Ketaatan Hidup dalam Perjanjian
2 Tawarikh 6:16
Setiap keluarga berharap bahwa anak-anaknya bahkan keturunannya hidup dalam berkat Tuhan. Segala upaya diker-jakan manusia supaya anak-anak bahkan keturunannya memi-liki masa depan yang baik, mulai dari mengumpulkan harta yang dapat diwariskan, sampai membangun sumber daya lewat pendidikan. Sekalipun demikian ada juga kegagalan-kegagalan yang terjadi. Hal ini mengingatkan kita bahwa sehebat apa pun manusia, tetapi berkat dalam kehidupan manusia adalah anugerah dari Tuhan. Itulah sebabnya orang percaya harus senantiasa ingat bahwa hidupnya terikat dalam perjanjian keselamatan dengan Tuhan. Hukum Tuhan dalam Keluaran 20:5 dan Ulangan 5:9 firman Tuhan berkata “Aku adalah Allah yang cemburu yang membalaskan kesalahan Bapa kepada anak-anaknya dan kepada keturunan ketiga dan ke-empat dari orang-orang yang membenci aku.”
Salomo dalam doanya kepada Tuhan, berkomitmen untuk hidup benar demi kelangsungan perjanjian Allah dengan Daud. Pengalaman iman bangsa Israel bahwa karena ketidak setiaan mereka pada Tuhan telah menyebabkan hidup dalam pembuangan, menjadi alasan untuk membangun kembali komitmen kesetiaan pada Tuhan. Dalam doa Salomo, bangsa Israel diingatkan akan konsekuensi dari perjanjian itu. Pada perjanjian itu keberlangsungan pemerintahan Daud diletakkan pada kesetiaan hidup di dalam Tuhan. Pengalaman iman bangsa Israel menggambarkan bahwa karena ketidaktaatan mereka harus hidup dalam pembuangan. Ketidaksetiaan inilah yang mengakhiri pemerintahan keturunan Daud. Doa Salomo mengingatkan umat Tuhan bahwa mereka sesungguhnya terikat oleh janji tetapi Allah menuntut mereka untuk setia sebab Tuhan adalah setia. Ketaatan pada janji memberi jaminan berkat kepada keturunan mereka (band.Mazmur 128). Kesetiaan inilah yang memberi jaminan rancangan Mesianis yang merupakan pokok pengharapan Israel.
Setiap orang percaya sesungguhnya harus hidup takut akan Tuhan. Hidup takut akan Tuhan adalah refleksi dari keyakinan akan kesetiaan Tuhan pada perjanjian-Nya. Kese-tiaan Tuhan telah dinyatakan-Nya dalam diri Yesus Kristus. Lewat salib-Nya kita diberi jaminan akan keselamatan dan hidup kekal. Hidup takut akan Tuhan harusnya dipahami sebagai ungkapan syukur kita, sebab dengan hidup takut akan Tuhan sesungguhnya kita tengah mewariskan kasih karunia Allah kepada keturunana kita. Amin.
Doa: Ya Tuhan Engkau sungguh mengasihi kami, di dalam kasihMu kami beroleh pengampunan. Roh Kudus kiranya terus bekerja dalam hidup kami supaya kami dan keturunan kami tetap hidup dalam kesetiaan dan takut akan Tuhan. Amin.