Paulus Menderita Karena Pemberitaan Injil
Jemaat Tuhan,
Dan masa ke masa, pemberitaan Injil oleh Gereja dan orang percaya kepada dunia berada dalam dinamika di antara kuasa Tuhan Allah dan kuasa Iblis. Rasul Paulus, Yakobus dan Petrus Mengatakan “Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat Terang” (2 Korintus 11:14)i. “Sadarlah dan berjaga-jagalahl Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” (1 Petrus 5:8) “Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka is akan lari dari padamu!” (Yakobus 4:7) “Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;” (Efesus 6:1) Jadi tantangan dan penderitaan akan selalu mewarnai misi pekabaran injil. Banyak penginjil menjadi martir (mati memperjuangkan Injil Yesus Kristus) karena kesetiaan pada imannya. Rasul Paulus menggambarkan konteks tantangan pelayanan yang dihadapi Timotius sangat berat. “aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus,” (Korintus 15:32) “Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas.” (Titus 1:12) Oleh karena itu, Surat Rasul Paulus yang kedua kepada Timotius menasihatinya bagaimana memperlengkapi diri berjuang menghadapi tantangan yang berat itu.
Jemaat Tuhan,
2 Timotius 2 : 1-13 Berisi nasihat Rasul Paulus kepada Timotius bahwa seorang pekabar Injil harus seperti seorang prajurit, seorang olahragawan dan seperti seorang petani. Karakter seorang prajurit dibentuk untuk patuh kepada atasan, fokus memenangkan pertempuran dan tidak rnemusingkan diri dengan hal yang lain. Artinya orang percaya adalah prajuritNya. Seorang pekabar Injil harus taat dan patuh pada perintahperintah-Nya dan fokus melaksanakannya. Tujuan seorang olahragawan adalah memenangkan pertandingan dan mendapat rnahkota. Untuk meraih kemenangan dan mahkota, maka seorang olahragawan atau atlet harus disiplin berlatih, menjaga kondisi tubuh dan taat pada aturan. Walaupun kuat, terlatih dan mencapai garis finish terdepan, namun jika melanggar aturan akan disiskualifikasi. Artinya orang Kristen mengemban tugas pekabaran Injil hams disiplin, selalu belajar firman-Nya dan melaksanakan tugas dengan bermoral dan beretika. Demikian seorang petani yang berhasil akan selalu merawat dan menjaga tanamannya dengan tekun, rajin dan bersuar lelah. Sehingga akan menghasilkan panen yang udiharapkan dan menikmatinya Tidak ada keberphasilan yataug sukses yang instan tetapi butch ketekunan, kerajinan dan bersuar Lelah atau bekerja dengan sungguh-sunggguh.
Jemaat Tuhan,
Kendati kita telah seperti seorang prajurit, olahragwan atau atlit dan petani yang siap berjuang, namun Pulus mengingatkan bahwa di atas semuanya itu, kekuatan yang utarna orang Kristen adalah bukanlah sernata-mata kekuatan jasmani saja, tetapi “jadilah kuat oleh kosih karunia dalam Kristus Yesus.” Kasih karunia Tuhan Allah, “charis” merciful kindness by which God, good will, loving-kindness. Kasih karunia, anugerah, belas kasihan, rahmat. Kasih karunia atau anugerah adalah berkat yang diberikan oleh Tuhan Allah kepada rnanusia tanpa adanya pertimangan layak atau tidak. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga la telah rnengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16) Kasih karunia dikaitkan dengan anugerah keselamatan dan belas kasihan yang Tuhan Allah berikan kepada manusia, meskipun tidak pantas menerirnanya. Seperti kata rasul Paulus, “Sebab oleh kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu; itu pemberian Allah.” (Efesus 2:8).
Jemaat Tuhan,
Timotius adalah seorang pemuda yang merupakan anak rohani rasul Paulus. Rasul Paulus membagi pengalamannya agar Timotius dapat belajar darinya. Ia mengatakan, “Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenqgu.” Artinya seorang pemberita Injil atau orang Kristen tidak luput dari ancaman dan penderitaan. Karena itu harus sabar menanggung semuanya itu sebagai orang-orang pilihan Allah, supaya mereka yang dilayani mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal. Ia memberi kepastian, “Benarlah perkataan ini: “Jika kita man dengan Dia, kitapun akan hidup dengan Dia;” Pesan rasul Paulus bahwa pekabaran Injil tidak akan pernah terhenti oleh penderitaan dan kematian sekalipun. Karena itu, “Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.”
Jemaat Tuhan, Bukan hanya musim yang mengalami pancarobah, tetapi juga orang percaya. Ada banyak pengalaman orang percaya yang imannya jatuh dan bangun, karena ketidaksetiaan menanggung beban hidup jasmani yang berat dan menyakitkan. Rasul Paulus menegaskan tentang keyakinan dan pengalamannya, bahwa “jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.” Artinya ketidaksetiaan kita tidak akan mengubah kesetiaan-Nya. Kasih setia dan karunia-Nya selalu tersedia bagi setiap orang percaya yang taat/patuh, setia, disiplin mengendalikan nafsu dagingnya, taat pada aturan, rajin, giat dan tekun bekerja untuk menghasilkan buah yang berkenan kepada-Nya.
Pada umumnya manusia takut kehilangan nyawa, tetapi Yesus Kristus berkata, “Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” (Matius 16:25-26)
Jemaat Tuhan,
Nasihat rasul Paulus kepada pemuda Timotius sangat relevan dengan keadaan kita saat ini. Karena tantangan perobahan dunia kontemporer sangat mengancam kehidupan beriman orang percaya. Bukan hanya dialami oleh generasi muda, tetapi juga semua generasi tanpa kecuali. Ancaman utama kita adalah: Alkitab dan ajaran gereja-Nya tidak lagi menjadi sumber utama niai, moral, etik bagi perilaku manusia saat ini. Bahkan beberapa denominasi gereja dan penginjil yang disenangi orang Kristen sering menggunakan Firman Tuhan dalam Alkitab untuk membenarkan prinsip hidup menghindari penderitaan dengan menghalalkan segala cara. Seperti kutipan ayat-ayat Alkitab mendukung telologi sukses, teologi kelimpaahan, teologi menghindari penderitaan dan menyesuaikan dengan keinginan dunia. Rasul Paulus menegaskan Injil atau teologi Alkitabiah yang benar adalah, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Artinya tugas pekabaaran Injil yang benar adalah mengubah dunia, orang percaya menjadi garam dan terang dunia. Sebab, “Yesus Kristus tetap sama, balk kemarin maupun hari ini dan sampai selama-/amanya, ” (Ibrani 13:8-9) Jangan takut dan sabarlah menghadapi penderitaan. “If we do the best, God will do the best”. “Jika kita melakukan yang terbaik, Tuhan akan menyempurnakannya.” Amin.