Panggilan dan Pelarian Yunus
Yunus 1:1-3
Panggilan adalah aksi kudus yang datang dari Tuhan. Orang yang mendengar panggilan akan menjawab dengan penuh rasa syukur, karena meyakini inilah kesempatan indah sebagai anugerah besar dari Tuhan. Ada banyak orang yang rela berkorban demi memenuhi panggilan kudus ini. Abraham, rela meninggalkan negeri, sanak saudara, dan rumah bapanya di Haran untuk mengikuti panggilan Tuhan pergi ke tempat yang tidak diketahuinya. Murid-murid Yesus di Galilea rela meninggalkan pekerjaan mereka sebagai penjala ikan untuk menjawab panggilan Tuhan menjadi penjala manusia. Zakheus, rela meninggalkan pekerjaannya sebagai pemungut cukai untuk menjadi pengikut Yesus.
Tetapi ada juga orang yang mendengar panggilan, namun tidak meresponnya, bahkan melarikan diri dari panggilan, bahkan ia merancang dengan cermat pelariannya sehingga seakan-akan Tuhan tak dapat menemukannya. Yunus demikian. Kata “melarikan diri” (Ibrani: barach) juga menunjuk pada usaha untuk: melepaskan diri, menjauhkan diri, mengenyahkan diri, atau juga mengusir diri sendiri dari hadapan Tuhan. Rancangan Yunus adalah lari ke Tarsis, suatu daerah yang berada di seberang laut ke sebelah barat jauh letaknya dari tempat tinggal Yunus. Ia tidak ke Timur tapi ke Barat karena di sana ada laut besar dan luas sehingga dapat menghilangkan jejak pelariannya. Apakah semakiin jauh pelariaannya maka Yunus semakin jauh dari hadapan Tuhan. Yunus berpikir waktu itu, Allah terbatas kuasa dan pengetahuan-Nya hanya seluas daerah tempat tinggalnya.
Tidak sedikit orang yang berpikir seperti Yunus ketika ia melarikan diri dari hadapan Tuhan, seakan-akan semua perbuatan atau pelariannya dapat disembunyikan atau dapat lari jauh dari hadapan Tuhan. Dalam pikirannya berkata “asih toh Tuhan tidak melihat” atau “kan Tuhan tidak mengetahui” atau juga “ini kan sangat jauh dan tersembunyi dari pusat masalah.” Mungkin perkataannya itu datang dari pengalamannya, bahwa sudah banyak kali perbuatan-perbuatan itu dilakukannya, semuanya berjalan aman dan lanar. Jika Tuhan seperti diam bukan berarti Ia tidak mengetahuinya. Ingat, saat Daud menugaskan Uria, suami Betsyeba bertempur dan tewas, seolah-olah bagi pandangan banyak orang Uria mati dalam keadaan normal sebagai perwira yang pemberani. Tapi Daud tidak dapat lari dari hadapan Tuhan. Ia mengetahui semua rencana dan pikiran manusia, termasuk semua pelarian dan persembunyian kita. Hari ini, keluarga Kristen diingatkan bila Tuhan memanggil kita maka janganlah kita melarikan diri dari panggilan-Nya. Jika Tuhan memanggil, maka Ia akan membekali kita. Amin.
Doa: Tuhan ajarlah kami untuk menjawab panggilan Tuhan sebagaimana keinginan Tuhan. Amin.