DALAM bahasa Yunani, Pentakosta berarti hari yang ke-50. Hari yang ke-50 setelah Paskah. Jadi sebagai hari turunnya Roh Kudus, hari itu menjadi hari yang sangat penting bagi gereja karena pada hari itulah
gereja hadir. Pentakosta merupakan salah satu dari tiga hari raya besar bagi orang Yahudi. Dalam peraturan agama Yahudi, semua laki-laki yang tinggal dalam radius 30 kilometer dari Yerusalem, minimal harus merayakan salah satu dari ketiga hari raya itu di Yerusalem. Karena itu, tidak heran kalau hari pentakosta itu banyak sekali orang yang datang dari segala penjuru dan berkumpul di Yerusalem: “Ketika tiba hari Pentakosta semua orang berkumpul di suatu tempat”.
Disitu, murid-murid Yesus juga berkumpul, dan terjadilah bahwa, “tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk”. Memang dalam banyak bagian Alkitab, Roh Kudus selalu dihubungkan dengan angin dan api. Roh dalam bahasa Ibrani berarti ruakh, yang berarti angin. Dan angin itu menunjuk pada sesuatu yang ada, yang bisa kita rasakan tetapi tidak bisa kita lihat. Selain angin roh kudus juga sering disimbolkan dengan lidah api karena sifat roh kudus yang membakar, memanaskan dan menghangatkan.
Dalam bahasa Yunani “Roh Kudus” disebut Parakletos. Parakletos berarti seorang yang dipanggil datang untuk menolong pada saat kesulitan, atau pada saat dibutuhkan. Yesus, ia berkata pada murid-muridNya “Aku menyediakan tugas yang berat dan Aku mengutus kamu untuk melaksanakan tugas yang amat sulit. Akan tetapi Aku akan mengutus bagimu seorang yakni Parakletos, Dialah yang akan memimpin kamu tentang apa yang harus kamu lakukan dan memampukan kamu untuk melakukannya”. Dialah Parakletos. Dialah “Roh Kudus’, dialah penolong, dan penghibur.
Tiga pasal pertama dari kitab Kisah Para Rasul, termasuk pembacaan yang kita baca ini menyatakan bahwa para murid diminta untuk menunggu di Yerusalem oleh karena tugas-tugas maha berat yang akan mereka hadapi. Tugas yang tidak dapat mereka laksanakan hanya dengan mengandalkan kekuatan mereka sendiri. Oleh karena itu, menerima karunia roh kudus berarti menerima tugas-tugas yang maha berat, yang kita tau akhirnya menuntut nyawa mereka.
Tugas maha berat itu, adalah tugas keluar dunia. Tugas untuk membawa, memberitakan, memperkenalkan dan berasaksi tentang Kristus kepada semua orang dan keseluruh dunia. Tugas itu tentu penuh resiko. Sebab mereka harus memberitakan Kristus kepada dunia dimana Kristus sendiri dibenci. Untuk tugas itulah mereka harus tekun bersekutu dalam doa selama sepuluh hari. Sampai pada waktunya, Allah mengutus Roh Kudus turun atas mereka.
Tapi Roh Kudus bagi para murid bukan untuk membawa nikmat. Sebaliknya ia membakar, menghancurkan, menghanguskan impian-impian pribadi para Rasul. Roh kudus membuat mereka tidak lagi berbicara dalam bahasa mereka sendiri tetapi di dalam bahasa pendengar mereka. Artinya, mereka kini tidak dapat hidup untuk diri mereka sendiri. Mereka tidak dapat memikirkan keselamatan mereka sendiri dan kepentingan mereka sendiri. Untuk Yesus-lah mereka hidup dan untuk Yesus mereka mati. Itulah artinya ketika mereka menerima Roh Kudus secara sungguh-sungguh dan tidak hanya simbolik. Karena itu, dengan beraninya Petrus berkhotbah dan tampil, setelah sebelumnya ia mengkhianti Yesus. Dengan berani pula, murid-murid yang lain tampil dihadapan orang banyak, setelah sebelumnya mereka bersembunyi ketakutan saat peristiwa Golgota. Itulah pekerjaan Roh Kudus. Roh yang akan mengubah hidup kita dalam tanggung jawab sebagai orang percaya.
Sobat obor, tentu bukan hanya secara simbolik kita merayakan Pentakosta. Bukan simbolik saja kita menerima Roh Kudus. Tapi orang yang dengan sungguhsungguh menerima Roh Kudus akan mampu membakar segala keinginan dan kepentingan pribadi kita bahkan pikiran-pikiran jahat yang ada didalamnya. Karena itu, jika ada pemuda yang berkata saya dipenuhi Roh Kudus, maka tunjukanlah itu melalui buah-buah dalam kehidupan kita. Baik dalam bertutur maupun dalam bertindak. Karena bicara Roh Kudus yang terpenting bukanalah ada mujizat atau tidak. Yang paling penting dan maha penting adalah apakah ada buahnya atau tidak? (Matius 7:16-17). Amin (MT)