TEMA BULANAN : “Menjawab Panggilan Untuk Melayani”
TEMA MINGGUAN : “Kenakanlah Manusia Baru”
BACAAN ALKITAB: Efesus 4:17-32
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Tanggal 31 Oktober 1517 merupakan salah satu peristiwa sejarah Gereja dimana Martin Luther menyampaikan 95 dalil sebagai respon atas sikap gereja yang menurutnya telah menyimpang dari ajaran yang benar menurut Alkitab. Oleh karena itulah tanggal 31 Oktober diperingati sebagai Hari Reformasi dan Hari Doa Alkitab dengan semboyan Sola Gratia (hanya oleh Anugerah), Sola Fide (hanya oleh Iman), dan Sola Scriptura (hanya oleh Kitab Suci). Berkaitan dengan Reformasi Gereja ini, maka motto yang di kenal pada masa itu yang terus menjiwai pelayanan gereja, yaitu:“Ecclesia Reformata Semper Reformanda” artinya gereja yang dibaharui senantiasa terus membaharui diri. Motto ini tidak terlepas dari Kesaksian Alkitab bahwa kehidupan kita telah diubahkan menjadi manusia baru melalui karya penyelamatan Yesus Kristus.
Diminggu ini, gereja sementara berupaya mempersiapkan pelayanan untuk periode 2022–2026 melalui terpilihnya Diaken, Penatua dan Kompelka (BIPRA) serta tahapantahapan selanjutnya. Dengan semangat hari reformasi dan hari doa Alkitab, warga gereja dihentar untuk menjalani kehidupan sebagai orang percaya dengan tema perenungan “Kenakanlah Manusia Baru”.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Efesus merupakan kota terbesar kedua setelah Roma, jumlah penduduk pada abad pertama lebih dari +300.000 orang. Efesus merupakan kota penting dalam kekaisaran Romawi dan orang Yahudi banyak tinggal disana. Kota ini merupakan kota pelabuhan, perdagangan, politik dan agama. Efesus terletak di wilayah Turki dan kota ini telah lama hancur akibat gempa bumi pada tahun 614 M, yang kemudian tumpukan endapan sungai Cayster. Rasul Paulus tinggal di Efesus selama dua tahun (Kisah Para Rasul 19:10) dalam perjalanan Pekabaran Injil ketiga, yang sebelumnya Paulus juga pernah perkunjung ke Efesus pada perjalanan Pekabaran Injil kedua (Kisah Para Rasul. 18:18-21). Pasal 4:17–32 lebih banyak berisi ajaran dan nasihat (Paranesis). Ayat 17-19 berkaitan dengan penegasan Rasul Paulus agar kehidupan orang percaya di Efesus tidak terpengaruh dengan latar belakang budaya dan kepercayaan penyembahan kepada dewi Artemis/Diana (dewi kesuburan melalui ritual “pelacuran suci”) maupun karakter yang tidak pantas (ay 25, 26, 28, 29, 31). Kata “sia-sia” dalam ayat 17 ini dapat diartikan hampa dan semu, tanpa arti; karena menurut Kisah Para Rasul19:27,34, penyembahan lagi dewi Artemis ini sangat berpengaruh di Asia dan seluruh dunia (kekaisaran Romawi). Ayat 20-23 memberi penegasan bahwa orang-orang percaya di Efesus tidak sama dengan orang yang belum percaya kepada Kristus, sehingga harus ada perbedaan pikiran dan perbuatan terlebih bagi mereka yang baru belajar mengenal dan percaya kepada Kristus. Sebab kehidupan mereka telah diubahkan di dalam dan melalui Yesus Kristus yang merupakan sumber kebenaran. Kata “menanggalkan” manusia lama adalah ungkapan metafora yang menggambarkan perubahan karakteristik rohani; hal ini
berkaitan dengan pertobatan dan perubahan hidup yang nampak. Sebab orang percaya harus menunjuk pembaharuan
hidup; pembaharuan roh dan pikiran dalam karya Roh Kudus. Ayat 24, kalimat “mengenakan manusia baru”: punya
pengertian metafora juga yang artinya hidup baru dalam Kristus (2 Korintus 5:17). Diciptakan menurut kehendak Allah dalam kebenaran dan kekudusan; perubahan hidup yang diupayakan dalam pertolongan Tuhan. Jadi orang percaya harus hidup dalam kebenaran dan kekudusan sesuai dengan kehendak Tuhan.
Ayat 25-31 merupakan manifestasi dari kehidupan “manusia lama” melalui sikap, sifat, karakter dan perbuatan yang tercela: dusta, amarah dan tidak mau mengampuni; mencuri, perkataan kotor, mendukakan Roh Kudus, akar pahit,
pertikaian, fitnah dan segala bentuk kejahatan. Menurut Krisostomus (uskup Konstantinopel pada abad ke 4 M) “Kemalasan membuat orang menjadi pencuri”. Dalam pernyataan Yunani “to gar kleptein argias estin” artinya mencuri adalah akibat dari kemalasan. Jadi orang percaya bukan hanya harus bekerja keras untuk makan dan hidup, tetapi juga harus menjadi saluran berkat bagi mereka yang berkekurangan dan membutuhkan pertolongan. Ayat 32 merupakan klimaks dari ajaran Paulus tentang kehidupan sebagai “Manusia Baru” yakni: keramahtamahan, penuh kasih mesra, dan saling mengampuni. Dengan demikian ajaran Kristus tentang pengampunan dan mengampuni menjadi sangat penting, seperti ungkapan Paulus dalam akhir ayat ini yaitu: “seperti Allah di dalam Yesus Kristus yang telah lebih dahulu mengampuni kamu”.
Makna dan Implikasi Firman
Orang percaya harus mengenakan manusia baru artinya hidup dalam pertobatan untuk terus membaharui diri dalam terang Firman Tuhan atau hidup dalam kemurnian ajaran Kristus dan dalam pertobatan yang sesungguhnya. Oleh karena itu mengimplementasikan manusia baru sebagai bentuk pembaharuan hidup harus dinampakkan dalam beberapa hal:
Kehidupan orang percaya masa kini tidak boleh terpengaruh dengan perubahan dan gaya hidup yang negatif, tetapi justru harus menjadi agen perubahan hidup sesuai dengan Firman Tuhan. Menjadikan Firman Tuhan dalam Alkitab sebagai sumber kebenaran yang tidak akan pernah berubah, tetapi justru akan membawa perubahan bagi kehidupan manusia.
Memanfaatkan kemajuan di era disrupsi ini sebagai peluang dan sarana untuk memberitakan Firman Tuhan dan kebenarannya melalui: Whatsapp, Youtube, Facebook, Instagram, Twitter, Tiktok, Zoom, dan lain sebagainnya; Bukan sebaliknya sebagai sarana untuk memfitnah, menyampaikan berita bohong (hoax), ancaman, penipuan, penyesatan, pornografi, dan perbuatan tercela lainnya yang di sebut sebagai pola hidup “manusia lama”
Terus memaknai kehidupan dengan semangat Reformasi Gereja untuk membaharui dan menjadi berkat, sekaligus
mengingatkan bahwa kebenaran Firman Tuhan dalam Alkitab adalah nilai positif yang tetap relevan dan tidak akan pernah berubah. Kita harus selalu terbuka untuk terus dibaharui dan membaharui diri menurut perkembangan zaman, termasuk dengan memanfaatkan teknologi informasi yang sangat cepat berubah (Industri 4.0). Namun tidak meninggalkan esensi dan nilai dasar yaitu kebenaran dalam Firman Tuhan/Alkitab. Zaman bisa berubah namun Firman Tuhan tidak akan pernah
berubah dan selalu relevan dalam setiap masa.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
- Apa pemahaman saudara tentang perikop bacaan ini dalam kaitan dengan tema “Kenakanlah Manusia Baru” menurut teks Efesus 4 : 17 – 32?
- Mengapa kita harus menampakan sikap kita sebagai gereja yang adalah Manusia Baru di tengah perkembangan dunia masa kini ?
- Bagaimana memberi contoh konkret tentang kehidupaN manusia lama dan manusia baru pada masa kini (di eradisrupsi)?
POKOK POKOK DOA
Warga Gereja untuk terus hidup menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru sesuai dengan kehendak Tuhan.
Peran warga gereja untuk menjadi agen perubahan dalam terang Firman Tuhan.
Keesaan dan pembaharuan hidup bagi seluruh gereja di dunia dan di Indonesia sesuai dengan kebenaran Alkitab
Keutuhan dan persatuan bangsa termasuk kerukunan antar umat beragama di Indonesia dan di sekitar kehidupan kita masing-masing.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK V
NYANYIAN YANG DIUSULKAN
Mari Menghadap Hadirat-Nya: DSL. 118 Sambutlah Bersekutu Dalam Nama-Nya: NNBT No. 4 Naikkan Doa Pada
Allah.
Persekutuan Yang Mengaku Dosa: NNBT No. 11 Ya Allahku, Kami Mengaku Dosa
Jaminan-Nya Menguatkan : DSL. 133 Tongkatlah Ku Tuhan
Doa/Nyanyian Mohon Tuntunan Roh: KJ. No.55 Ya Sumber Kasih Roh Kudus
Berilah Yang Baik : NNBT.No. 15 Hai Seluruh Umat Tuhan
Tembang Tekad : NKB. No.111 Gereja Bagai Bahtera
ATRIBUT:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.