ALASAN PEMILIHAN TEMA
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menciptakan era digital saat ini merupakan anugerah Tuhan Allah bagi kehidupan manusia. Kendati telah memberi banyak kemudahan dalam hal akses informasi dan komunikasi yang lebih cepat dan efisien dan peningkatan produktivitas melalui industrialisasi. Namun produk teknologi digital dapat pula digunakan untuk hal-hal yang salah, misalnya dalam praktik layanan seks online yang memicu perilaku seks yang tidak sehat, ujaran kebencian (cyberbullying), penipuan online (phising), berita bohong atau palsu (hoax), dan judi online. Semua ini menunjukkan bahwa di era digital ini, manusia dapat jatuh dalam dosa yang disebabkan oleh penggunaan teknologi digital yang tidak benar dan tidak bijaksana. Lebih jauh lagi, di era digital ini, dosa manusia mengambil bentuk yang semakin canggih, beragam dan berulang.
Kesadaran bahwa manusia dapat jatuh dalam dosa, menuntut kita untuk senantiasa waspada dan selalu berdoa kepada Tuhan Allah. Sebab Dia tidak menghendaki kita terus-menerus hidup dalam dosa. Kasih setia Tuhan Allah memberi harapan bahwa ada jalan untuk pengampunan bagi mereka yang sungguh-sungguh mau bertobat. Inilah kebahagiaan sejati orang percaya, sebagaimana tema “Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi.”
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Mazmur dalam bahasa Ibrani, mizmor berarti “sebuah nyanyian yang dinyanyikan dengan iringan musik,” sedangkan tehilim artinya “puji-pujian” atau “nyanyian pujian.” Tehilim adalah Kitab Mazmur Ibrani yang berisi 150 mazmur.
Kitab Mazmur pasal 32 merupakan nyanyian pengajaran atau nyanyian “hati” yang menggambarkan doa ucapan syukur seseorang yang diampuni dosanya, setelah mengalami siksaan batin yang hebat karena dosanya. Adapun uraiannya sebagai berikut:
Pertama, di dalam ayat 1-2, pemazmur menunjukkan bahwa kebahagiaan sejati dapat ditemukan pada pengampunan dari Tuhan Allah. Kata “berbahagia” (Ibrani: ’asre) menunjukkan suatu keadaan yang diberkati dan bahagia. Kebahagiaan ini berasal dari pemulihan hubungan dengan Tuhan Allah. Pengampunan Tuhan Allah merupakan anugerah yang membebaskan dan memulihkan kehidupan manusia. Ini bukan sekedar penghapusan hukuman, tetapi juga pemulihan hubungan yang rusak akibat dosa. Frasa “ditutupi dosanya” (Ibrani: kesuy khata’a) menggambarkan tindakan Tuhan Allah yang menutupi dosa manusia. Hal ini tidak berarti bahwa Tuhan Allah mengabaikan dosa, tetapi Dia menghapusnya. Pernyataan diampuni, ditutupi, dan tidak diperhitungkan menyatakan kesempurnaan (complete) pengampunan yang diberikan oleh Tuhan Allah.
Kedua, di dalam ayat 3-4, frasa “ketika aku berdiam diri” menggambarkan sikap seseorang yang menyembunyikan dosanya atau tetap melakukan dosa. Dosa yang tidak diakui memiliki dampak yang merusak, baik secara fisik maupun emosional. Kata “tulang” melambangkan kekuatan seseorang. Ketika dosa disembunyikan dan/atau dilakukan terus-menerus, kekuatan ini terkuras, menyebabkan kelelahan, kelemahan, dan bahkan penyakit. Juga dapat menyebabkan penderitaan emosional yang berkepanjangan. “Mengeluh” menggambarkan rasa sakit, kesedihan dan keputusasaan yang terus-menerus. Dosa yang tidak diakui menjadi beban berat yang menggerogoti sukacita dan kedamaian batin. Dosa yang disembunyikan bahkan bisa membuat seseorang kehilangan semangat, gairah, dan kemampuan untuk melayani Tuhan Allah.
Ketiga, ayat 5 merupakan titik balik dari perjalanan iman pemazmur. Setelah mengalami penderitaan akibat dosanya, ia datang kepada Tuhan Allah, mengaku dosa dan menerima pengampunan-Nya. Kata “mengaku” (Ibrani: ’odeh) mengandung makna “menyatakan” atau “mengakui secara terbuka”. Setiap pengakuan dosa haruslah dilakukan dengan jujur, tulus, dan mengungkapkan semua dosa yang telah dilakukan. Tuhan Allah yang digambarkan sebagai yang penuh kasih berkenan mengampuni, ketika manusia datang berbalik kepada-Nya dengan sungguh-sungguh. Dia berkenan menghapus kesalahan dan memulihkan hubungan manusia dengan-Nya.
Keempat, ayat 6-7 menunjukkan pentingnya doa di tengah kesesakan. Doa merupakan ungkapan ketergantungan kepada Tuhan Allah dan pengakuan pemazmur yang membutuhkan pertolongan-Nya. “Kesesakan” dapat merujuk pada berbagai macam kesulitan yang menyesakkan. Di tengah masa kesesakan atau dalam segala hal menyengsarakan, umat dapat berdoa kepada Tuhan Allah yang bersedia mendengar dan menjawab doa. Mereka yang berdoa kepada Tuhan Allah di waktu kesesakan akan mengalami perlindungan dan pemeliharaan-Nya. Di dalam bagian ini, pemazmur menggambarkan Tuhan Allah sebagai tempat persembunyian yang aman, memberikan perlindungan dari bahaya dan ancaman.
Kelima, ayat 8-9 mengungkapkan janji Tuhan Allah untuk memberikan bimbingan dan perlindungan kepada mereka yang percaya kepada-Nya. Dia akan menunjukkan jalan yang benar, memberikan hikmat dan pengertian untuk membuat keputusan yang bijaksana dalam hidup. Karena itu, “janganlah bodoh seperti kuda atau bagal.” Pemazmur mengingatkan untuk tidak keras kepala dan memberontak terhadap bimbingan-Nya. Kuda dan bagal adalah hewan yang kuat tetapi seringkali tidak patuh, membutuhkan kekang dan cambuk untuk mengendalikannya.“Tali les dan kekang” adalah alat yang digunakan untuk mengendalikan hewan yang liar dan tidak patuh. Ini menunjukkan bahwa bimbingan Tuhan Allah, seringkali menggunakan disiplin dan teguran untuk membawa setiap orang kembali ke jalan yang benar. Tindakan disiplin dapat dilihat sebagai bentuk pernyataan kasih yang dapat membawa atau memelihara kehidupan yang baik di hadapan Tuhan Allah.
Keenam, ayat 10-11 merupakan ajakan pemazmur untuk memilih jalan pengampunan dan sukacita melalui pertobatan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan Allah. Mereka yang menolak untuk bertobat dan terus hidup dalam dosa akan menghadapi konsekuensi yang menyakitkan. “Kesakitan” (Ibrani: mak’obim) di sini mencakup penderitaan fisik, emosional dan spiritual. Sebaliknya, mereka yang percaya kepada Tuhan Allah dan menerima pengampunan-Nya akan mengalami kasih setia-Nya yang melimpah. Mereka akan bersukacita dan bersorak-sorai. Sukacita ini bukanlah kesenangan sementara, melainkan sukacita yang mendalam dan abadi yang berasal dari hubungan yang dipulihkan dengan Tuhan Allah.
Makna dan Implikasi Firman
- Mazmur 32 mengajarkan tentang kebahagiaan sejati yang diperoleh melalui pengampunan dosa dan kejujuran di hadapan Tuhan Allah. Pemazmur menunjukkan bahwa ketika dosa diakui secara jujur, Tuhan Allah bersedia mengampuni dan memulihkan hubungan kita dengan-Nya. Yesus Kristus mengenapi apa yang dinyatakan dalam Mazmur 32. Pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib, menghapuskan dosa-dosa manusia dan memulihkan hubungan manusia dengan Tuhan Allah.
- Perayaan Minggu Sengsara adalah waktu untuk merenungkan penderitaan dan pengorbanan Yesus Kristus bagi pengampunan dosa manusia. Saat ini, kita diingatkan tentang pentingnya pertobatan dan pengakuan dosa untuk pemulihan hubungan dengan Tuhan Allah. Kita juga diajak untuk merenungkan kebahagiaan sejati yang datang dari pengampunan dosa yang diberikan oleh Tuhan Allah.
- Orang percaya dapat membawa doa dan permohonannya kepada Tuhan Allah yang mendengar dan menjawab doa. Bukan hanya dalam masa-masa sulit, tetapi dalam berbagai situasi kehidupan, umat orang percaya sepaturnya berdoa kepada Tuhan Allah yang dapat diandalkan.
- Di era digital saat ini, pelayanan penggembalaan warga gereja menghadapi tantangan baru. Teknologi digital melalui media sosial dapat menjadi sarana yang menggoda untuk menyembunyikan atau menutupi dosa, serta menciptakan citra diri yang tidak jujur. Gereja hendaknya mendorong jemaat untuk hidup dalam kejujuran dan keterbukaan, bersedia mengakui dosa, dan mencari pengampunan dari Tuhan Allah. Semestinya, teknologi digital dapat dimanfaatkan untuk memperkuat iman warga gereja dalam menghadapi tantangan zaman yang cepat berubah. Bukan sebaliknya, justru menjerat warga gereja hanyut dalam berbagai kejahatan. Oleh sebab itu, apapun tantangannya, pertobatan yang sungguh-sungguh dan pengampunan dari Tuhan Allah tetap menjadi satu-satunya jalan menuju kebahagiaan sejati.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI.
- Apa yang anda pahami tentang pernyataan “berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi” dalam Mazmur 32:1-11?
- Mengapa setiap orang memerlukan pengampunan Tuhan Allah?
- Bagaimanakah agar kemajuan teknologi digital dapat menjadi sarana untuk menyebarkan pesan pengampunan dan kasih karunia Tuhan Allah? Berikanlah contoh konkritnya?
NAS PEMBIMBING: 1 Yohanes 1:9
POKOK-POKOK DOA:
- Bagi mereka yang mau mengaku dosa kepada Tuhan agar menerima kasih dan pengampunan-Nya.
- Bagi mereka yang memohon dan meminta hikmat agar mengikuti petunjuk-petunjuk-Nya dalam setiap pengambilan keputusan.
- Bagi mereka yang bersukacita di dalam Tuhan Allah, agar apa pun keadaan yang dihadapi, baik susah dan senang tetap setia dan bersukacita.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN. MINGGU SENGSARA I.
NYANYIAN YANG DIUSULKAN
Persiapan: KJ No.368 Pada Kaki Salib-Mu
Nas Pembimbing: NNBT No.10 Ya Tuhan Yang Kudus
Pengakuan Dosa: K.J. No. 28 Ya Yesus, Tolonglah.
Pemberitaan Anugerah Allah: NNBT 13 Ya Allah Bapa, ya Yesus Tuhan
Ajakan Untuk Mengikuti Yesus Kristus Di Jalan Sengsara: KJ. No. 376 Ikut Dikau Saja Tuhan
Ses Doa Pembacaan Alkitab: KJ No.32 Kulihat Salib-Mu
Persembahan: KJ No.169 Memandang Salib Rajaku
Nyanyian Penutup: KJ No.460 Jika Jiwaku Berdoa
ATRIBUT Warna Dasar Ungu dengan Simbol XP (Khi-Rho), Cawan Pengucapan, Salib dan Mahkota Duri.