TEMA : “Tenang, Sehat dan Sembuh oleh Kuasa Tuhan”
BACAAN ALKITAB: Yesaya 38:15-22
Saudara saudara jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.
Kita bersyukur hari ini sungguh sangat luar biasa karena Tuhan kita selaku Bapa, Putera dan Roh Kudus ketiga yang Esa memelihara dan memberkati kita. Kita boleh menjalani hari-hari hidup sesuai dengan bidang tugas masing-masing. Pengalaman menghadapi dan mengatasi wabah Virus Covid -19 yang masih hangat dibicarakan di mana-mana mendorong kita semua pada new normal atau tatanan baru. Supaya lebih memperhatikan cara hidup sehat dengan mengikuti protokol kesehatan dan tetap rajin berdoa dan mengucap syukur senantiasa. Dalam suasana seperti ini maka kita diajak untuk merenungkan tema di hari Kesehatan GMIM ialah: Tenang, Sehat dan Sembuh oleh Kuasa Tuhan.
Kitab Yesaya ditulis sekitar tahun 700-680 SM oleh Nabi Yesaya. Pasal 38 : 15 – 22 tak dapat dipisahkan dengan ayat-ayat sebelumnya sebagai satu cerita yang utuh yaitu tentang Raja Hizkia yang sakit dan disembuhkan oleh Tuhan.
Hizkia Bahasa Ibrani “Khizqiya“ artinya Yahwe atau Tuhan adalah kekuatanku. Hizkia memerintah dari tahun 725 – 696. Ayahnya Raja Ahaz, Ibunya Abi. Naik Tahta ketika usia 25 Tahun dan memerintah 29 Tahun dan dia melakukan apa yang benar di mata Tuhan seperti Daud leluhurnya (2 Raja-Raja 18 : 2 – 3 ), berhasil menata ekonomi, pemerintahan dan mengembalikan kerajaan untuk takut dan mengandalkan Tuhan (2 Raja-Raja 18:6), menghancurkan patung-patung berhala ( 2 Raja-Raja 18 : 4). Banyak yang telah dilakukan tetapi dia bukan orang yang sempurna. Ia tak luput dari kehilafan dan kesalahan.
Bacaan kita hari ini menceritakan tentang keadaan yang pernah dialami oleh Hizkia selaku Raja Kerajaan Yehuda yang ke 13. Ketika Nabi Yesaya memberitahukan bahwa penyakit yang ia derita tidak dapat lagi disembuhkan bahkan akan meninggal. Keadaan ini memaksa Raja Hizkia menangis dan meratap, berdoa memohon belas kasih Tuhan agar masih boleh hidup lebih lama lagi.
Apa kesalahan Hizkia: Pertama, ketika kerajaan Asyur berperang melawan kerajaan Yehuda, Hizkia bersekutu dengan Mesir dan hal ini mengabaikan pertolongan Tuhan. Kedua, Hizkia terjebak pada keangkuhan atas apa yang telah ia raih selama itu. Hizkia secara terbuka mem-perlihatkan seluruh kekayaan dan persenjataan kerajaan kepada utusan kerajaan Babel ( 2 Raja 20 : 13 ). Kesalahan Hizkia ini tidak boleh terjadi, karena itu Nabi Yesaya memperingatkan Hizkia bahwa suatu waktu semua kekayaan kerajaan yang ia miliki dari zaman leluhurnya akan diangkut ke pembuangan di Babel ( 2 Raja-Raja 20 : 17). Hal ini mengabaikan kekuasaan Tuhan yang selama ini berpihak kepada Kerajaan Yehuda yang membunuh tentara musuh sebanyak seratus delapan puluh lima ribu orang (2 Raj-Raja 19 : 35)
Kebaikan Tuhan menyembuhkan dan memperpanjang umur 15 tahun lagi mendorong raja Hizkia mengangkat nyanyian syukur seperti di ayat 15 dan 16. Tuhan telah menenangkan rohnya dari kepahitan dan kepedihan melalui penderitaan fisik, dan mental secara menyeluruh. Dalam ayat 17 mengungkapkan sekalipun Hizkia ada dalam keadaan men-derita pahit dan sakit yang dipandang tidak tersembuhkan namun proses ini telah mengantarkan dia dalam keselamatan dimana hidup diperpanjang dan dengan demikian mencegah jiwanya menuju lobang kebinasaan. Syair syukur Hizkia juga mengungkapkan dunia orang mati tidak dapat lagi mengucap syukur kepada Tuhan. Tidak dapat lagi memuji-muji Tuhan, tidak dapat lagi menanti-nanti akan kesetiaan Tuhan, ayat 18. Jadi Hizkia merasa beruntung sebab dia tidak sampai pada dunia orang mati. Karena itu sepantasnya ia bersyukur atas kesembuhan yang Tuhan beri seperti kesetiaan seorang ayah kepada anak-anaknya (ayat 19 ). Dalam ayat 20 Hizkia menyampaikan pengakuan bahwa apa yang ia alami Tuhanlah yang sudah datang menyelamatkan dia dan keluarganya maupun bangsa yang ia pimpin yaitu Yehuda. Tuhan sudah mengubah kesakitan, ketakutan dengan kete-nangan serta sehat dan kesembuhan. Dengan nyanyian syukur, Hizkia dan keluarga serta bangsa Yehuda ber-komitmen, bertekat, berjanji untuk main kecapi atau memuji-muji Tuhan seumur hidup atau menyerahkan hidup untuk melayani di rumah Tuhan. Inilah respon Hizkia atas kasih Tuhan yang menyembuhkan hidupnya. Ayat 21, Nabi Yesaya menunjuk hal penyembuhan bara atau bisul. Ada tradisi di Israel masa lampau menggunakan buah Ara untuk menyembuhkan penyakit bisul yang dapat disamakan seperti obat tradisional. Kue dari buah Ara ditaruh di bisul dan nabi meyakini dapat menyembuhkan. Keyakinan ini bukan tanpa alasan karena bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Hizkia bukanlah manusia sempurna yang tak pernah salah. Sakit sebagai proses Tuhan untuk mengubah ketakutan kepada ketenangan, sakit kepada kesembuhan, kematian kepada kehidupan. Doa dan tangisan Hizkia tidak dapat mengubah keputusan Tuhan. Keputusan Tuhan, Hizkia masih diper-panjang hidupnya karena Tuhan masih mempercayakan tugas selaku pemimpin.Tuhan Yesuspun pernah mengadakan tanda-tanda mujizat seperti menyembukan orang sakit, orang buta, lumpuh dan lain-lain. (Band Matius 8:14-15, Lukas 17:11-19).
Jemaat yang diberkati Tuhan,
Perayaan hari kesehatan GMIM tahun 2020 tidak seperti tahun sebelumnnya. Pengalaman menghadapi wabah penyakit Virus Corona menjadi pelajaran bagi kita semua untuk menjaga keseimbangan ekologi sehingga sesama makhluk ciptaan Tuhan tidak saling menggannggu. Memang secara manusia, kita tidak ada yang mau sakit fisik, psikis maupun mental spiritual namun hal ini sering dialami oleh siapapun manusia di dunia ini termasuk ancaman virus. Namun sebagaimana Hizkia mendapat belas kasihan dari Tuhan sehingga Tuhan memberikan kesembuhan kepadanya bahkan memperpanjang hidupnya, maka kita pun harus mengandalkan Tuhan ketika menghadapi pergumulan sakit dan penderitaan. Usaha-usaha pelayanan GMIM melalui Rumah-rumah sakit dan klinik telah menjadi saluran berkat dan kesembuhan bagi mereka yang datang untuk mendapat perawatan. Kita sebagai warga GMIM tetap tenang, menjaga kesehatan, makan dan minum teratur dan yakinlah selalu ada kesembuhan melalui kuasa Tuhan. Amin.