Markus 15 : 29-30
(29) Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia, dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata: “Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari,
(30) turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!”
Kehinaan Yesus Kemenangan Orang Percaya
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Pernahkah kita diejek, dihina, diolok dan dihujat? Bagaimana perasaan dan sikap kita menghadapi hal tersebut? Yang pasti merasa marah, kesal dan tidak menerimanya, karena berhubungan dengan harga diri. Saat ini, banyak orang mempergunakan sosial media sebagai sarana untuk mengatakan kata-kata hinaan ataupun ejekan. Lewat sosial media, orang dengan mudah mengungkapkan sesuatu yang terkadang membangun, tetapi juga terkadang menjatuhkan, tanpa peduli perasaan orang yang dijatuhkan (dihina, difitnah, diejek, dibuli dan dihujat).
Di atas kayu salib itu, Yesus Kristus menerima hujatan dari orang-orang yang lewat di bukit Golgota, berkata “Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!” sambil mereka menggelengkan kepala. Penghinaan ini sebenarnya mereka ingin suatu penjelasan mengenai pernyataan Yesus Kristus yang akan merombak Bait Allah dan membangun kembali dalam tiga hari. (Yohanes 2:19) Padahal, pengertian dari pernyataan Yesus Kristus ini sebenarnya menunjuk pada diri-Nya sendiri yang akan mati, tetapi bangkit pada hari ketiga.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Apa yang dilakukan Yesus Kristus bagi manusia adalah sangat berharga; Ia rela untuk dihina, dipukul, disalibkan sampai mati, maka kita manusia berdosa patut menyadari bahwa yang seharusnya mendapatkan hukuman itu adalah kita. Akan tetapi justru sebaliknya kita seringkali tidak menyadari bahkan tidak menghormati dan menghargai pengorbanan Yesus Kristus. Kita masih sering menampilkan sikap hidup yang jauh dari kehendak-Nya. Kita cenderung sating mengejek satu dengan yang lain, suka memfitnah, suka baku cungkel, ini hati, dengki, amarah, kesombongan, kemunafikan bahkan tidak suka berdamai. Ingatlah, Tuhan Allah masih memberi kesempatan untuk bertobat dan beroleh selamat, seperti yang dikatakan Rasul Petrus: “Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat…” (2 Petrus 3:15). Amin.