Kisah Para Rasul 5:9-10
(9) Kata Petrus: ”Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan? Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar.”
(10) Lalu rebahlah perempuan itu seketika itu juga di depan kaki Petrus dan putuslah nyawanya. Ketika orang-orang muda itu masuk, mereka mendapati dia sudah mati, lalu mereka mengusungnya ke luar dan menguburnya di samping suaminya.
Jangan Mencobai Roh Tuhan
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Petrus mengajukan pertanyaan kepada Safira, “Mengapa kamu sepakat untuk mencobai Roh Tuhan?” Pertanyaan ini menyoroti seriusnya dosa yang mereka lakukan. Frase “mencobai Roh Tuhan” menunjukkan bahwa tindakan Ananias dan Safira bukan hanya kesalahan manusiawi biasa, melainkan suatu tindakan yang mencoba menantang atau menodai kekudusan dan otoritas Roh Kudus. Kisah ini mencerminkan penegakan hukum ilahi dan kekudusan Tuhan Allah. Tuhan Allah tidak hanya memandang dosa sebagai pelanggaran moral, tetapi juga sebagai pelanggaran terhadap kekudusan hak-Nya. Penghakiman yang tegas menunjukkan bahwa Tuhan Allah tidak mentolerir pelanggaran terhadap kekudusan-Nya.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Petrus dengan tegas mengingatkan Safira tentang seriusnya mencobai Roh Tuhan. Firman ini menggambarkan kenyataan bahwa Roh Kudus bukanlah kekuatan yang bisa dicobai atau dipermainkan. Ketika seseorang mencoba menipu atau melawan kebenaran, Roh Kudus hadir untuk mengkonfrontasi dan memulihkan kekudusan-Nya. Akibat ketidaktaatan dan kebohongan Safira, ia juga rebah dan putus nyawanya di depan kaki Petrus, seperti yang telah dialami oleh suaminya Ananias.
Keseluruhan kisah ini menunjukkan bahwa Tuhan Allah memiliki ketegasan dalam menegakkan kekudusan-Nya. Penghukuman yang diberikan kepada Ananias dan Safira adalah bukti nyata dari wibawa kekudusan Tuhan Allah. Kewibawa kekudusan-Nya menjadi sentral dan menekankan kekudusan-Nya tak terpisahkan dari kebenaran, keadilan dan kasih-Nya. Pelajaran ini memanggil dan mengingatkan umat-Nya untuk hidup dalam takut akan Tuhan Allah, menghormati kekudusan-Nya dan menjauhi tindakan-tindakan yang dapat mencemarkan kekudusan-Nya.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Melalui kisah ini, kita diajak memberi pehatian serius pada wibawa dan kekudusan Tuhan Allah dan menegaskan pentingnya hidup jujur, hidup kudus dan menjauhi tindakan-tindakan yang dapat mencobai atau meragukan kemahakuasaan-Nya. Keluarga Kristen diingatkan untuk hidup dalam ketaatan terhadap firman Tuhan mencakup penghormatan terhadap nilai-nilai kekudusan, kebenaran, kejujuran dan kasih. Penting bagi keluarga Kristen berserah dan membiarkan Roh Kudus bekerja dalam kehidupan ini, karena Roh Kudus adalah sumber kekudusan dan kekuatan untuk hidup seturut dengan kehendak-Nya.
Marilah kita menjaga kekudusan rumah tangga. Ini mencakup pengambilan keputusan yang mencerminkan nilai-nilai keterbukaan, kejujuran dan kebenaran serta menghindari tindakan yang dapat mencemarkan kekudusan keluarga.
Panggilan ini bagi keluarga Kristen agar hidup dalam nilai-nilai keadilan, kebenaran dan kasih, sebagaimana yang diteladankan oleh Yesus Kristus.
Doa: Ya Roh Kudus berkuasalah dalam hidup kami. Tolonglah agar kami dapat hidup sesuai dengan kehendak firman. Berkati dan peliharalah keluarga kami dan berilah kami kebijaksanaan untuk menjalani hidup dalam nilai keadilan, kejujuran dan kasih. Amin.