Teguran Yang Membangun
Amsal 17:10-12
Kehidupan adalah proses belajar secara terus menerus, mungkin kita sedang berada di bawah dan orang lain di atas atau sebaliknya. Keadaan seperti ini tidak perlu ditakuti, tetapi harus disikapi dengan bijak. Sebab belajar dari pengalaman menjadi awal bagi kita untuk melatih diri ditegur dan ditempah, sehingga proses kehidupan kita terus berlanjut. Teguran memang perlu diberikan untuk mencegah keakuan/kesombongan manusia. Karena teguran tersebut justru menolong agar seseorang tidak terus menerus berada pada kesalahan yang sama. Disamping itu juga dengan teguran, maka kita dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan dengan sikap yang lebih beretika dan berhikmat.
Saudara-saudara, setiap orang memang tidak lepas dari keterbatasan yang kadang kala membuat kita melakukan kesalahan, dan pada saat itu ada orang-orang yang memberikan kita nasihat dan teguran yang bertujuan untuk kebaikan kita. Pengamsal mencatat tentang memberikan teguran dan bagaimana orang merespon teguran tersebut. Ada kontras antara orang berpengertian dan orang bebal dalam menerima teguran. Satu hardikan serasa cukup untuk orang yang berpengertian dan memiliki hikmat, namun sebaliknya orang bebal meskipun sudah dipukul seratus kali, tidak ada gunanya. Hal ini hendak menunjukkan bahwa penting untuk merespon nasihat dan teguran yang baik dari orang lain. Selalu sadar bahwa tidak ada hidup yang sempurnah, kita membutuhkan orang lain untuk saling mengingatkan pada saat terjadi penyimpangan. Sebaliknya kita juga dibutuhkan oleh orang lain untuk menolong mereka supaya tidak hidup dalam kesesatan.
Perlu sekali untuk bertindak secara arif dan jangan sekali-kali merendahkan orang lain, melainkan melakukan segala sesuatu tanpa merendahkan tetapi bertindak dengan hati yang tulus sebagai salah satu wujud kasih untuk membangun kedamaian, ketentraman dan ketenangan dalam kehidupan, seperti Roma 15:1-2 berkata “Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yan tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya”. Karena itu marilah sebagai persekutuan keluarga Kristen, kita saling mengingatkan, menegur satu sama lain dalam kasih, dan ketika menerima teguran, terimalah dengan hikmat dan pengertian. Amin.
Doa: Ya Tuhan Yesus, anugerahkan kepada kami hati yang siap ditegur dan mampu menegur orang lain dengan tidak meremehkan orang lain. Berikan hikmat dan pengertian bagi kami untuk membangun kehidupan yang penuh kedamaian melalui teguran-teguran yang didasarkan pada kasih Kristus. Amin.