DARAH YESUS TERTUMPAH UNTUK KEMENANGAN KITA
Ibrani 12:24
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Hidup orang percaya di tengah-tengah dunia berada dalam medan peperangan. Kita bertempur melawan keinginan daging, “Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging, karena keduanya bertentangan, sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.” (Gal. 5:17) Kita berjuang, bertempur melawan tipu muslihat Iblis. Karena itu Rasul Paulus mengatakan kepada orang Kristen agar senantiasa, “Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. (Ef. 6: 11-12)
Darah adalah nyawa kehidupan manusia. “Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya”. (Im. 7:11a) Pertempuran dalam setiap peperangan pasti berakibat pertumpahan darah. “…terjadilah di sana pertumpahan darah yang dahsyat: dua puluh ribu orang tewas. (2 Sam. 18:7) Kendati hidup kita sebagai orang Kristen selalu menghadapi pertempuran, berjuang melawan keinginan daging dan dan tipu muslihat Iblis, namun kasih-Nya sungguh agung dan luar biasa, sebab bukan darah kita yang tertumpah. Tetapi darah-Nya. Dalam Perjanjian Lama dikatakan “… dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa.” (Im. 17:11b) Dalam perjanjian Baru dikatakan, Darah Yesus Kristus yang tertumpah bagi kita. “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.” (1 Ptr. 1:18-19)
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Oleh karena itu, bagi orang Kristen, mengucap syukur adalah kewajiban. Karena hal mengucap syukur bukan dilakukan atas kehendak manusia melainkan kehendak Tuhan. Kita mengucap syukur karena hidup ini adalah anugerah, pengasihan Allah yang telah rela menumpahkan darah-Nya untuk memenangkan pertempuran kita melawan keinginan daging dan tipu muslihat Iblis. Ia telah bangkit melawan kuasa maut. Hal mengucap syukur itu adalah perbuatan atau tindakan sakral. Sebagai sebuah tindakan sakral mau tidak mau kita harus mengucap syukur dengan cara yang berkenan kepada-Nya. Mengucap syukur yang benar adalah menjadikan hidup ini sebagai ibadah kepada-Nya. “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” (Rm. 12:1) Amin.
Doa: Ya Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami. Kami bersyukur atas pengorbanan darah-Mu di Kayu Salib, menggantikan darah nyawa dosa kami dalam pergumulan hidup, sehingga kami boleh meraih kemenangan melawan keinginan daging dan kuasa tipu muslihat Iblis. Kuatkan dan kokohkan keyaninan iman kami ini, agar hidup kami selalu memancarkan syukur dan sukacita atas anugerah-Mu yang menyelamatkan. Amin