Memuliakan Tuhan adalah Kewajiban
Lukas 17:18
Andai kata Tuhan boleh jadi kesal, karena seperti kata peribahasa “lupa kacang akan kulitnya” tidak pentingkah untuk berterima kasih ketika telah mendapat kehidupan yang dipulihkan? Pertanyaan Yesus: “tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang ini”? Memuliakan Tuhan atas kebaikan-Nya merupakan tanda berterima kasih dan mengakui apa yang telah terjadi, apa yang didapat/diperoleh, bukan karena hebat dan perkasanya manusia tapi karena insiatif Tuhan. Apakah sengaja dilupakan oleh sembilan orang kusta yang telah sembuh, atau “pura-pura lupa” atau memang tak terbiasa dengan berterima kasih untuk kebaikan yang diperoleh?
Sebagai keluarga Kristen, Tuhan tak memandang baik orang yang “lupa diri”/lupa daratan mengenai Tuhan yang adalah sumber kehidupan. Tuhan selalu menginginkan kita supaya tidak dengan sengaja melupakan Tuhan dalam hidup. Apapun alasannya, lakukanlah kebaikan itu, karena melakukan yang baik untuk sesama berarti juga tanda kita memuliakan Tuhan, memengaruhi orang untuk hidup dalam terang firman adalah juga bagian dari cara hidup yang memuliakan Tuhan. Anugerah keselamatan yang Tuhan beri lewat pengorbanan-Nya di bukit Golgota merupakan alasan yang tepat orang beriman untuk bersyukur dan memuliakan Tuhan. Bawalah kehidupan kita yang telah diubah Tuhan untuk menjadi persembahan kita yang hidup, kudus, dan yang berkenan kepada Tuhan (Roma 12:1) sebagai tanda memuliakan Tuhan dalam hidup. Kekuatan kuasa-Nya tiada tandingannya, Tuhan adalah pusat penyembahan kita dan pusat syukur kita. Amin.
Doa: Ya Tuhan, ajarilah kami untuk bersyukur dalam segala kebaikan–Mu. Perliharalah kami dalam kasih setia–Mu ya Tuhan. Amin.