Jangan Berjanji Palsu
Matius 26:71-72
Petrus menyangkal Yesus Kristus dengan bersumpah. Yesus berkata, “…barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 10:33) Memang, tidak mudah menjaga identitas diri sebagai murid Yesus Kristus di tengah masyarakat majemuk; berbeda agama dan adat istiadat. Dalam konteks pekerjaan, bisnis atau dagang, berorganisasi dan adat istiadat, kita bergaul dengan orang tidak seiman dan tidak beriman. Ketika berada dalam kepentingan yang sama, tidak jarang kita menyaksikan ada saudara seiman berkolusi dan berkolaborasi melakukan korupsi. Korupsi berasal dari kata corrupt (Inggris) artinya jahat, buruk, rusak, menyuap; penyelewengan atau penyalahgunaan uang untuk kepentingan pribadi.
Syarat mengikuti Yesus Kristus adalah menyangkal diri dan memikul salib. (Mat.16:24) Petrus menyangkal dengan bersumpah. “Aku tidak mengenal orang itu” (Yesus Kristus), ketika sendirian berada bersama orang tidak beriman. Kita terkadang seperti Petrus, dalam keadaan terjepit, lebih mudah menyangkal Yesus untuk materi dan menyenangkan daging ketimbang menyangkal diri dan memikul Salib.
Ketika warga gereja dilantik dalam sebuah jabatan di pemerintahan atau bersaksi di pengadilan, atau dalam pemberkatan dan peneguhan nikah mengucapkan janji yang isinya nazar atau kaul atau perkataan ya, jika benar dan tidak, jika salah. Akan tetapi godaan iblis yang menyenangkan daging membuat sebagian warga gereja berjanji palsu. Yesus Kristus mengingatkan kita, “Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, (Matius 5:34). Sebab sumpah palsu menajiskan orang.(Matius 15:19-20)
Sebagai keluarga Kristen, kita dipanggil dan dijadikan orang kudus (Roma1:7), oleh iman kepada Yesus Kristus memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan (Kis. 26:18). Karena itu, “Haruslah kamu dapat membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, antara yang najis dengan yang tidak najis,” (Im. 10:10) supaya kamu memper-sembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Roma 12:1) Amin.
Doa: Ya Bapa Sorgawi, kendati kami dikuduskan oleh darah Yesus Kristus, namun kami mengaku tidak mudah menjadi murid setia yang hidup kudus. Tolonglah ketika menghadapi keadaan sesulit apapun, kami mohon agar tidak berjanji palsu dan menyangkal Engkau tapi berani menyangkal diri dan kuat memikul beban salib. Amin.