Dikuduskan untuk Melayani Tuhan
Bilangan 8:5-7
Tuhan memerintahkan Musa untuk mengadakan pentahiran kepada orang Lewi sebelum melayani Tuhan dan umat-Nya. Tindakan pentahiran ini dimulai dengan memercikan air penghapus dosa sebagai simbol ritual pembersihan. Penghapusan dosa tidak datang dari diri sendiri tetapi datangnya dari Tuhan.
Kemudian orang lewi harus mencukur seluruh tubuh dan mencuci pakaiannya. Orang Lewi bukanlah orang suci tanpa dosa, mereka juga harus berperan secara aktif untuk mentahirkan diri sendiri. Proses pentahiran melibatkan pemimpin dan yang dipimpin, Musa sebagai abdi Allah dan juga orang Lewi. Di sini dibutuhkan kerjasama yang bak, memberi dan menerima.
Orang percaya telah dikuduskan oleh darah Tuhan Yesus Kristus yang tercurah di bukit Golgota. Kita telah mati dari dosa dan diberikan kehidupan yang baru di dalam Kristus (2 Kor 5:17). Baptisan kudus merupakan tanda dan meterai bahwa kita telah menerima karya selamat Kristus. Sebagai orang yang diselamatkan, kita tidak boleh berlaku pasif, melainkan ikut serta melayani Tuhan. Kitalah, umat kepunyaan Allah sendiri untuk memberitakan perbuatan besar Tuhan mulai dari keluarga, jemaat dan masyarakat.
Keluarga Kristen terpanggil untuk memelihara kekudusan melalui sikap hidup yang saling mengasihi, mengampuni dan menjauhkan diri dari kebencian serta amarah. Setiap anggota keluarga harus terlibat aktif untuk membuka ruang kasih satu terhadap yang lain. Jangan hanya ingin dikasihi, tapi harus mengasihi. Tidak hanya suka menerima tapi harus mau memberi. Belajarlah untuk mengampuni kesalahan dan jangan memicu kemarahan anggota keluarga. Bersikaplah arif dan sabar, sebab tidak satupun dari kita yang luput dari kesalahan dan dosa. Amin.
Doa: Ya Tuhan, kami bersykur atas karya selamat-Mu bagi kami . Ajarilah kami untuk menghargai pengorbanan-Mu dengan hidup di dalam kekudusan. Amin