Mengampuni
Markus 6:19-20
Presiden Nelson Mandela yang pernah dipenjara 27tahun oleh rezim kulit putih, mengatakan kepada rakyatnya bahwa dengan mendendam kita tidak akan bisa memaafkan. Hal ini terjadi tentunya bila kita melihat ke belakang dimana dalam sejarah Afrika Selatan, kaum kulit hitam menghadapi diskriminasi dari kaum kulit putih. Bishop Desmond Tutu, seorang hamba Tuhan yang sangat dihormati dan berintegritas tinggi, pemimpin Komite Kebenaran dan Rekonsiliasi mengatakan “No Future without Forgiveness” (tidak ada masa depan tanpa pengampunan).
Janganlah menjadi sama seperti Herodias yang menaruh dendam terhadap Yohanes Pembaptis bahkan
berupaya untuk membunuh dengan menghalalkan segala cara. Dendam bukanlah cara terbaik menyelesaikan masalah tapi justru hanya akan menambah penyakit dan dosa bagi diri kita sendiri. Yesus tidak pernah mengajarkan orang percaya untuk hidup dalam dendam, tetapi selalu menekankan pada kasih dengan tindakan nyata seperti halnya mengampuni. Ada pepatah dalam bahasa Inggris, He who cannot be angry is a fool, He who does not like anger is a wise (Bodohlah orang yang tidak bisa marah, tetapi bijaksanalah orang yang tidak suka marah). Kalau kita marah, jangan sampai berbuat dosa (Mzm. 4:5).
Sebagai keluarga Kristen hendaklah kita sabar dan tidak mendendam. Sebaliknya, marilah kita bersedia untuk memaafkan sesama dan orang-orang yang membenci kita, seperti yang telah diteladankan Yesus bagi kita (Kol. 3:13). Sikap dan perbuatan yang berkenan kepada Tuhan hendaknya mewarnai kehidupan kita. Amin.
Doa: Tuhan Yesus ampunilah kami atas segala kesalahan kami, jamahlah hati kami dan baharuilah, jangan biarkan dendam, akar kepahitan merusak anugerah-Mu dalam hidup kami yaitu masa depan yang baik. Amin.