Kemitraan Dalam Pelayanan
1 Korintus 14:34-35
Bacaan kita hari ini berbeda dengan budaya kita di Minahasa. Perempuan-perempuan di jemaat Korintus tidak diperbolehkan untuk berbicara di depan umum. Kalau perempuan ingin mengetahui sesuatu maka dia tidak boleh bertanya dalam pertemuan jemaat, tetapi harus menanyakan kepada suaminya di rumah. Kita mungkin berpikir karena budaya di Kota Korintus dipengaruhi oleh Budaya Patriarkhal Israel yang menempatkan laki-laki lebih tinggi kedudukannya daripada perempuan maka kaum perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan jemaat. Tetapi kalau kita membaca ayat-ayat sebelumnya, yang disuruh berdiam diri bukan hanya perempuan-perempuan, tetapi juga orang yang berbahasa roh dan bernubuat yang tidak sesuai aturan harus berdiam diri supaya tidak terjadi kekacauan. Kalau perempuan di Korintus dilarang berbicara di depan umum, itu karena situasi khusus yang terjadi di Korintus dimana ada perempuan-perempuan di kota Korintus yang suka mengkritisi dan menanggapi suaminya dengan pertanyaan tajam di depan banyak orang. Ini terkesan meremehkan dan memalukan serta tidak mau tunduk kepada suaminya. Paulus menilai ini hal yang tidak sopan.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, apakah larangan berbicara bagi perempuan di depan umum berlaku juga bagi kita? Pasti tidak, karena ini berkaitan dengan situasi yang ada di Korintus. Kalau kita membaca tentang pelayanan Paulus ada banyak perempuan yang membantunya dalam pelayanan di antaranya Lidia, Febe, Euodia, Sintikhe, Trifena, Priskila (isteri Akwila). Priskila dan Akwila yang pernah mengajar Apolos, sebagai pengajar pasti Priskila pernah berbicara di muka umum. Kita juga bersyukur karena perempuan di Minahasa diberi kesempatan memimpin, dapat berbicara di depan umum dan memiliki peran yang setara dengan laki-laki. Nilai positif yang dapat kita ambil dari bacaan ini adalah suami harus mengedukasi istri, suami harus berusaha untuk mengetahui sesuatu, rajin baca Alkitab agar ketika isteri bertanya maka suami dapat memberikan penjelasan yang benar. Istri juga jangan meremehkan atau memalukan suami di muka umum karena itu adalah tindakan yang tidak sopan. Gaung kesetaraan laki-laki dan perempuan adalah mitra sejajar, makanya suami-istreri harus saling menopang dan menolong dalam keluarga. Amin.
Doa: Terima kasih Tuhan Yesus karena Engkau menciptakan kami laki-lai dan perempuan sebagai mitra sejajar untuk berkarya di dunia ciptaan-Mu. Tolonglah kami untuk hidup saling menghargai dan mengasihi seturut kehendak Tuhan. Amin.