TEMA BULANAN : “Rumah Allah Inspirasi Perubahan”
TEMA MINGGUAN : “Penderitaan Akibat Penyalahgunaan Kekuasaan”
BACAAN ALKITAB : 1 Tawarikh 21:1-17
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Menghayati perayaan minggu-minggu sengsara Yesus Kristus, setiap warga gereja hendaknya merefleksikan dari keteladanan Yesus menghadapi struktur kekuasaan agama, politik dan pemerintahan Romawi sebagai kekuasaan lem-baga resmi dan adanya gerombolan rakyat untuk melawan dan membunuh Dia. Kekuasaan dapat menjadi kekuatan positif untuk menata perubahan demi keberlangsungan kehidupan manusia tetapi juga sebaliknya, ia dapat difungsikan menjadi kekuatan negatif sebagai “mesin” penderitaan. Fungsi hukum ditegakkan oleh penguasa negara dan masyarakat sebagai alat kontrol sosial dan alat pengendali terhadap kekuasaan.
Gereja terus hadir dan menginspirasi semua pelaku kekuasaan melalui firman Allah agar membawa perubahan besar bagi kualitas kehidupan manusia terutama pada isu-isu kelaparan (kemiskinan), kekerasan (kriminal) dan wabah penyakit (kesehatan). Karena itu, semua pemangku kekuasaan, kini dan nanti dan terutama setiap warga gereja mesti menggumuli tema perayaan minggu sengsara Yesus kedua yaitu: “Penderitaan Akibat Penyalagunaan Kekuasaan” sebagai kesadaran baru bersama bahwa sumber kekuasaan yang berpihak kepada manusia dan dunia adalah dari Dia, Yang Awal dan Yang Akhir, yaitu Kristus, Allah sejati.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Bangsa Israel memilih raja-raja yang dipercayai untuk mengubah nasib rakyat dan bangsanya dan harus memegang teguh doktrin rohani, memiliki mental gembala serta komitmen nasionalisme. Inilah yang juga disebut “kriteria Ilahi” yang diyakini oleh para nabi dan imam untuk mengurapi pemimpin bangsa di Israel (band. 1 Taw. 11:1-3). Menurut penulis kitab Tawarikh, komitmen ini dibutuhkan sebagai cara untuk menghormati TUHAN mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial. Kitab Tawarikh mencatat tentang Daud yang menggantikan Saul, raja pertama Israel telah memenangkan banyak peperangan dan mendapat simpati rakyat yang mendorong popularitas dan mem-perkokoh kekuasaannya sebagai pemimpin rakyat sehingga kitab ini melengkapi data sejarah yang dicatat pada kitab-kitab yang lain.
1 Tawarikh 21 : 1 – 17 tidak dikisahkan sebagai catatan keteladanan raja Daud melainkan koreksi terhadap penyalah-gunaan kekuasaan dan karena itu menodai keterpanggilan, keterpilihan dan kepercayaan rakyat kepada-nya. Yoab adalah panglima perang sekaligus keponakan Daud. Yoab adalah jenderal yang cakap, ahli berorganisasi, cerdik dan tegas meskipun dia juga sangat ambisius, pendendam dan licik. Yoab memiliki kepribadian yang sangat peka terhadap semua bentuk perintah yang dimaklumatkan oleh rajanya, termasuk perintah untuk “menghitung” (ay.2) orang Israel. Menurut Yoab, perintah Daud menghitung jumlah orang Israel adalah untuk kepentingan militer dan perpajakan negara. Usaha ini, akan mendapat resistensi atau penolakan yang akan berakhir dengan kemarahan rakyat. Protes Yoab ay. 3 “mengapa orang Israel harus menanggung kesalahan oleh karena hal itu?”. Menurut Yoab didasarkan pada keyakinan iman, doktrin agama Yahudi yang tidak sembarang dilanggar yakni bangsa Israel adalah milik Tuhan dan bukan milik kekuasaan dari raja manapun, termasuk Daud. Kemenangan dan kejayaan bangsa tidak bergantung pada jumlah dan kekuatan militer dan finansial negara melainkan dari kekuatan Allah. Yoab juga menggugat raja-nya “mengapa tuanku menuntut hal ini? Pertanyaan ini menyiratkan bahwa raja Daud telah memaksakan kewenangan atau kekuasaan jabatannya tanpa musyawarah. Ia seolah-olah menyembunyi-kan kepentingan kekuasaanya pada rencana negatif yang akan dipikul sebagai penderitaan rakyat dikemudian hari.
Indikasi ini diyakini penulis kitab Tawarikh bahwa jabatan seseorang dapat menjadi celah yang dimanfaatkan oleh iblis (ay.1 iblis atau [Ibr.Satan] = seorang penentang, seorang musuh atau penasihat yang jahat) yang biasanya memengaruhi seseorang melalui akal, rasio untuk kepentingan pribadi dalam rangka mempertahankan kekuasaan, simpati dan popularitasnya sebagai raja. Apabila penyusup yang seolah rasional ini tidak dikritisi dengan bijaksana dan terbuka maka semua janji tentang kekuasaan, simpati dan popularitas akan berakhir dengan rasa malu, terhina dan menderita.
Yoab dan pemuka rakyat tidak boleh membantah perintah atasan yang adalah amanat kekuasaan yang harus dipatuhi dengan dasar kesetiaan. Proses penghitungan umat Israel dilaksanakannya dengan cacah dan sengaja karena bagi Yoab, menghitung jumlah anggota kaum Lewi adalah melanggar hukum dalam kitab Bilangan 1:47-49 bahwa mereka memiliki tugas khusus dalam bait Allah, bukan prajurit tempur. Yoab juga tidak menghitung (rekrut) suku Benyamin karena mereka adalah keluarga keturunan raja Saul yang berpotensi balas dendam pada keluarga dan kerajaan Daud. Yoab menghidar dari pelanggaran agama dan konflik internal keluarga. Pola berpikir Yoab diletakkannya secara rohani (teologis) dan kekerabatan (sosial), inilah makna terbalik yang dilakukan Yoab dari perintah raja yang tidak lagi berpikir jernih, seperti dalam ay.6 “titah raja itu dianggap keji…”Kekuasaan yang mengabaikan hukum agama dan nilai sosial adalah bencana penderitaan dan kehancuran eksistensi masyarakat dan bangsa. Fakta atas penyalagunaan kekuasaan oleh Daud diancam dengan bencana nasional yaitu kemiskinan, kriminal dan wabah penyakit. (Ayat 12) .
Kondisi ini terjadi karena raja menundukan kekuasaannya pada penasehat yang jahat (iblis) demi kepentingan jabatan dan kekuasaan tanpa berpihak kepada kepentingan umum. Istana pemerintahan Daud di mana kekuasaan itu diperankan tidak lagi menjadi inspirasi membawa perubahan bagi kepentingan rakyat melainkan istana pemerintahan itu telah dikuasai oleh sistem kekuasaan yang jahat yang memberi dampak penderitaan dan kesengsaraan orang banyak. Daud menyesal mendengar pesan Tuhan melalui Gad. Ayat 17“biarlah kiranya tangan-Mu menimpa aku dan kaum keluargaku, tetapi janganlah tulah menimpa umat-Mu” tetapi peran iblis melalui kekuasaan Daud sudah terjadi maka hukuman pasti akan dilaksanakan juga sebagai bentuk keadilan agar semua pemimpin Israel menerima edukasi bahwa kekuasaan di tangan manusia tidak kebal terhadap hukum pengadilan Allah.
Makna dan Implikasi Firman
Tuhan Allah begitu konsisten dengan karya keselamatan bagi umat-Nya di tengah kelemahan hampir semua pemimpin yang banyak menyerahkan diri dan kekuasaan mereka di kuasai iblis. Artinya bahwa jika kekuasaan itu bertumpu pada nasehat yang jahat(iblis) maka sangat jelas konsekuensinya yaitu pekerjaannya tidak berkualitas dan membahayakan masyarakat yang dipimpinnya.
Gereja dalam penghayatan minggu sengsara ini, harus memiliki peran lebih aktif lagi untuk memberikan sumbangan positif bagi semua partisipan dalam politik dan pemerintahan serta agama untuk menyadari bahwa kekuasaan itu adalah sebuah kepercayaan Tuhan dan rakyat atau jemaat yang tidak boleh dikhianati. Memperalat agama dan pemerintahan untuk kepentingan pribadipun harus segera dihindari sebab ini merupakan cikal bakal dari sebuah kekuasaan yang memihak dan sangat subjektif.
Yesus Kristus dan anggota gereja mula-mula mengalami intimidasi dan kekejaman dari kolusi kekuasaan jenis ini. Artinya, manusia mengalami penderitaan karena kekuasaan itu dikuasai iblis dan bukan TUHAN (band. Saduran Wahyu 6:8) “orang bernama Maut diberikan kuasa untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar.” Persoalan kemiskinan, kriminalitas dan penyakit sebagai penderitaan rakyat sampai hari ini masih dialami oleh sebagian masyarakat dan anggota jemaat. Kita sungguh-sungguh melihat wajah Yesus yang menderita, wajah itu akan bercerita tentang solusi kuasa-Nya mengatasi persoalan yang ada di masyarakat dan jemaat sampai hari ini.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Menurut penilaian saudara, bagaimana usaha Yoab dan Gad menghadapi kekuasaan Raja yang telah dikuasai oleh Iblis menurut kitab 1 Tawarikh 21:1-17?
- Apa solusi konkrit gereja terhadap isu-isu penderitaan rakyat terutama pada persoalan kemiskinan, kriminalitas dan wabah penyakit?
NAS PEMBIMBING: 1 Petrus 5 : 8-9
POKOK POKOK DOA:
Penderitaan Yesus membebaskan semua orang yang dibelenggu oleh kuasa kejahatan;
Supaya pejabat pemegang kekuasaan tidak mendengarkan nasehat yang jahat;
Tuhan menunjukkan dengan hikmat agar calon pemimpin dan masyarakat terhindar dari memanfaatkan orang dan lembaga dalam tujuan-tujuan kekuasaan;
Upaya-upaya mengatasi semua bentuk kemiskinan, kekerasan dan penyakit;
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
MINGGU SENGSARA KE II
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan: KJ.No.183 Menjulang Nyata Atas Bukit Kala
Nas Pembimbing: DSL 167 Tampil Menang
Pengakuan Dosa: NNBT. No. 10 Ya Tuhan Yang Kudus
Berita Anugerah: KJ.No. 27 Meski ‘Tak Layak Diriku
Ajakan Untuk Mengikuti Yesus Di Jalan Sengsara: KJ.No.375 Saya Mau Ikut Yesus
Persembahan: NKB No. 199 Sudahkah Yang Terbaik Kuberikan
Penutup: NKB. No. 195 Kendati Hidupku Tenteram
ATRIBUT:
Warna dasar ungu dengan simbol XP (Khi-Rho), cawan pengucapan, salib dan mahkota duri.