebenaran tentang Allah dalam doa dan nyanyian. Mazmur 138:1-8 ini merupakan golongan Mazmur puji-pujian pengucapan syukur. Pengucapan syukur tersebut merupakan ungkapan perasaan dan pengalaman si pemazmur dalam hal ini Daud. Pengalaman hidupnya bersama TUHAN memperlihatkan kebesaran kasih setia dan kemuliaan TUHAN yang telah bertindak menolong dan membebaskannya dari berbagai kesesakan dan jeratan musuh. Rasa syukur kepada TUHAN menjiwai puji-pujian dalam Mazmur 138 ini. Mengawali nyanyian syukurnya, pemazmur hendak mengungkapkan, “Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-Mu.” Kata segenap hati menunjukkan bagaimana hati yang tulus, yang sepenuh hati untuk mengungkapkan kekagumannya atas perbuatan TUHAN. Pemazmur memberi contoh bagaimana ucapan syukur seyogyanya dilakukan. Bersyukur (Ibrani : yādâ) sepatutnya dimulai dari hati (ayat 1a). Hal ini mengajarkan bahwa bersyukur bukan hanya tentang apa yang kita ucapkan melainkan apa yang kita percayai. Bersyukur dengan segenap hati adalah pengakuan Pemazmur tentang eksistensi TUHAN sebagai Penguasa, sehingga ada kerinduan dari pemazmur untuk memberitakan kebaikan TUHAN kepada banyak orang, termasuk yang dikatakan pada ayat 1, dihadapan para allah. Ada tafsiran yang menafsirkan „dihadapan para allah‟ ini merujuk kepada para penguasa dan juga kepada orang-orang yang tidak menyembah TUHAN. Nampaknya kerinduan dari pemazmur ini, dapat dilihat juga pada ayat 4 dan 5, “Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu; mereka akan
menyanyi tentang jalan-jalan TUHAN, sebab besar kemuliaan TUHAN.” Perkataan-perkataan ini hendak memberi seruan
kepada penguasa-penguasa dibumi untuk menyembah TUHAN. Harapan Pemazmur bahwa puji-pujianya menjadi
puji-pujian yang universal kepada Raja segala raja.
Motivasi pemazmur untuk bersyukur kepada TUHAN dapat dilihat pada ayat 2 dan 3. Ia telah melihat bukti kasih setia TUHAN dalam kehidupannya. Pada waktu ia berseru, TUHAN menjawab bahkan menambahkan kekuatan dalam jiwanya. Pemazmur juga menyerukan bagaimana sifat Allah yang adil. Dua sifat Allah yang ditekankan oleh Pemazmur adalah “Kasih-Mu” (Ibrani: khesed yang juga berarti kasih setia, belas kasih, kemurahan hati) dan “Setia-Mu” (Ibrani : ’ĕmet yang juga berarti kebenaran). Kata “khesed” merujuk pada kasih Allah, dan seringkali muncul dalam konteks perjanjian. Para ahli umumnya memahami khesed sebagai kasih TUHAN yang rela mengikatkan diri dalam sebuah perjanjian dan menjaga perjanjian itu sedemikian rupa sehingga tidak gagal. Karena kasih-Nya, TUHAN setia menjaga perjanjian-Nya serta setia menepati dan menggenapinya demi kebaikan dan keselamatan umat-Nya. Dikatakan pada ayat 6, “TUHAN itu tinggi, namun Ia melihat orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong dari jauh.” Kata hina, mengandung arti „rendah.‟ Dalam terjemahan Alkitab Bahasa Inggris, kata rendah menggunakan istilah lowly sehingga jelaslah bahwa TUHAN memperhatikan kehidupan orang yang rendah hati, tetapi Ia jauh dari kehidupan orang yang tinggi hati atau sombong. Kata melihat menyiratkan kedekatan bahwa TUHAN mengenal orang yang hina bukan hanya karena Ia Mahatahu melainkan juga terjadi karena adanya kedekatan. Di sini Pemazmur menyaksikan kedekatannya dengan TUHAN dan mengakui kedaulatan TUHAN sebagai penguasa dunia yang menegakan keadilan dengan menolong orang yang hina dan melawan orang sombong yang menindas mereka. Suatu hal yang luar biasa diutarakan oleh Pemazmur tentang “TUHAN yang tinggi”
bersedia untuk melihat dan menolong “orang yang hina atau rendah”.
Keakraban Pemazmur dengan Allah yang akbar terungkap melalui pengalaman pribadinya dalam ayat 7 yang
mengakui TUHAN sebagai Penolong, Pemelihara dan Penyelamat hidupnya. Pemazmur merasa bahwa hanya oleh
berkat campur tangan Tuhan, ia boleh selamat dari kesesakan dan amarah musuh. Ungkapan “tangan kanan-Mu menyelamatkan aku” adalah bukti kekuatan TUHAN yang Maha dahsyat melindungi dan menyelamatkannya. Perkataan
Pemazmur dalam ayat 8a “Tuhan akan menyelesaikan bagiku merupakan sebuah pernyataan iman bahwa Tuhan adalah
pemegang kendali hidupnya yang akan mengarahkannya pada keselamatan. Itulah sebabnya Pemazmur menggantungkan dirinya hanya kepada TUHAN sehingga terungkap permohonan dalam ayat 8: “janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!” karena Pemazmur menyadari bahwa kasih setia (khesed) TUHAN tak pernah berkesudahan tetap berlaku untuk selama-lamanya. Kasih setia TUHAN inilah yang menjadi dasar yang kuat atas pujian syukur Pemazmur yang memberi kekuatan iman dalam kembara hidupnya.
Makna dan Implikasi Firman
Puji-pujian syukur kepada Tuhan adalah perwujudan iman yang mengakui kemahakuasaan dan kebaikan Tuhan. Kendatipun ziarah hidup manusia di bawah kolong langit ini tidak terlepas dari berbagai kesesakan dan pergumulan,
namun pengharapan akan kasih setia Tuhan menjadikan orang percaya tetap kuat dan mampu menjalani hidupnya sampai pada kesudahannya. Melalui nyanyian syukur Pemazmur ini, sebagai gereja kita belajar bagaimana membangun dan membina fondasi atau dasar kekuatan iman orang percaya. Kasih setia Tuhan menjadi fondasi kekuatan iman bagi
gereja untuk menghadapi berbagai perubahan zaman dengan beragam dampaknya saat ini. Sebab di dalam kasih setia
Tuhan yang kekal itu terkandung makna kebenaran, kesetiaan, ketaatan, kekuatan, keselamatan dan kemuliaan. Dengan demikian menjadi pembelajaran penting berdasarkan pengalaman hidup Pemazmur untuk mengakui kehadiran
Tuhan dan segenap karya-Nya atas segala sejarah. Hal ini menjadi tugas panggilan gereja untuk terus menyaksikan
kemurahan dan kemahakuasaan Tuhan kepada dunia supaya semua makhluk bersyukur dan menyanyikan kebesaran
kemuliaan Tuhan. Segala peristiwa yang terjadi dalam hidup manusia berada di bawah sorotan kuasa dan pemerintahan Allah. Apapun yang sedang terjadi dan dialami oleh dunia saat ini tidak terlepas dari kendali kuasa Allah yang mendatangkan kebaikan bagi ciptaan-Nya. Pertolongan-Nya sempurna bagi setiap orang yang bergantung kepada-Nya dan yang mengandalkan-Nya. Karena itu, hadapi dan jalanilah hidup anugerah Tuhan ini dengan hati yang bersyukur kepada
Tuhan, mulut yang memuji nama Tuhan, tubuh yang bersujud ke arah Tuhan, jiwa yang dipenuhi kekuatan dari Tuhan serta
iman yang teguh menanti janji dan pertolongan Tuhan. Maka niscaya kasih setia Tuhan diam untuk selama-lamanya dalam
hidup dan karya kita.
Kasih setia Tuhan menjadi kekuatan yang besar untuk menyatukan pelbagai perbedaan. Sebagai bangsa Indonesia
yang tinggal dan berkarya di bumi pertiwi ini, kita hidup bersama di tengah beragam perbedaan. Pancasila dan UUD
1945 menjadi fondasi kekuatan bangsa yang menyatukan perbedaan menjadi keindahan yang menghiasi persada
nusantara ini. Karena itu tanggal 1 Juni menjadi peringatan Hari lahirnya Pancasila. Mari kita terus mengamalkan nilainilai moral yang terkandung di dalamnya sebagai penuntun kehidupan berbangsa dan bernegara agar perbedaan yang
ada disyukuri sebagai khazanah ilahi dari Tuhan Sang Penguasa, Raja segala raja.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Mengapa kasih setia TUHAN menjadi fondasi kekuatan
iman sesuai Mazmur 138:1-8? - Apa makna nyanyian syukur bagi orang percaya?
- Bagaimana mewujudkan syukur karena kasih setia Tuhan
dalam tindakan hidup sehari-hari?
POKOK-POKOK DOA :
Kekuatan iman bagi seluruh warga gereja dalam
menghadapi berbagai perubahan zaman.
Kesetiaan kepada TUHAN yang penuh kasih setia.
Mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang
berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945 sebagai
fondasi kekuatan bangsa.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK V
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Mari Menghadap Hadirat-Nya: NNBT No. 1 Pujilah Dia, Pujilah Dia!
Bersekutu Dalam Nama-Nya : KLIK No. 332 Aku Hendak Bersyukur
Persekutuan yang Mengaku Dosa: NKB No. 19 Dalam Lautan Yang Kelam
Jaminan-Nya Menguatkan: NKB No.73 Kasih Tuhanku Lembut
Doa/Nyanyian Mohon Tuntunan Roh: NNBT No. 24 KuasaMu Tuhan S‟lalu Kurasakan
Berilah Yang Baik : KJ No. 288 Mari Puji Raja Sorga
Tembang Tekad: NNBT No. 34 Tuhanlah Perlindunganku
ATRIBUT:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas
gelombang.