SEKARANG ini sedang marak orang-orang yang melakukan hal-hal tidak terpuji. Salah satunya adalah mengambil hak orang lain. Mengambil hak orang lain merupakan perbuatan yang merugikan bagi seseorang yang diambil haknya. Perbuatan ini sama halnya dengan mencuri barang milik orang lain. Misalnya saja seseorang yang membangun perusahaan dengan mengambil tanah orang lain dan mengklaim bahwa tanah itu adalah miliknya atau dalam perkara lain semisal mengkorupsi dana yang seharusnya disalurkan untuk kepentingan masyarakat, dan lainnya. Adalah sesuatu tindakan tidak terpuji dan salah jika kita mengambil apa yang menjadi hak atau wilayah orang lain.
Sobat obor. Yusuf menunjukkan kedewasaan imannya, saat ia berhadapan dengan orang-orang yang menyakitinya. Setiap orang pasti pernah merasakan rasa sakit hati dan kecewa akibat tindakan orang lain. Namun, ada yang memilih untuk memaafkan dan melupakan, sementara ada juga yang memilih untuk membalas dendam. Ada saatnya, orang yang pernah menyakiti kita dalam kondisi lemah, sementara kita punya kesempatan membalas. Namun, sebaiknya kita memilih memaafkan, hati kita berhak mendapatkan kedamaian dengan melepaskan energi negatif. Maka maafkanlah meski tak diminta, karena itu bukanlah kekalahan, justru kemenangan melawan hawa nafsu dan ego.
Dihadapan orang-orang yang pernah menyakitinya, Yusuf malah menunjukkan bahwa ia adalah pribadi yang mencintai Tuhan. segala pencapaian yang ia peroleh, itu asalnya dari Tuhan, sehingga saat ini ia pun menyadari dia bukan Allah yang patut membalasnya dendamnya. Walaupun Yusuf mungkin masih menyimpan ingatan tentang “kesalahan” itu, namun ketika diberi kesempatan atau ruang untuk bisa membalasnya, ia tidak menanggapinya dengan cara yang sama. la sadar itu hak Tuhan. Balas dendam tidak akan membuat hidup merasa lebih baik, namun sebaliknya kita akan berada di lingkaran setan’ untuk saling menyakiti, melukai dan membinasakan. Olehnya sobat muda belajarlah dari Yusuf yang mau mengampuni. Tuhan menolong kita. amin. (bfp)