Di Buang ke Laut
Yunus 1:11-15
Yunus di buang ke laut, sebagai bentuk menjawab permintaannya karena menyadari akan dosa-dosanya pada Allah. Ungkapan kata “Laut” (Ibrani: yam)= samudera, ombak gelombang, dan pusaran di bawah bumi. Istilah ini dapat digambarkan sebagai kekuatan seperti mahkluk hidup yang hendak menelan orang-orang yang dilemparkan ke dalamnya. Alam dapat berwujud binatang buas yang menyeramkan, dan mengancam hidup. Manifestasi ini dapat terjadi jika Allah mengizinkannya. Karena itu saat melihat peristiwa alam ini maka Yunus berkata “campakkan aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak akan menyerang kamu lagi” (ayat 12 ). Seseorang menyadari kesalahan dan dosa-dosanya seringkali melalui proses yang panjang dan peristiwa-peristiwa ekstrim, bahkan terkadang seakan-akan hampir terlambat. Namun untuk membentuk, mengubahkan dan memurnikan hamba-Nya, maka Tuhan mengizinkan proses ini dialami Yunus. Dicampakkan ke dalam laut, di makan ikan besar dan dimuntahkan kembali sebagai proses unik yang dialami Yunus, agar ia menyadari pelariannya dari hadapan Tuhan, dan bersedia kembali di jalan Allah. Jika ini dipahami sebagai “cambuk”, maka Yunus bersedia menjalani hukuman itu, jika ini dilihat sebagai “gurinda” yang mencukur semua karat agar besi menjadi putih, maka Yunus bersedia sekalipun terasa sakit, nyeri dan pahit. Jika sebagai “garam soda” untuk memurnikan perak maka Yunus menerimanya. Ada orang yang mau bertobat, tapi tidak mau menerima rasa sakit, nyeri dan pahit. Padahal apabila ia menjalaninya, maka Allah akan memberi padanya daya tahan, dan perlindungan sehingga mampu menjalani hukuman-hukuman itu.
Sebagai keluarga Kristen diingatkan untuk menerima pembentukkan dan pemulihan dari Tuhan maka setiap anggota: orang tua, suami-istri dan anak-anak dipanggil untuk bersedia memikul dan menerima berbagai proses yang Tuhan izinkan. Seperti Yunus yang menerima pemulihannya, bahkan seperti Kristus yang rela menderita dan mati, agar manusia yang berdosa dipulihkan untuk menerima keselamatan kekal. Amin.
Doa: Ajarlah kami ya Tuhan untuk bersedia dan menerima setiap proses pembentukkan-Mu. Tolong kami ketika kami berdosa maka kami besedia dipulihkan. Amin.