Saling Menghargai
2 Korintus 11:22-23
Saudara-saudaraku yang kekasih, mungkin kita pernah mendengar ungkapan “penampilan luar dapat sangat menyesatkan atau belum tentu penampilan luar sama dengan isinya” atau “Sampul buku yang usang belum tentu tidak berharga dibandingkan dengan sampul yang bagus”. Artinya penampilan seseorang bukan hanya dinilai dari perawakannya, gaya pakaiannya dan status sosialnya, tetapi apa yang ada dalam dirinya, yakni kebenaran, kesetiaan, kejujuran dan ketaatannya kepada Tuhan, itulah yang terutama.
Paulus juga menghadapi situasi yang demikian, ia sudah menjelaskan dasar-dasar ajarannya dengan berpatokan pada Firman Tuhan, ia menyampaikan Injil keselamatan dalam Yesus Kristus, tetapi jemaat yang ada di Korintus masih menyangsikan kerasulannya dan pemberitaan Injilnya. Jemaat Korintus masih membanding-bandingkan dirinya dengan
rasul-rasul palsu yang ada di tengah-tengah mereka, sehingga Paulus mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis kepada
mereka, yaitu “Apakah mereka orang Ibrani? Apakah mereka orang Israel? Apakah mereka keturunan Abraham? Apakah
mereka pelayan Kristus?. Pertanyaan yang diajukan ini dijawab juga sendiri oleh Paulus, bahwa ia adalah orang Ibrani, ia orang Israel dan ia keturunan Abraham. Ia adalah pelayan Tuhan yang sesungguhnya.
Rasul Paulus bahkan mempertegas lagi, bahwa ia sudah banyak berjerih lelah dalam pelayanan, ia lebih sering dipenjara karena memberitakan Injil, ia didera dan disesah oleh orang-orang yang tidak mau menerima Injil dan berada dalam situasi sulit bahkan hidupnya berada di ujung maut. Tetapi satu keyakinannya bahwa Tuhan menyertai kepelayanannya, Tuhan tidak pernah meninggalkan dia. Paulus menginginkan bahwa jemaat di Korintus mempunyai sikap saling menghargai satu dengan yang lain.
Keluarga Kristen juga perlu mengembangkan sikap hidup yang saling menghargai, suami dan istri yang saling menghargai, orangtua yang mengasihi anak-anak, anak-anak yang menghormati dan menghargai orangtua. Pelayan khusus yang menghargai setiap jemaat tanpa memandang status sosial, jemaat yang mau membangun kebersamaan satu dengan yang lain, sehingga kepelayaan yang ada mulai kolom, jemaat, wilayah dan sinode terus terbangun dengan baik. Hal itu akan menjadi sebuah kesaksian dan untuk
hormat kemuliaan bagi nama Tuhan. Amin.
Doa: Ya Tuhan, mampukan kami untuk membangun sikap hidup yang saling menghargai satu dengan yang lain, dimanapun kami pergi dan berada setiap hari. Amin.