Tema Bulanan : “Merajut Spiritualitas Bergereja, Berbangsa dan Bernegara”
Tema Mingguan : “Berjalan Menurut Titah Tuhan”
Bacaan Alkitab: Bilangan 9 : 15 – 23
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Dunia berubah begitu cepat sejalan dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahanperubahan sebagai dampak kemajuan itu nampak dalam peradaban manusia dengan gaya hidup yang sangat bergantung pada produk teknologi. Manusia ingin mendapatkan apa yang ia inginkan dengan cara mudah dan gampang. Produk teknologi menyediakannya. Dengan kata lain manusia masa kini cenderung mendapatkan sesuatu dengan cara mudah, instan, dan cepat. Misalnya, untuk berbelanja: makanan, minuman, pakaian, kebutuhan sandang, pangan, dan transaksi lainnya dapat dilakukan dari rumah. Tanpa harus buang waktu dan tenaga pergi ke pasar atau ke toko atau ke bank. Cukup pesan online, asalkan ada saldo bank dan aplikasi yang diperlukan di handphone. Demikian kebutuhan informasi dapat dengan mudah diakses. Apakah berkaitan dengan pendidikan, ekonomi, kesehatan, entertain (hiburan) dan apa saja yang dibutuhkan dapat dengan mudah dipelajari melalui internet. Syaratnya cukup memiliki handphone android dan paket data maka semua informasi yang diinginkan akan dengan mudah didapatkan. Termasuk informasi yang negatif.
Teknologi memberi kemudahan-kemudahan, namun di sisi lain memberi tantangan baru bagi pendidikan mental, moral, karakter dan spiritual. Baik kepada generasi muda maupun generasi tua. Tawaran gaya hidup modern dapat mengguncang iman dan perilaku hidup manusia termasuk orang percaya. Manusia cenderung menghalalkan segala cara asalkan mendapatkan uang dan mendapatkan apa yang ia inginkan. Oleh karena itu orang percaya harus memiliki dasar berpijak yang kuat agar mampu mempertahankan integritas ketika menghadapi tawaran-tawaran seperti: godaan hedonisme, konsumerisme tanpa batas, gaya hidup bebas, berhala-berhala baru dan kesenangan-kesenangan hidup duniawi yang dapat mencelakakan dan membinasakan. Gereja dan pemerintah, orang tua dan semua pihak mempunyai tugas dan tanggungjawab menyiapkan ketahanan moral, etik dan spiritual menghadapi zaman ini. Orang percaya diperhadapkan pada pilihan, memilih berjalan menurut titah Tuhan atau memilih jalan menuruti kehendaknya sendiri. Oleh karena itu perenungan warga GMIM diminggu yang berjalan dipilih tema: “Berjalan Menurut Titah Tuhan”.
Melalui tema ini, gereja secara institusi dan orang-orang percaya di dalamnya dituntun untuk belajar dan mengerti tentang apa yang dititahkan Tuhan dan bagaimana menaati apa yang dititahkan-Nya dalam mengarungi perjalanan hidup yang dianugerahkan Tuhan.
PEMBAHASAN TEMATIS
■ Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Bilangan adalah bagian dari kitab Pentateuk atau kitab Taurat. Dalam bahasa Ibrani kitab Bilangan disebut Bemidbar yang artinya “daerah liar”. Kitab Bemidbar dalam siklus tahunan pembacaan Taurat di kalangan Yahudi mendapat giliran dibaca pada bagian ke-34 dalam bacaan mingguan. Sedangkan kata Bilangan terjemahan dari Septuaginta atau Yunani Perjanjian Lama disebut numeri berkaitan dengan cacah jiwa bangsa Yahudi. Sensus penduduk ini hanya mencatat pria lsrael yang berusia mulai dari berusia 20 tahun ke atas yang mampu berperang. Jadi tidak termasuk perempuan, anak-anak dan lansia. Sensus pertama dicatat pada tahun ke-2 setelah bangsa Israel keluar dari Mesir, sedangkan sensus kedua kali dilakukan sebelum bangsa Israel masuk tanah Kanaan (pasal 26).
Kitab Bilangan terdiri dari 36 pasal dan perikop Bilangan 9 : 15 – 23 bagian dari pasal-pasal terdahulu mengisahkan tentang perjalanan melintasi gurun ke Kadesy dan sekitarnya. Sejak keluar (exodus) dari Mesir, bangsa Israel dikenal sebagai bangsa nomaden, yakni bangsa yang berpindah-pindah tempat. Paling tidak selama 40 (empat puluh) tahun mereka mengembara di padang gurun. (Bilangan 32 : 13) Kondisi ini mengharuskan mereka membuat kemahkemah untuk tempat tinggal sementara. Kemah yang dapat dibongkar pasang. Selain kemah-kemah umat, juga didirikan kemah yang disebut Kemah Suci atau kemah hukum Allah. Kemah Suci adalah kemah untuk tempat Tuhan hadir. Berbagai upacara dalam Kemah Suci dilakukan oleh imam Lewi yang sudah ditahbis. Dalam perjalanan bangsa Israel di Padang Gurun mereka dituntun dengan tiang awan. Tiang awan adalah manifestasi kehadiran Allah. Tiang awan ini muncul di atas Kemah Suci memberi tanda kepada umat Israel apakah akan melanjutkan perjalanan atau berhenti dan mendirikan kemah untuk waktu yang singkat atau untuk waktu yang lama. Pada hari kemah didirikan tampak awan menutupi Kemah Suci, tetapi ketika waktu sudah malam sampai pagi awan itu kelihatan seperti api. Hal ini hendak menjelaskan keadaan yang berbeda waktu siang dan malam.
Pada waktu malam yang gelap, awan itu terlihat seperti api atau awan itu menjadi terang karena tampak seperti api (ayat 15 – 16). Pada saat awan naik dari atas Kemah Suci berarti mereka harus siap-siap membongkar kemah untuk melanjutkan perjalanan. Lalu saat awan berhenti bergerak maka di tempat itu mereka harus berhenti berjalan dan mendirikan kemah. Posisi awan ini adalah sebagai tanda dari titah Tuhan. Ketaatan mengikuti petunjuk Tuhan melalui tanda awan yang diam atau bergerak merupakan kemutlakkan bagi Israel dalam pengembaraan menuju tanah Kanaan. Sebagai orang percaya, kita memahami bahwa kehadiran awan di tengah perjalanan Israel di padang gurun adalah tanda kehadiran Tuhan. Juga tanda dan bukti penyertaan-Nya dalam perjalanan bangsa Israel. Ketika Tuhan menuntun Israel berputar melalui padang gurun menuju Laut Teberau, walaupun sebenarnya lewat negeri orang Filistin merupakan jalan paling dekat dengan tanah perjanjian. Namun untuk berjaga-jaga, jangan-jangan Israel menyesal dan ingin kembali ke Mesir maka Tuhan memilih jalan ini. (Bnd. Ke1 13 : 17 & 14: 19, 20-24)
Kitab Bilangan 9 : 15 – 23, menjelaskan bahwa awan memberi tanda dan perintah kepada umat Israel apakah mereka berhenti atau melanjutkan perjalanan. Perjalanan yang tidak menentu waktunya, mengajar dan melatih Israel tentang kesiapsiagaan, kedisipilinan, kesabaran dan ketaatan pada perintah Tuhan disegala waktu dan keadaan. Kapanpun diperintahkan harus melanjutkan atau berhenti berjalan. Tidak memandang waktu, terkadang pada saat petang hari, malam hari, pagi hari, Israel harus bergerak berjalan maju atau berhenti. Sekalipun Israel tidak tinggal menetap di suatu tempat karena perjalanan menuju tanah perjanjian mengharuskan mereka berpindah-pindah,namun mereka harus memelihara kewajiban-kewajibannya. Ketika awan itu lama tinggal di atas Kemah Suci artinya mereka akan lama tinggal dalam perkemahan. Kewajiban-kewajiban sebagaimana dicatat dalam pasal sebelumnya, yaitu; merayakan paskah dan mempersembahkan korban-korban persembahan harus diaksanakan. Pelaksanaan kewajiban-kewajiban tersebut atas perintah Tuhan, dilakukan Musa yang adalah pemimpin mereka dalam perjalanan keluar dari Mesir menuju Kanaan (19 – 23).
■ Makna dan Implikasi Firman
1. Dalam menjalani hari-hari kehidupan di dunia ini, Tuhan memberi tanda tentang hal-hal yang berkaitan dengan apakah harus melangkah maju atau berhenti sejenak dan semua itu mempunyai maksud dan tujuan. Tanda yang Tuhan beri kadang melalui alam. Hujan yang deras disertai angin dan badai, bencana alam dan tanda-tanda lainnya.
2. Ada waktunya bekerja dan ada waktunya beribadah, ada waktunya melaksanakan kewajiban-kewajiban kepada Tuhan dan ada waktunya bekerja keras, disiplin dan setia dalam tugas pekerjaan. Namun ada saat kita butuh beristirahat dari pekerjaan untuk pemulihan tubuh, sebab Tuhan juga menginginkan kita sehat.
3. Kepatuhan kepada Tuhan butuh latihan dan Tuhan membentuk orang percaya untuk hidup dalam ketaatan kepada-Nya melalui kesulitan hidup. Tantangan di era digital yang cenderung mendapatkan sesuatu dengan cara instan, tawaran kesenangan hidup duniawi dan konsumerisme tanpa batas merupakan tantangan bagi hidup yang patuh pada titah Tuhan. Kita harus mampu mengendalikan diri dengan cara patuh kepada titah dari Tuhan saja.
4. Tuhan senantiasa hadir disetiap musim kehidupan orang percaya dengan cara-Nya. Oleh karena itu, baik siang maupun malam orang percaya tidak berjalan sendiri. Bagaikan awan disiang hari dan awan yang menyerupai api di malam hari, Tuhan turut menyertai dan melindungi umat-Nya dalam perjuangan kehidupan meraih masa depan.
5. Walaupun hampir seluruh generasi yang lahir di Mesir tidak masuk ke tanah Kanaan akibat ketidaksetiaannya kepada titah Tuhan. Namun, jika melihat bangsa Israel yang jatuh bangun memberontak dan kembali setia kepada Tuhan dalam perjalanan keluar dari Mesir sampai masuk tanah Kanaan, maka kita menyaksikan kesetiaan-Nya menyertai umat-Nya dan kasih-Nya tidak pernah pudar.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI :
- Apa pemahaman saudara tentang berjalan menurut Titah Tuhan berdasarkan Bilangan 9:15-23?
- Adakah contoh-contoh tentang orang-orang yang tidak berjalan menurut Titah Tuhan?
- Bagaimana seharusnya orang-orang percaya berjalan mengikuti titah Tuhan, dalam konteks kita sekarang ini?
NAS PEMBIMBING : Amsal 3:6-7
POKOK-POKOK DOA :
- Agar orang percaya mampu melihat tanda dari Tuhan dan patuh pada titah Tuhan.
- Agar gereja tetap meneladankan kehidupan yang taat pada Tuhan.
- Agar orang Kristen rajin bekerja dan tetap melaksanakan kewajiban beribadah kepada Tuhan.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK I
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Panggilan Beribadah: KJ No.370 Ku Mau Berjalan Dengan Juruselamatku
Ses Nas Pembimbing: NNBT No. 24 Kuasamu Tuhan S’Ialu Kurasakan.
Pengakuan Dosa: NKB No.14 Jadilah Tuhan, KehendakMu.
Pemberitaan Anugerah Allah: NKB No. 195 Kendati Hidupku Tent’ram.
Ses Hukum Tuhan:NNBT No. 37 Tuhan Yesus Adalah Penabur.
Ses Pembacaan Alkitab: Firman-Mu Plita Bagi Kakiku.
Persembahan: NKB. No. 197 Besarlah Untungku
Nyanyian Penutup: Jalan-Mu Tak Terselami
ATRIBUT Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.