
DODOKUGMMIM.COM – Syalom, damai di hati. Perenungan firman Tuhan kita di hari ini Minggu 21 November 2021 terambil dari dalam Kitab Kudus Perjanjian Lama, yaitu Kitab Ulangan 6:1-25 dengan judul perikop KASIH KEPADA ALLAH ADALAH PERINTAH YANG UTAMA. Secara khusus saat ini saya hendak mengajak kita untuk merenungkan bagian firman Tuhan ini di bawah tema “Pengajaran Seumur Hidup” (Long life education).
Saudara-saudara jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Sebuah artikel tentang kemampuan daya ingat manusia mengatakan bahwa tidak semua hal yang pernah dialami, didengar, dilewati dan diterima oleh otak manusia bisa terus diingat dan disimpan secara utuh. Sebuah penelitian resmi menyimpulkan bahwa otak manusia hanya mampu menyimpan sekitar 7 ingatan jangka pendek sekaligus, dalam waktu 20 sampai 30 detik. Itu artinya bahwa manusia bisa dengan mudah lupa akan sesuatu, bahkan lupa untuk mengatakan apa yang hendak ia katakan. Dan inilah yang disebut sebagai penyakit yang sangat sulit disembuhkan dalam diri hampir setiap manusia yaitu penyakit lupa. Penyakit ini susah sekali disembuhkan, dan dialami oleh hampir semua orang, tua muda, laki2, perempuan, siapa saja bisa jadi pelupa. Satu-satunya cara yang dapat dipakai untuk mengobati penyakit lupa adalah melatih berulang-ulang ingatan itu. Sekali lagi, melatih berulang-ulang.
Saudaraku, mungkin itu jugalah yang menjadi alasan Musa ketika ia berusaha untuk mengulangi seluruh sejarah perjalanan dan perjanjian Tuhan Allah dengan bangsa Israel. Dalam 34 pasal kitab Ulangan, Musa mengulangi seluruh sejarah bangsa Israel bersama dengan Tuhan Allah, karena Musa tahu persis penyakit yang dapat dialami oleh semua orang -termasuk oleh bangsa Israel-: yaitu penyakit LUPA INGATAN! Bukan amnesia, tapi lupa ingatan!
Sebab setelah perjalanan panjang melintasi padang gurun yang melelahkan dan menyakitkan, lalu kemudian bergelimang kemakmuran di Tanah Perjanjian, ada banyak dari antara mereka yang menjadi lupa diri, mereka tidak ingat lagi dengan peristiwa-peristiwa penting dalam hubungan mereka dengan Tuhan Allah, lalu sepenuhnya jadi melupakan Tuhan. Karena itulah melalui kitab Ulangan ini, Musa mau mengingatkan kembali akan semua hal itu kepada bangsa Israel. Dengan tujuan supaya bangsa Israel tidak lupa diri dan tidak lupa dengan Tuhan.
Saudara-saudaraku, bukankah ini juga sering terjadi dalam kehidupan kita sekarang ini? Ada yang bilang “jika bermaksud menguji kesetiaan iman seseorang, jangan beri dia kesulitan atau pergumulan, sebaliknya berikan kepadanya kemudahan”. Kenapa demikian? Karena kebanyakan orang kalau sedang dalam kesusahan, masalahnya besar dan rumit, menderita, miskin, sakit, dan lain sebagainya, dia justru taat dan tekun berdoa. Tiap hari dia berdoa, tiap hari dia berpuasa minta pada Tuhan, dia baca Alkitabnya dan dia rajin sekali beribadah. Tapi coba lihat kalau dia sedang bahagia, sukses, proyeknya lancar, dompetnya tebal, anak2nya hebat, tubuhnya sehat, bisa saja dia jadi lupa berdoa, dia mulai tidak lagi baca Alkitab, dan tidak lagi rajin beribadah.
Itulah yang ditakutkan akan terjadi dengan bangsa Israel, berkat yang luar biasa yang mereka terima di tanah perjanjian, tanah yang subur, rumah tempat tinggal, kenyamanan dan kesejahteraan hidup, bisa saja menjadi jerat mematikan karena serta merta membuat mereka melupakan Tuhan.
HATI-HATI SAUDARA! Jangan sampai kenyamanan dan kesejahteraan hidup membuat kita melupakan Tuhan. Karena itu Musa bilang “haruslah engkau mengajarkannya BERULANG-ULANG kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun”
Berulang-ulang berarti berkali-kali, terus menerus, tidak berhenti, dan selalu. Inilah yang dimaksud dengan pengajaran seumur hidup atau long life education.
Saudara2 kekasih dalam Tuhan, Ulangan 6:1-25 yang kita baca di saat ini berisi penegasan dari Musa bahwa mengasihi Tuhan itu adalah perintah yang utama bagi seluruh orang Israel, bukan sebagai suatu pilihan, tetapi sebagai suatu keharusan. Karena dengan demikian bangsa Israel akan punya komitmen untuk membenci dosa dan menjauhi kejahatan.
Saudara-saudaraku, jika kita mampu untuk menanamkan rasa mengasihi Tuhan terhadap diri kita sendiri dan kepada anak-anak kita, maka percayalah bahwa generasi kita nanti akan menjadi generasi yang mengasihi Tuhan dengan sungguh dan pada akhirnya akan melakukan segala sesuatu dengan mendasarinya pada sikap mengasihi Tuhan. Semua ini dapat dilakukan dalam sebuah pembelajaran hidup di tengah-tengah keluarga. Keluarga adalah tempat seseorang belajar dan mengalami berbagai macam pengalaman. Pembelajaran dan pengalaman yang dialami itu bisa membawa dampak yang positif, tapi bisa juga membawa dampak yang negatif. Karena itu, semua perkataan yang kita ucapkan dan perbuatan yang kita lakukan bisa menjadi pesan yang membekas di dalam hati anggota keluarga kita. Sesungguhnya, kita tidak bisa mengetahui pesan seperti apa yang telah membekas di dalam hati mereka, namun ingatlah bahwa dampaknya bisa sangat besar.
Sebab itu melalui perenungan ini, ada dua hal yang hendak disampaikan kepada kita sekalian, yaitu pertama, agar para orangtua mengasihi Allah dengan segenap hati; kedua, agar para orang tua mengajarkan anak-anak mereka untuk mengasihi Allah dengan segenap hati. Untuk dapat menjadi pengajar kasih Tuhan yang baik, maka hendaklah kita menjadi orang yang hidup dan menghidupi kasih Allah itu. Kita haruslah menjadi orang yang mengalami kasih Allah itu. Jika kita belum mengalami dan hidup di dalam kasih Allah, maka akan sangat sulit bagi kita untuk bisa mengajarkan tentang kasih Allah.
Bagi seorang anak, orangtua adalah segalanya. Di mata anak, orangtua adalah sosok yang bisa memberikan cinta, bantuan serta dukungan. Karena itu, tidak ada yang lebih kuat mempengaruhi karakter anak selain daripada orangtua. Mengapa kita harus mengajarkan kasih Allah pada mereka? Karena jika mereka tidak mengenal Allah, maka mereka tidak akan beroleh hidup yang kekal. Sebaliknya jika mereka telah percaya pada Allah dan menjadi anak-anak Allah, maka mereka akan beroleh hidup yang kekal.
Tidak selamanya kita bisa bersama dengan semua orang yang kita kasihi. Ada saat di mana tidak ada orang yang bisa menolong mereka, ada saat dimana kita tidak bisa bersama dengan mereka, karena itu betapa pentingnya untuk memperkenalkan Tuhan kepada anak-anak kita dan mengajarkan mereka mengasihi Allah dan hidup dalam takut akan Tuhan. Dan betapa pentingnya kita harus terlebih dahulu mengasihi Allah dan takut akan Tuhan dalam kehidupan ini. Ingat, bahwa kita harus mengajarkannya berulang-ulang sebagai pengajaran seumur hidup. Tuhan kiranya memberkati kita semua. Amin