Yesus Di Salib
Lukas 23:33
Penyaliban adalah suatu bentuk eksekusi yang paling keras, mengerikan dan rasa sakitnya luar biasa. Penyaliban didahului dengan dicambuk, ditelanjangi, dihina, diludahi, dan diolok-olok. Pada zaman Romawi, seseorang yang biasanya terhukum diharuskan memikul salibnya sendiri ke tempat penyiksaan dan kematiannya. Memikul salib hingga tiang yang panjang terseret-seret di belakangnya sepanjang jalan dan ada yang tiangnya yang panjang kemuka sehingga tidak kena ke tanah. Dengan memikul salibnya itu berarti ia menyetujui hukuman yang dijatuhkan atasnya.
Yesus disalibkan ditempat yang dinamakan Tengkorak. Sungguh kejam hukuman itu dan Yesus disalibkan bersama dua penjahat atau diantara kedua orang penjahat. Yesus diperlakukan sebagai seorang pemberontak dan juga terhitung di antara mereka, malah yang terburuk. Walaupun Yesus tidak melakukan pelanggaran atau kesalahan seperti kedua orang penjahat, tetapi Yesus disalibkan. Ia dicela karena perbuatan baik yang Ia lakukan dan mereka menyalibkan Dia. Yesus tidak bersalah tetapi menerima penyaliban yang paling mengerikan.
Keluarga Kristen diajak untuk memahami bahwa Yesus benar-benar tersalib sekalipun tidak bersalah. Kitab 2 Korintus 5:21 mengatakan; “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”. Yesus menggantikan kita ditempat hukuman yang seharusnya kita jalani. Yesus mati karena dosa kita, kita telah ditebus dengan harga yang mahal dan menjadi milik-Nya. Kitab 1 Petrus 2:24 mengatakan; “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh”. Oleh karena itu yang percaya dan menerima Yesus hendaklah meninggalkan dosa dan hidup dalam kebenaran. Penyaliban Yesus menjadi berita penghiburan bahwa Tuhan sangat engasihi kita dan telah rela berkorban memberi diri-Nya untuk menebus dosa agar kita selamat. Oleh karena itu keluarga Kristen terpanggil untuk siap menderita sekalipun melakukan kebaikan. Terpanggil untuk saling mengasihi dan rela berkorban untuk kebenaran. Terpanggil untuk mengikut Yesus dan siap memikul salib yang bukan hanya sekedar komitmen sesaat tetapi dilakukan sepanjang kehidupan. Injil Lukas 9:23
mengatakan; “Kata-Nya kepada mereka semua; “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku”. Hendaklah kita menghargai penyaliban Yesus atau pengorbanan Yesus dengan mewujudkan hidup yang berkenan kepada Tuhan.
Amin.
Doa: Ya Tuhan, ajarlah dan mampukan kami untuk menghargai pengorbanan Yesus yang tersalib tanpa salah untuk menebus dosa-dosa kami. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin