Kejadian 39:7-9
(7) Selang beberapa waktu isteri tuannya memandang Yusuf dengan berahi, lalu katanya: “Marilah tidur dengan aku.”
(8) Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: “Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku,
(9) bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?”
JAGA INTEGRITAS IMAN HADAPI RAYUAN
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Istri Potifar wanita penggoda agresif terhadap Yusuf. Beruntung Yusuf memiliki integritas iman yang kuat; menjunjung tinggi nilai, moral dan etika, sehingga ia menolak rayuan dan godaan istri Potifar. Yusuf dimampukan untuk setia kepada Tuhan. Secara bijaksana ia berusaha mengingatkan istri tuannya, bahwa memang Potifar telah menyerahkan kuasa kepadanya atas rumah Potifar, tetapi tidak berkuasa atas istri tuannya. “sebab engkau Istrinya.” Pandangan Yusuf itu menegaskan tentang batasan etis hubungan antara ia dengan istri Potifar harus dihormati dan tidak boleh dinodai. Yusuf berpandangan tidur dengan istri orang adalah perzinahan. Yusuf berpegang teguh pada Hukum Taurat; Jangan Berzinah dan Jangan Mengingini Istri Sesama. Karena itu ia mengatakan, “bagaimana mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat bosa terhadap Allah?”
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Sikap penolakan Yusuf terhadap rayuan dan godaan istri Potifar, menunjukkan bahwa Yusuf memiliki sikap iman yang sungguh setia kepada Tuhan Allah. Ia takut melanggar ketetapan dan perintah Tuhan. Sikap Yusuf itu adalah wujud dari pertolongan Tuhan Allah yang hadir dalam Roh-Nya di saat Yusuf harus menghadapi masalah dan harus mengambil keputusan tegas. Tuhanlah yang menjadi sumber pertolongan, yang memberi kekuatan dan hikmat, untuk berani menolak atau berkata tidak terhadap yang jahat.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan.
Kita perlu menyadari bahwa kunci keberhasilan Yusuf mampu menolak godaan, bukan karena kehebatannya sendiri, melainkan paduan antara usaha menjaga integritas iman dan pertolongan Tuhan Allah. Tuhan Allah menolong umat-Nya melalui Roh Kudus (Roh Kebenaran). (lih. Yohanes 15:26) Dan di dalam diri orang percaya diam Roh Kudus. “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1 Kor 3:16)
Sebagai keluarga Kristen, kita percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah sumber pertolongan menghadapi godaan iblis. Saat ini Tuhan Yesus Kristus hadir melalui Roh Kudus. Dengan begitu kita harus merespon kehadiran Roh Kudus dalam hidup kita dengan cara rendah hati, sikap setia berpegang teguh pada firman-Nya. Setia kepada Yesus Kristus adalah modal dasar bagi setiap keluarga Kristen untuk bersikap tegas menghadapi setiap rayuan dan godaan iblis. Rajin beribadah, tekun belajar firman dan setia melakukan firman-Nya adalah cara menguatkan dan mengokohkan integritas iman. Tuhan Yesus Kristus pasti menolong dan memberkati keluarga kita. Amin.
Doa: Ya Tuhan Allah, pernyertaan-Mu yang memungkinkan kami dapat melewati berbagai pencobaan dalam hidup ini. Kami butuhkan pertolongan-Mu, agar boleh mengembangkan kehidupan keluarga Kristen yang sungguh setia kepada-Mu di tengah godaan Iblis. Amin.