Bernyanyi untuk Tuhan
Mazmur 7:1
Kita tidak boleh berkata: karena kita percaya kepada Tuhan maka kita tak akan diperhadapkan dengan beban dan persoalan kehidupan. Karena kita seorang yang beriman maka hidup yang dijalani pastilah sesuai harapan dan keinginan kita. Demikian juga yang menjadi pengalaman hidup Daud, sebagaimana tergambar dalam Mazmur ini. Sekalipun Daud seorang yang takut akan Tuhan dan hidup menurut jalan-jalan Tuhan, hidupnya tidak luput dari berbagai tantangan dan ancaman. Seorang yang bernama Kush, dari suku Benyamin membuat hidupnya terancam dan penuh bahaya. Di tengah situasi ini, apa yang dilakukan Daud? Daud datang ke hadirat Tuhan dengan ratapan atau tangisan yang disertai kata-kata dan bernyanyi untuk Tuhan.
Bagaimana dengan sikap kita? Daud menjadi contoh bagi kita. Jangan menjauh dari Tuhan, ketika hidup ini penuh penderitaan dan kesusahan. Jangan lari dari hadapan Tuhan, ketika hidup ini ada banyak masalah dan beban. Apapun realitas kehidupan kita saat sekarang ini, mari tetap datang di hadirat Tuhan dan bernyanyi untuk Tuhan sekalipun nyanyian tesebut merupakan ratapan atau tangisan seperti pengajaran Yesus sendiri tidak pernah menjanjikan hidup tanpa awan gelap, mengarungi samudra tanpa ombak dan gelombang. Justru di hadapan orang banyak, dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari” (Matius 6:34). Bagi Yesus, setiap hari kehidupan manusia takkan luput dari berbagai kesusahan dan masalah kehidupan. Pada kenyataannya, demikianlah perjalanan kehidupan kita di dunia ini. Bukan hanya ada tawa dan kegembiraan, tapi juga ada air mata dan kepedihan. Bukan hanya ada senang dan sukacita, tapi juga ada susah dan dukacita. Amin.
Doa: Ya Tuhan, yang mengetahui segala keberadaan kami, tolonglah kami dalam menjalani kehidupan ini. Mampukanlah kami untuk terus bernyanyi bagi-Mu Tuhan. Amin.