Kayu Salib yang Menghidupkan
Lukas 23:31
Kalau orang membeli sepatu yang dilihatnya bukan hanya warna dan bentuk, melainkan ukurannya, yaitu nomor sepatu tersebut. Siapa yang mau memakai sepatu yang berukuran empat nomor lebih besar? Segala sesuatu perlu diukur. Semua benda ada ukurannya masing-masing. Emas diukur dengan karat, listrik diukur dengan watt, kopi diukur dengan ons. Semua ada ukurannya.
Juga hidup ini ada ukurannya. Bagaimana mengukur hidup kita? Orang sering mengukurnya dengan mempunyai atau memperoleh ini dan itu. Tuhan Yesus mengukur hidup bukan dengan ukuran bagaimana mempunyai, melainkan bagaimana memberi arti dari hidup kita. Itulah yang dikatakan Yesus kepada umat Yahudi bahwa Dia telah menjadi kayu hidup yang sudah berbuah, bukan seperti mereka yang menjadi kayu kering dan tidak menghasilkan apa-apa bahkan terus melakukan kejahatan. Kayu kering seperti inilah yang dikiaskan Yesus dalam Injil Yohanes 15 di potong, dibuang dan dibakar.
Itulah ukuran yang digunakan Yesus. Hidup yang mem-beri buah dan berdampak bagi dunia sekalipun menderita. Ia telah memberikan nyawa-Nya bagi dunia dengan mati di kayu salib di hari Jumat Agung ini. Supaya kita yang ‘mati’ bisa dihidupkan. Maukah kita menjadi kayu hidup? Amin.
Doa: Ya Tuhan Yesus, terima kasih Engkau begitu mengasihi kami sehingga rela mati di kayu salib untuk membawa kami memperoleh keselamatan. Amin.