Menjadi Garam Hidup yang Baik
Lukas 14:34-35
Garam adalah bumbu dapur yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia setiap hari. Di samping sebagai penyedap rasa dan pengawet pada makanan garam berfungsi juga untuk menjaga keseimbangan cairan, kesehatan tubuh, jantung, hati dan ginjal bahkan bermanfaat untuk kecantikan sesuai takaran yang diperlukan. Tetapi garam dapat juga membahayakan tubuh bila penggunaan secara berlebihan sehingga akibatnya hipertensi.
Tuhan Yesus ketika mengajar orang banyak menggunakan kata garam untuk menjelaskan apa peran orang yang menjadi murid-Nya. Kamu adalah garam dunia, jika garam menjadi tawar dengan apa dia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang (Mat. 5:3) Garam yang tidak lagi punya rasa asin menunjuk pada orang Kristen selaku murid Yesus yang merosot ahlaknya. Meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya memberikan penyedap rasa kepada semua orang yang bergaul dengan dia. Mencegah mereka dari “kebusukan” serta menyegarkan dan “menyedapkan” hidup mereka. Ketika murid Tuhan tidak lagi melaksanakan peran selaku garam yang baik maka mereka dianggap tidak berguna lagi. Garam yang tidak ada rasa asin lagi bahasa latinnya “caput martuum” artinya barang bekas yang tidak ada lagi gunanya untuk ladang maupun pupuk karena itu dibuang saja karena tidak bernilai lagi. Perumpamaan ini menunjuk pada murid Yesus yang tidak lagi memberitakan Injil dan melaksanakan firman Tuhan, harus dikeluarkan dari persekutuan karena tidak berguna lagi tetapi juga supaya tidak menulari orang yang ada di sekitarnya. Karena itu Yesus memperingatkan agar apa yang baru saja Dia sampaikan tidak dianggap angin lalu atau anggap enteng maka mengakhiri pengajaran-Nya ditutup dengan mengatakan siapa mempunyai telinga untuk mendengar apa yang Yesus baru ajarkan.
Selaku orang Kristen lebih khusus lagi sebagai keluarga diingatkan oleh Yesus bahwa kita adalah garam symbol penyedap, pengawet dan dapat dijadikan pupuk untuk menyuburkan tanaman serta menetralkan tanah hendaknya hadir di mana kita hidup dan berkarya supaya menularkan garam yang baik. Artinya hidup yang berkualitas selaku Murid Kristus untuk terus menjadi berkat bagi sesama. Kita hidup tidak untuk diri sendiri, sebab kalau hanya untuk diri sendiri kita tidak beda dengan garam yang tidak ada lagi gunanya. Tuhan memberkati kita untuk terus berfungsi selaku garam dunia. Amin.
Doa: Ya Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus tolong kami agar fungsi garam dunia yang dipercayakan kepada kami tidak menjadi tawar. Sebaliknya juga tidak kelebihan garam sehingga menjadi sombong, angkuh yang meresahkan sesama. Amin.