Berani Memperkatakan Kebenaran
Markus 6:18
Yohanes Pembaptis sangat tegas dan berani menegur raja Herodes. Menurut hukum taurat Yahudi kitab Imamat 18
tentang perikop kudusnya perkawinan, disebutkan bahwa tidak boleh mengawini istri dari saudara kandung sendiri atau
mengawini kakak/adik ipar, (bdk. Im. 18:16 dan 20:21). Biasanya orang segan menegur kesalahan seorang pejabat
atau orang yang berkedudukan tinggi, selalu saja ada kalimat “rasa bagitu/nda enak” tapi tidak demikian dengan Yohanes
Pembaptis, dia berani menegur walaupun konsekuensi buruk harus diterimanya.
“Tidak halal engkau mengambil istri saudaramu” teguran ini benar, bagaikan menyayat hati Herodes, sehingga ia berinisiatif menangkap Yohanes. Yohanes menyebut bahwa tindakan Herodes dan Herodias adalah sesuatu yang haram.
Seperti bunyi kitab Amsal 27:25; “Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.” Menjadi
orang Kristen harus berani memperkatakan kebenaran tanpa melihat siapapun dia, kebenaran harus disampaikan.
Melakukan dosa memang nampaknya menyenangkan namun akan membawa akibat yang mengerikan, (Rm. 6:23
“Upah dosa adalah maut”). Dosa selalu merugikan kehidupan manusia, tetapi terkadang “kemasan” yang menarik membuat umat Tuhan menjadi kurang waspada, maka selalu mawasdiri terhadap pikatan dosa, dan jangan pernah
menghambakan diri padanya. Sekali saja kita berkompromi dengan dosa maka itu akan memancing dosa-dosa yang lain.
Sebagai keluarga Kristen, marilah kita saling mengingatkan untuk tidak berkompromi dengan dosa. Berbuatlah yang baik serta perkatakanlah kebenaran dan hiduplah dalam pertobatan. Amin.
Doa: Tuhan Yesus mampukanlah kami menjadi orang Kristen yang tidak berkompromi dengan dosa tetapi berani
memperkatakan kebenaran dan selalu hidup dalam pertobatan. Amin